Pertanyaan besar para ilmuwan masih berotasi dalam perdebatan panjang tentang nasib planet Bumi dikaitkan dengan tabarakan asteroid. Banyak di antara para peneliti ruang angkasa mengacu kepada kepunahan kehidupan di planet Mars akibat dihancurkan oleh tumbukan asteroid raksasa.
Menurut kesepakatan pendapat para ilmuwan, sebuah asteroid besar pernah menyerang planet Mars jutaan tahun lalu sehingga menyebabkan permukaan Planet Merah tersebut meleleh hampir setengahnya.
Dikutip dari tulisa di laman situs “ScientificAmerican,” para peneliti melakukan studi yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat fitur aneh di planet Mars.
Fitur bernama dikotomi tersebut merupakan penurunan dramatis dalam elevasi permukaan dan ketebalan kerak yang terjadi di dekat Mars.
Fitur dikotomi pada Mars ditemukan pertama kali pada empat puluh lima tahun lalu ketika Marinir 9 NASA membuat peta rinci pertama permukaan Mars.
Penurunan ketebalan kerak secara drastis yang dialami Planet Merah diduga kuat disebabkan oleh serangan asteroid yang terjadi di kutub utara planet tersebut.
Dalam penelitiannya, para astronom di Swiss Federal Institute of Technology menggunakan sebuah model komputer 3D untuk mensimulasikan efek dari dampak asteroid di Mars empat setengah miliar tahun lalu.
Mereka juga mengkaji kemungkinan tentang serangan asteroid di bagian kutub selatan Planet Merah.
Tabrakan asteroid sejauh empat ribu km diperkirakan menyebabkan kerak Mars terbentuk menjadi dua zona yang berbeda, yakni lebih tebal di belahan Bumi selatan dan tipis di utara.
Prediksi ini memberikan bukti kuat bahwa dampak kutub selatan adalah penyebab dikotomi.
Simulasi tersebut juga memprediksi bahwa begitu banyak dampak dihasilkan dari serangan asteroid yang menyebabkan sebagian besar wilayah kerak Mars meleleh dan membentuk “magma laut” di wilayah selatan Mars.
Percobaan tersebut meramalkan batuan cair di Mars kemudian didinginkan lalu dipadatkan sehingga membuat kerak tebal di bagian atas planet itu.
Dampak terjangan asteroid itu juga turut membentuk sebagian gunung berapi di planet Mars. Hantaman asteroid juga menyebabkan lintang utara Mars mengandung relatif sedikit gunung berapi, dibandingkan dengan lintang selatan planet tersebut.
Sebelumnya, Bumi di awal terbentuknya juga pernah dihantam asteroid berukuran berdiameter empat puluh kilometer.
Pada waktu itu, hantaman asteroid dipercaya memberikan bedampak signifikan terhadap kelangsungan hidup hewan purbakala, yakni kepunahan dinosaurus.
Dua bulan lalu sebuah asteroid berukuran besar besar dengan kode nama 2004 BL86 diberitakan melewati Bumi Batu luar angkasa tersebut berukuran raksasa atau sebesar gunung yang berada di posisi terdekatnya dengan Bumi.
Dilansir “Dailystar,” pada wakti itu batu luar angkasa seukuran gunung hampir menyerempet atau “near miss” dengan Bumi.
Benda luar angkasa ini berada di posisi terdekatnya dengan Bumi pada 26 Januari 2015.
Astronom yang mengamati asteroid tersebut bisa melihat laju 2004 BL86 pada kecepatan tiga puluh dua ribu mph. NASA, badan antariksa Amerika Serikat memperlihatkan seberapa dekat asteroid tersebut dengan Bumi dalam sebuah video.
Don Yeomans, Near Earth Object Program Office di NASA mengatakan, pada Senin atau 26 Januari terdapat asteroid yang mendekati Bumi dan akan kembali pada 200 tahun kemudian.
“Meskipun tidak ada ancaman untuk Bumi di masa mendatang, itu adalah pendekatan yang relatif dekat oleh asteroid besar. Sehingga, memberikan kita kesempatan yang unik untuk mengamati dan mempelajari lebih lanjut,” jelas Yeomans.
Kode nama 2004 BL86 diambil dari tahun di mana asteroid tersebut ditemukan. Ditemukan sebelas tahun lalu, asteroid besar ini diestimasi memiliki enam kali lipat ukuran sepakbola.
Meskipun asteroid ini mendekati Bumi tanpa bahaya apapun, para ahli memperingatkan ancaman dari asteroid sangat nyata.
Ilmuwan percaya bahwa ada jutaan batuan luar angkasa di sistem tata surya dan peneliti baru melacak sekira sepuluh ribu asteroid.
sumber : scientific american dan daily star