close
Nuganomics

Harga Global Dorong Emas Antam

Setelah selama dua hari di pekan ketiga Oktober ini terhempas, hari ini, Rabu, 21 Oktober 2015, harga jual emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk atau Antam kembali ke jalurnya, mengikuti tren emas global, dan bergerak naik sebesar Rp 2.000 per gram.

Dengan kenaikan ini maka harga jual emas Antam berada di posisi Rp 565.000 per gram setelah pada Senin dan Selasa meluncurkan ke bawah sebesar Rp 6.000 per gram

Tak hanya itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga naik lebih tinggi, Rp 4.000 menjadi Rp 508 ribu per gram.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 508 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Akan tetapi, hingga pukul menjelang siang, emas ukuran 100 gram sudah habis terjual, sedangkan pecahan lainnya masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Di pasar global harga emas yang ditutup naik pada perdagangan Selasa kemarin, belum memberi keuntungannya untuk menutupi penurunan dua hari sebelumnya, saat mengalami penurunan terburuk dalam.

Dikutip dari Marketwatch, Rabu, 21 Oktober 2015, emasb pengiriman Desember naik tipis ke level US$ 1.177,5 per ounce pada perdagangan di Comex.

Hari Senin kemarin harga emas Comex jatuh hampir satu persen.

Harga emas pada perdagangan Selasa dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar dolar.

“Akan tetap terlihat bagaimana aset ini akan bergerak baik selama dan setelah tekanan bank sentral Eropa pada Kamis,” tutur analis teknik dari Forex.com, Fawad Razaqzada.

“Skenario ini bisa jadi kabar baik untuk saham dan juga dolar,” imbuhnya

Emas tengah menikmati masa-masa keuntungan di balik penundanaan rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, the Federal Reserve. Inflasi yang rendah sejauh ini, telah membaut beberapa bank sentrak di Amerika Serikat enggan menaiikkan suku bunga

Di sisi lain, harga logam lainnya mengalami penurunan dalam dua sesi perdagangan.
“Setelah lompat sekitar sejak awal bulan, harga emas tergelincir,” kata Jameel Ahmad, chief market analyst di FXTM.

“Meski emas telah membuat keuntungan yang cukup besar pada Oktober, saya tetap yakin logam ini berpotensi untuk terus bergerak naik sebelum akhir tahun,” tuturnya.

Penguatan harga emas di New York ini juga adanya dukungan meningkatnya ekspektasi bahwa kebijakan akomodasi moneter akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Logam emas tetap mendapat tawaran baik.

Harga emas naik tipis Selasa karena investor menunggu sinyal lebih lanjut dari pertumbuhan ekonomi AS yang akan menentukan waktu kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Naiknya harga emas pada sesi sebelumnya ketika data pinjaman yang solid telah membantu euro bergerak rebound terhadap dolar menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa minggu ini, yang diharapkan dapat memperjelas prospek kebijakan moneter.

ECB akan menjadi perhatian pasar berikutnya dengan diperkirakan akan terus terus stabil melakukan kebijakan moneter dan menegaskan bahwa langkah-langkah tambahan kebijakan moneter kemungkinan akan diambil jika diperlukan.

Euro menguat oleh pernyataan dari anggota ECB Governing Council, Christian Noyer yang mengatakan bahwa tidak ada penyesuaian yang diperlukan dalam program pelonggaran kuantitatif.

Dewan gubernur ECB akan melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter pada hari Kamis di Malta.

Pasar mengharapkan pernyataan dovish dengan menyoroti kesediaan untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan inflasi dengan beberapa penyesuaian konkret untuk program pembelian aset.

Logam emas juga didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melakukan kenaikan suku bunga AS pada ke tahun depan.

Spekulasi yang beredar adalah Quantitative Easing tetapi dengan melihat upaya QE Jepang yang terlihat masih belum berdaya untuk melakukan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target maka potensi ‘QE4’ di AS sedang menjadi perhatian pasar yang dikarenakan pertumbuhan ekonomi sedang tertahan disertai dengan tekanan negatif pada harga yang dapat dikatakan dengan “resesi deflasi”.