Pokemon Go bakal diunduh seratus juta kali di iOS dan Android dalam kurun waktu dua bulan pasca diluncurkan resmi?
“Ya,” tulis laman situsi Techcrunch, Rabu, 27 Juli 2016 menjawab pertanyaan besar tentang eksistensi gamer paling “ngetop” itu.
“Perkiraan itu terhitung masuk akal,” lanjut “techcrunch.”
Penyebabnya, diakhir pekan lalu Pokemon Go sudah diunduh lima puluh juta kali pada platform Android melalui Google Play Store.
Angka itu diraup dalam sembilan belas hari setelah peluncuran resminya di beberapa negara.
Tentu penetrasi Pokemon Go sudah lebih dari angka itu.
Pasalnya, jumlah tersebut belum ditambah dengan pengunduh iOS dan basis pengguna di negara-negara non resmi seperti Indonesia.
Sensor Tower sebuh aplikasi yang memprediksi besarnya unduhan Pokemon Go itu tak salah lagi dalam perkiraannya.
Alasan utamanya, Pokemon Go disebut menciptakan budaya modern baru.
Game berbasis augmented-reality dan global positioning system tersebut mampu mendorong netizen untuk bergerak ke sana ke mari demi memburu monster-monster liar.
Sebagai gambaran, aplikasi kencan Tinder yang populer di kawasan AS dan Eropa sudah mencapai angka unduhan seratus juta kali per Januari tahun ini
Namun perlu diingat bahwa aplikasi itu sudah dirilis sejak empat tahun lalu.
Mengumpulkan seratus juta unduhan dalam waktu dua bulan tentu bukan hal mudah.
Keyakinan Sensor Tower pada Pokemon Go didasarkan pada keunikan game tersebut.
Sensor Tower mengidentifikasikan Pokemon Go bukan sebagai aplikasi game semata, namun lebih ke aplikasi pengalaman sosial.
Fakta lain yang menarik adalah Pokemon Go mampu menarik popularitas Ingress yang merupakan game berbasis GPS dan AR pertama buatan Niantic Labs.
Saat ini, Ingress masuk ke jajaran top 10 pada App Store Jepang untuk pertama kalinya sejak dibuat empat tahun silamlalu.
Ingress dan Pokemon Go sama-sama digarap oleh Niantic Labs. Pendiri Niantic Labs, John Hanke, punya hasrat tinggi pada game berbasis GPS.
Ia menghabiskan waktu dua puluh tahun hingga akhirnya merealisasikan Pokemon Go
Kasus kepopuleran Pokemon Go sebagai game level level tinggi menjadikan akunnya diperjul belikan.
Akun yang dijual itu biasanya memiliki Pokemon langka, mendapatkan medali-medali tertentu atau sekadar memiliki level tinggi.
Pembelinya tentu saja para pemain yang malas menaikkan levelnya. Pokemon Go memang menuntut pemainnya untuk aktif, misalnya berjalan kaki sejauh dua kilometer hingga sepuluh kilometer demi menetaskan telur atau menangkap monster.
Seiring menangkap dan menetaskan Pokemon, pemain akan mendapatkan Experience Point yang berguna untuk menaikkan level.
Jika level ini makin tinggi, maka potensi menemukan Pokemon langka untuk ditangkap pun ikut naik.
Ketika level tinggi, maka seperti ditulis laman situs Wired, akunnya pun bisa dijual dengan harga yang mahal.
Setidaknya, investasi yang dilakukan penjual untuk meningkatkan level itu akan terbayar.
Daftar akun-akun Pokemon Go yang dijual ini sekarang sudah mulai muncul di berbagai situs atau media sosial, antara lain adalah Craiglist, PlayerUp, dan Facebook.
Harganya pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah untuk yang berlevel tinggi dan memiliki pokemon langka.
Di sisi lain, Niantic, perusahaan pengembang game tersebut, tak tinggal diam. Mereka menentang model penjualan akun seperti ini dan mengirimkan permintaan untuk menghapus tawaran penjualan akun di berbagai situs serta media sosial.
Tawaran penjualan akun Pokemon Go yang ada di Craiglist dan Facebook pun tak berumur panjang. Khususnya di Craiglist, setiap tawaran akun yang baru masuk akan dihapus dalam hitungan menit.
Sementara itu, PlayerUp, yang merupakan situs khusus jual beli akun game, terlihat masih memiliki tawaran akun Pokemon Go.
Tawaran ini pun diprediksi akan semakin melonjak seiring dengan berbagai pembaruan yang dilakukan pada game tersebut.
“Baru kali ini saya melihat game yang baru di tahap awal tetapi sudah mendapatkan perhatian sangat besar,” komentar CEO PlayerUp, Eric Schweitzer.