Laman media terkenal Inggris “daily mail,” kembali menulis kabar gembira yang “menggelikan,” berupa “kondom cerdas” yang diciptakan para ilmuwan.
Manurut tulisan di “mail,” hari ini, kondom itu dapat menilai kinerja seksual seorang pria, juga dapat melacak penyakit menular seksual.
i-Con Smart Condom diumumkan ke khalayak sebagai bentuk terbaru wearable technolgoy di pasar yang terus berkembang.
Memberikan angka-angka statistik seperti durasi, kecepatan dan ukuran lilitan, para pria dapat mengukur kecakapan seksual mereka.
Alat tersebut pun mencatat jumlah kalori yang terbakar, posisi-posis berbeda serta dapat mendeteksi penyakit chlamydia dan sifilis.
Semua informasi itu dapat dijaga kerahasiaannya. Kendati begitu, pengguna pun memiliki opsi untuk berbagi data terbaru dengan teman-teman atau dunia.
Sama dengan alat-alat pemonitor kesehatan lain, alat ini menggunkan teknologi nano-chip dan bluetooth untuk menindahkan datanya ke apps di ponsel pintar.
Produk ini bakal dirilis akhir tahun ini.
Cincin yang dilengkapi garansi satu tahun dipakai di dasar kondom.
Ukurannya dapat disesuaikan dan dapat digunakan beberapa kali.
Alat itu memiliki micro USB port sehingga dapat di-charge.
Setiap pengisian energi berlangsung sekitar enam hingga delapan jam.
British Condom yang telah memproduksi kondom dan produk-produk lain sejak 1999 mengungkapkan tahun lalu bahwa mereka sedang mengembangkan produk unik.
Adam Leverson, insinyur kepala di i-Con project mengatakan,”Kami tak hanya berinovasi dengan cincin kondom cerdas pertama yang mengukur setiap aspek kegiatan di tempat tidur, kami senang untuk mengonfirmasi bahwa cincin itu juga punya indikator built-in di dalamnya yang memberi tahu penggunanya akan keberadaan penyakit menular seksual.”
Aaron Slater, juru bicara Britsh Condom berbasis di Nottingham mengatakan,”Kami tahu kami di puncak penciptaan sesuatu istimewa dengan i-Con dan memberi arti baru terhadap wearable tech.”
“Mengadvokasi seks aman, kami ingin sesuatu yang lebih dan tambahan indikator penyakit menular seksual bisa melakukan itu,” katanya.
i-Con saat ini ada di tahap akhir pengujian sebelum dirilis akhir tahun ini.
Mereka yang sudah melakukan pra registrasi akan mendapatkan informasi terbaru dan ditawarkan kesempatan membeli sebelum produk diluncurkan ke tengah masyarakat.
Ya, supaya Anda tahu, kondom moderen sudah ada sekitar seratus lima puluh tahun.
Alat yang belum disetujui FDA itu, memakai film dengan polyurethane yang telahdisetujui badan obat dan makanan di AS.
Alat itu mirip plester yang ditaruh di ujung penis seperti yang biasa dilakukan ketika memakai plester penyembuh luka di kulit.
Itu artinya, bakal ada banyak kulit sensitif yang terbuka. Hal itu juga berarti si pria bakal merasakan semua sensasi dan kesenangan dari seks yang sedang dilakukan.
Alat itu juga memiliki lubang kecil di lapisan pertama plastik yang menangkap semen dan menjaganya agar tidak bocor.
Kelihatannya menjanjikan, tetapi apakah itu akan berguna untuk seks yang aman?
“Tanpa benar-benar melihat mekanismenya, sulit menyebut alat kontrasepsi itu bekerja dengan baik,” ujar Patti Britton, PhD, ahli seksologi klinis dan pendidik seksualitas.
“Apakah ada kebocoran? Itulah yang kami khawatirkan, apakah ada kebocoran cairan yang dapat menyebabkan kehamilan, penyakit menular seksual atau penularan HIV,” katanya.
Tetapi jika memang bekerja seperti yang digambarkan, Britton mengatakan alat kontrasepsi itu berdisain cerdas. “Alat itu merekat sendiri, jadi secara teoritis produk ini lebih aman,” lanjutnya.
Kendati menjanjikan, harganya mahal. Juga tampaknya alat itu seperti alat kesehatan.
Menurut Britton, sulit juga menyebut dari ilustrasi bahwa alat itu menutupi frenulum, bagian paling lembut dari penis.
Kondom jenis lama toh masih dapat diandalkan, karena murah dan efektif 98 mencegah kehamilan ketika digunakan dengan benar.
“Ditambah lagi, kondom juga dapat memberikan seks yang menyenangkan sepanjang si pria membeli kondom yang pas ukurannya, ” sebut Melissa White, pendiri dan CEO Lucky Bloke, salah satu merek kondom.
Memakai kondom sepintas terlihat sederhana, tapi nyatanya banyak orang yang masih salah melakukannya.
Padahal, penggunaan kondom yang benar bisa menghindari infeksi menular seksual dan juga kehamilan tak direncanakan.
Peneliti dari Universitas Indiana menganalisa lima puluh studi mengenai penggunaan kondom.
Hasilnya, mayoritas pria masih salah memakai alat kontrasepsi berbahan lateks ini.
Banyak orang mengaku baru menggunakan kondom setelah penetrasi dilakukan.
Kebiasaan ini sebenarnya kurang efektif dalam mencegah IMS.
Ada juga yang melaporkan mereka melepaskan kondom sebelum penetrasi komplit.
Selain itu ada yang mengaku membuka golongan kondom sebelum memakainya. Hal itu sebenarnya bisa menyebabkan risiko kondom sobek atau bocor.
Tidak menyisakan ruang di ujung kondom untuk tempat cairan sperma juga menjadi kesalahan yang paling banyak dilakukan.
Selain itu, cukup banyak pengguna kondom yang tidak melepaskan udara dari bagian ujung kondom sebelum memakainya.
Ketika membuka kondom dari kemasan, tidak memeriksa kondisi kondom sebelum dipakai.
Beberapa hal yang harus dicek antara lain tanggal kadaluarsa dan saat membuka gulungan melihat ada tidaknya sobekan atau bocor.