Site icon nuga.co

“Boxing Day” Hari Sibuk Premier League

“Siapa yang membenci “boxing day?” tulis “Daily Mail” dengan kalimat tanya. Di alinea yang sama, “Daily Mail” menjawabnya,” Tidak ada orang di Inggris yang membencinya. Semuanya merindukannya.”

“Boxing day” dirindukan? “ Ya,” kata Juan Mata, gelandang Manchester United yang sebelumnya datang dari Spanyol dan bermain di Chelsea.

Awalnya Juan Mata memang merasa aneh ketika ia harus melakukan perjalanan untuk berlaga di hari-hari liburan natal. “Tapi tidak sesudahnya,” kata Mata tentang laga paling sibuk di Premier League pada pekan natal.

Sebelum datang ke Inggris, Juan Mata mengakui bahwa dirinya kerap menikmati Natal dengan santai. Sekarang dia harus menghadapi kenyataan bahwa Natal adalah periode di mana dia harus keras-kerasnya bekerja.

Sementara beberapa pemain dari liga lain mulai berlibur dan pergi jauh dari kepenatan untuk sementara waktu, Mata dan pemain-pemain Premier League lainnya harus bertarung di Boxing Day. Satu hari setelah Hari Natal, kaki-kaki mereka sudah harus berlari di atas lapangan.

“Natal sudah tiba. Sejak saya kecil, saya selalu suka saat-saat seperti ini tiap tahun… Dan saya masih menyukainya sampai saat ini,” tulis Mata di blog pribadinya.

“Meski, cara saya merayakan Natal menjadi sedikit berbeda sejak hari pertama saya tiba di Inggris.”

Mata datang ke Inggris pada 2011 dan sejak saat itu harus membiasakan diri bekerja sehari setelah Natal.

Bertanding pada Boxing Day sendiri sudah menjadi tradisi dan kultur di Britania Raya dan tidak hanya sepakbola saja yang mengalaminya, tetapi juga olahraga lain seperti rugby.

“Kita semua tahu, tidak ada jeda di Premier League –malah ini adalah bulan paling sibuk di tiap musim.”

“Jadi, ini adalah periode yang amat penting setiap musimnya, di mana Anda bisa meraup –atau kehilangan– banyak poin hanya dalam beberapa hari.”

Itulah ilustrasi dari Premier League yang diingat dengan manis oleh Mata.

Periode itu adalah saat yang paling dicari supporter klub. Pada masa di mana musim sedang padat-padatnya itulah para penggemar melihat-lihat siapa yang akan jadi lawan tim mereka.

Jika banyak liga-liga lain di Eropa libur pada periode Natal dan tahun baru, Premier League justru sedang sibuk-sibuknya. Satu hari setelah Natal, atau yang biasa disebut dengan Boxing Day, tim-tim di seluruh Inggris akan masuk stadion untuk bertanding. Gilanya, mereka bisa bertanding dua kali dalam tiga hari.

Para penggemar tahu, periode tersebut adalah periode yang krusial. Terpeleset pada periode tersebut bisa berakibat tidak enak pada kelanjutan musim. Sebaliknya, meraup poin penuh dari satu laga ke laga lainnya di periode tersebut bisa membantu perjalanan tim.

“Seberat apa pun, saya pikir anak-anak cukup percaya diri dan mereka merasa mampu untuk melakukannya,” ujar manajer West Ham, Sam Allardyce, di Daily Mail mengenai laga-laga Natal dan pergantian tahun.

West Ham yang saat ini ada di posisi keempat klasemen akan menghadapi jadwal yang relatif berat: menghadapi Chelsea pada 26 Desmber dan Arsenal pada 28 Desember.

“Faktanya, pekan ini kami bermain pada hari Jumat dan Minggu,” ucap Juan Mata yang timnya, Manchester United, bertanding melawan Newcastle United pada 26 Desember dan Tottenham Hotspur pada 28 Desember.

Buat para pemain asing seperti Mata, Boxing Day dan periode sibuk pada Natal dan tahun baru bisa jadi sesuatu yang asing atau terkadang menyebalkan. Meski, Mata sendiri mengakui bahwa dia bisa menerima itu dan mengatakan atmosfer di stadion-stadion justru meriah pada saat itu.

Manajer United, Louis van Gaal, yang juga berasal dari luar Inggris, juga sempat menyuarakan keheranannya. Dia menyebut, seharusnya pada masa-masa menjelang tahun di tutup seperti saat ini, pemain dan pelatih berkumpul dengan keluarga mereka. Namun, Van Gaal juga mengakui, dia harus bisa beradaptasi dengan hal tersebut.

api, kritik terkait tidak adanya masa istirahat menjelang tahun berganti ini juga pernah disuarakan oleh Sir Alex Ferguson yang orang Skotlandia yang jelas-jelas lebih paham dan lekat dengan kebiasaan tersebut.

Sejak lama, Ferguson sudah meminta Premier League menerapkan winter break atau jeda musim dingin, sama seperti liga-liga besar Eropa lainnya, untuk memberikan masa istirahat kepada para pemain.

“Ini bukan cuma untuk memberikan mereka masa istirahat, tetapi juga untuk memulihkan cedera yang membekap mereka,” ucap Ferguson beberapa tahun silam.

“Masa istirahat akan membuat mental orang-orang segar kembali, termasuk untuk staf pelatih saya juga, mereka bisa mengambil manfaat dari masa jeda juga.”

Toh, nyatanya, sampai saat ini tradisi bermain sehari setelah Natal dan di sekitar pergantian tahun tetap berlangsung. Tradisi tersebut sudah kepalang mengental dan tak bisa diganggu gugat.

Menariknya, laga-laga Boxing Day dan akhir tahun selalu ramai. Ini berkenaan dengan tradisi Boxing Day di mana pertandingan selalu dihelat antara para rival lokal atau tim yang jarak kotanya berdekatan –supaya tiap tim dan penggemarnya tidak perlu bepergian terlalu jauh.

Exit mobile version