Penyerang Chelsea, Olivier Giroud, menilai manajemen telah membuat keputusan tepat setelah menunjuk Frank Lampard sebagai manajer anyar.
Lampard menggantikan posisi Maurizio Sarri yang memutuskan kembali ke Italia untuk melatih Juventus. Legenda The Blues itu teken kontrak selama tiga tahun hingga tiga musim mendatang.
Lampard sudah menukangi Chelsea dalam dua pertandingan pramusim di Irlandia.
“Saya menyukai energi dan hasratnya untuk terus berkembang dan menang. Kami telah berlatih sangat keras dengan intensitas tinggi,” ujar Giroud saat diwawancara Radio 5 Live Sports Extra.
“Saya pikir dia [Lampard] adalah orang yang tepat. Dia pada dasarnya adalah legenda Chelsea.”
Giroud mengaku seluruh pemain Chelsea yakin dengan kualitas yang dimiliki Lampard. Penyerang asal Prancis itu pun melihat sanksi larangan mendatangkan pemain baru selama satu musim bakal berdampak bagus untuk para pemain muda.
Chelsea masih mengajukan banding terkait sanksi embargo transfer dari FIFA ini ke Badan Arbitrase
“Kami semua percaya dengan kualitasnya untuk membuat tim ini lebih baik dan adanya sanksi transfer pemain jadi kesempatan bagus untuk pemain muda memperlihatkan apa yang mereka bisa lakukan,” kata Giroud.
Lampard sendiri tergolong muka baru di dunia kepelatihan karena baru mulai melatih tim tahun lalu. Namun begitu, pria berusia 41 itu sudah menunjukkan punya kualitas mumpuni sebagai peracik taktik.
Lampard hampir saja membawa Derby County promosi ke Liga Primer Inggris. Namun, di final play-off kompetisi kasta kedua Inggris, tim asuhannya harus mengakui keunggulan Aston Villa.
Aston Villa pun berhak promosi ke Liga Primer Inggris menemani Norwich City dan Sheffield United
Frank Lampard kembali ke Chelsea. bukan sekadar nostalgia
Yang dibutuhkan pendukung Chelsea, namun prestasi klub yang dinanti dan akan menjadi tekanan tersendiri bagi mantan gelandang The Blues itu.
Lampard adalah legenda. Kapten yang mendapat julukan Super Lamps itu telah mengukir sejarah 13 musim dan bermain sebanyak 648 kali dengan kontribusi 211 gol di Chelsea.
Setelah hengkang dari Stamford Bridge pada 2014, Lampard kini kembali. Tidak lagi menggalang lini tengah, tetapi menjadi juru latih dan memegang penuh kendali tim.
Pemilihan Lampard menjadi pengganti Maurizio Sarri merupakan perjudian bagi Chelsea. Lampard baru satu musim menjadi manajer, menukangi Derby County di divisi Championship.
Derby finis sebagai penghuni peringkat keenam dan berhak bersaing di babak play-off dalam perebutan tiket promosi ke Liga Primer. Namun The Rams gagal kembali ke divisi teratas liga sepak bola Inggris setelah kalah dari Aston Villa.
Reputasi Lampard sebagai pelatih memang masih belum dapat dibuktikan. Berbeda tentunya jika dibandingkan dengan kemampuan Lampard menjadi motor tim di lini tengah lapangan.
Jika dibandingkan dengan pendahulu-pendahulunya di era kepemilikan Roman Abramovich, seperti Sarri, Antonio Conte, Jose Mourinho, Rafael Benitez, Carlo Ancelotti, atau Claudio Ranieri, Lampard adalah pendatang baru.
Di era Abramovich, Lampard tercatat sebagai mantan pemain kedua Chelsea yang dipercaya menjadi manajer setelah Roberto di Matteo.
Kembali ke Chelsea, Lampard dihadapi pada kenyataan kekuatan skuat yang medioker lantaran larangan pembelian pemain terkait pelanggaran pemain
Setelah ditinggal Eden Hazard, Chelsea masih memiliki Kepa Arrizabalaga, Jorginho, N’Golo Kante, Oliver Giroud, dan Cesar Azpilicueta. Selain itu masih ada pemain muda seperti Ruben Loftus-Cheek, Callum Hudson-Odoi, serta Christian Pulisic yang baru didatangkan dari Borussia Dortmund.
Tanpa sosok mencuat, Lampard justru memiliki kesempatan besar untuk memoles tim sesuai keinginannya tanpa ada gangguan dari bintang yang haus perhatian atau ingin diperlakukan secara spesial.
Skuat ‘ala kadarnya’ yang dimiliki Chelsea juga bisa menjadi keuntungan bagi Lampard karena bisa meredam ambisi sang pemilik untuk meraih gelar demi gelar, meski tentunya haram jika Chelsea berada di papan bawah Liga Inggris.
Dengan komposisi tim yang ada, Lampard sekiranya tak perlu lagi melego pemain lain. Kedalaman skuat Chelsea yang tanpa bintang harus dijaga untuk mengarungi empat ajang berbeda, Liga Inggris, Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga.
Tiga pertandingan pertama Chelsea pada musim 2019/2020 akan menghadirkan ujian berat bagi Lampard karena tim asal Lodon itu akan bertemu Manchester United di Liga Primer Inggris, dan Liverpool di Piala Super UEFA.
Lampard bisa saja kesulitan bersaing di masa kepelatihan seperti Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United, atau meraih gelar namun dipecat seperti Di Matteo.
Namun kans mengikuti Zinedine Zidane atau Pep Guardiola yang sukses di klub lamanya ketika menjadi pemain juga terbuka.