* Manchester City 2 – Liverpool 2
MANCHESTER CITY “memuluskan” jalan “The Red Devils” menjuarai Premier League setelah dalam pertandingan kandangnya di Etihad Stadion, Minggu malam, membiarkan Liverpool mencuri dua angka, skor 2-2 dan menjadikan klub sekotanya itu, MU, berkibar di puncak klasemen sementara dengan selisih angka yang terus menjuah, sembilan.
Sehari sebelumnya, “Setan Merah” Manchester United, dengan “berkeringat” berhasil menjinakkan Fulham 1-0 dalam laga tandangnya di Craven Cottage. Laga tandang, yang seperti dikatakan sang “arsitek” gaek Fergie kepada MUTV usai pertandingan, sangat menguras emosi.
“Kami bukan menghadapi Fulham, tapi menghadapi kejenuhan. Sangat sulit. Ini pertandingan yang tidak biasanya. Kami drop hampir disemua line. Kelelahan,” kata Alex Ferguson. Kemenengan itu, bagi Wayne Ronney yang mencetak gol satu-satunya MU di menit ke-78 ke gawang klub berjulukan “The Cottager,” merupakan penantian yang panjang, dan menjauhkan jarak klub Old Trafford itu dengan City menjadi sepuluh angka.
“Citizien” yang perburuan angka untuk mendekatkan jarak dengan klub tetangga satu kotanya itu gagal menggapai angka maksimal setelah ditahan imbang Liverpool. Pertandingan yang disebut Mmanio Mancini sebagai kecambah yang tak bisa tumbuh subur. City dua hari sebelumnya juga gagal mendapatkan angka penuh di laga tandangnya melawan tim di dasar klasemen, Southampton.
Dua kali seri dan kehilangan empat angka membuat Mancini, sang pelatih City, frustrasi dan menyemburkan ocehan yang sulit diterjemahkan secara akal sehat. Ia menuduh wasit Anthony Taylor yang memimpin laga mereka dengan Liverpool curang. “Gol pertama Liverpool tidak sah. Wasit rabun dalam mensahkan gol Sturridge,” katanya berdalih dengan resah usai pertandingan.
Tidak hanya “Mancio,” sang pelatih di sapa yang resah, kiper Joe Hart juga tak mampu menyembunyikan kegelisahannya. “Dua pertandingan yang menguntungkan di pekan ini kandas. Kami berada di jalan yang sulit. Jalan yang mampat dari kemenangan, dan harapan untuk terpelesetnya MU. Dua-duanya tak menghampiri kami. Mandul,” kata kiper utama “The Citizein” tentang pertandingannya melawan Southampton dan Liverpool.
Mancini dengan jujur mengatakan, sangat kehilangan dengan Mario Balotelli. “Kalau dia masih disini pemain bandel itu bisa menyelesaikan setengah masalah kami. Dia memang starter dalam laga-laga krusial,” kata mantan pelatih Inter Milan yang pekan lalu memutuskan persetujuannya atas hengkangnya Balotelli ke AC Milan.
Hasil 2-2 laga City melawan Liverpool di Etihad, menurut “BBC Sport” merupakan realitas dari kekuatan kedua tim. Keduanya memulai pertandingan dengan saling menyerang dengan membuka seluruh pojok lapangan un tuk “perkelahian” mendapat jengkal ruang utnuk masuk ke sasaran tembak. “BBC Sport” dalam siaran ekslusifnya membahas jalannya pertandingan kedua klub, memuji dengan kata, “hebat dan ketat sehingga tak ada yang superior.”
Serangan terbuka yang silih berganti dipertontonkan kedua tim bisa digambarkan dari gola yang saling berbalas. City unggul lebih awal dari gerakan “wallpass” Miner, Silva dan Dzeko. Ketiga melakukan “passing” pendek dari tengah lapangan dan menyelusup di blok sempit pertahanan lawan. Dzeko yang mendapat umpan diagonal dari Silva menghajar dengan “safety passing” yang elok untuk menjengkangkan Pepe Reina yang berusaha menutup gawangnya.
Gol ini menjadikan City di atas angin. Kombinasi Miner, Dzeko dan Gareth Barry yang di topang oleh eleganitas Lescoot dalam mendistribusikan bola menjadikan Liverpool keteteran di lima belas menit awal. Bukan tidak ada bahaya yang ditimbulkan oleh pergerakan Sturridge tapi City telah menutupnya dengan rapat. Bahkan Steven Gerrard yang terkenal memiliki “steady passing” mengalami kemandegan di pertigaan lapangan.
Upaya Loverpool untuk menetralisir permainan City berangsur berhasil menjelang pertengahan babak pertama. Sebuah umpan Silva yang akurat dimanfaatkan dengan baik oleh Sturridge dan membungkun tim “Biru Langit” itu. Bahkan sebuah tendangan “first time” yang dilesatkan Gerrad di menit ke-73 menjadikan Liverpool unggul 2-1. Gol ini hampir saja mencampakkan City ke duka yang harus ditangisi kalau Aguero tidak melakukan zig zag ke area pinalti lawang. Gol pemain depan asal Argentina ini memenciutkan selisih angka menjadi sembilan dari MU.
Memasuki babak akhir kedua tim masih sama-sama ngotot untuk membuat gola. Saling serang. Saling “tackling” dan saling curi peluang, hingga pertandingan ditutup dengan kepuasan masing-masing pendukung.