Saga pengunduran diri Mesut Oezil dari timnas Jerman masih berlanjut.
Sang agen pemain, Dr Erkut Sogut, mencaci Presiden Klub Bayern Munchen, Uli Hoeness, sebagai sosok idiot.
Oezil memutuskan pensiun dari timnas Jerman karena merasakan diskriminasi dari Federasi Sepak Bola Jerman atauDFB atas pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Mei lalu.
Gelandang serang Arsenal itu tak terima jika foto bersama dengan Erdogan dan kompatriotnya, Ilkay Guendogan, dianggap sebagai pertemuan bermuatan politis.
“Di mata [Presiden DFB Reinhard Grindel dan para pendukungnya, saya Jerman ketika kami menang tapi saya imigran ketika kami kalah,” terang Oezil dalam surat terbuka yang diunggah di akun Instagram pribadinya.
Keputusan Oezil mendapat respons pedas dari Hoeness.
Ia bahkan menyebut Oezil seharusnya sejak lama tidak masuk dalam daftar timnas Jerman karena permainan ‘malas’ di lapangan.
Terlebih lagi Hoeness menyebut penampilan Oezil sebagai sampah.
“Terakhir kali ia melakukan tekel sukses sebelum Piala Dunia empat tahun lalu Dan sekarang, dia dan performa sampahnya bersembuyi di balik foto ini,” kata Hoeness dikutip Bild.
Sogut pun tak tinggal diam mendengar komentar Hoeness.
Menurutnya, komentar Hoeness tak tepat sasaran. Alih-alih menanggapi persoalan rasial, bos Bayern itu malah menyerang penampilan Oezil di lapangan.
“Komentar dari Tuan Hoeness benar-benar tidak tepat sasaran, karena hal itu tidak ada hubungannya dengan sepak bola.”
“ Dia mencoba mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya, isu rasialisme dan diskriminasi di Jerman, yang sekali lagi bangkit dalam masyarakat Jerman sehari-harinya,” kata Sogut dikutip Metro.
Sogut menilai Oezil menerima kritik para suporter dengan lapang dada. Namun, persoalan utamanya adalah perilaku rasial dari DFB terkait foto bersama Erdogan di mana Oezil juga berdarah Turki.
“Seperti yang dikatakan Mesut di pernyataannya, dia menerima kritik yang wajar dan adil dari sisi sepak bolanya, dan menghadapi hal itu sebagai bagian dari pekerjaannya.”
“Namun, Tuan Hoeness bahkan tidak dapat menyajikan bukti nyata untuk mendukung pernyataan bodohnya yang sungguh dibesar-besarkan.”
Sementara itu, cuitan FIFA selaku badan sepak bola dunia dinilai sejumlah netizen tidak sensitif terkait keputusan Mesut Oezil mundur dari timnas Jerman.
Oezil mundur karena ia sudah tak tahan dengan pernyataan-pernyataan bernada rasialis dari publik Jerman termasuk pejabat federasi sepak bola negara itu yang menyerangnya belakangan ini.
Komentar-komentar tersebut muncul bukan tanpa sebab.
Publik Jerman sempat bereaksi keras usai pemain Arsenal itu dan rekan setimnya di Der Panzer, Ilkay Guendogan, berfoto bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, beberapa waktu sebelum Piala Dunia .
Pemain berdarah Turki tersebut pun merasa semakin mendapat cemoohan bernada rasialis setelah timnas Jerman gagal lolos di fase grup Piala Dunia lalu.
Beberapa saat setelah Oezil menyatakan pensiun melalui akun Twitter, FIFA memberikan atas keputusan pemain itu.
“Mesut Oezil telah menentukan waktu [pensiun] atas karier internasional dia bersama Jerman.”
“Selamat telah menjadi bagian dari sejarah Piala Dunia dan mengenakan seragam itu [timnas Jerman], Mesut ,” demikian cuitan FIFA melalui akun Twitter resmi mereka.
Tweet FIFA itu lantas mengundang sekitartiga ratus lima komentar hingga berita ini diturunkan yang kebanyakan bernada skeptis dari para pengguna Twitter.
Salah satu akun Twitter menganggap FIFA mengabaikan isu yang lebih besar terkait kemunduran Oezil yakni masalah rasialisme di timnas Jerman.
“Ini soal rasialisme dan FIFA hanya sibuk untuk berterima kasih kepada Mesut Oezil atas dedikasinya. Kenapa Anda tidak mencoba mencari tahu soal alasan dia pensiun. Amat disayangkan,” demikian komentar akun Twitter @thatomlegoreng.
Oezil sendiri sebelumnya melontarkan kritikan terhadap sebagian publik Jerman, terutama dari partai sayap kanan yang memiliki standar ganda terhadap para pesepakbola keturunan imigran di sana.
“Orang-orang dengan latar belakang diskriminatif tidak seharusnya memimpin federasi sepak bola di dunia yang memiliki para pemain dari keluarga dengan dua keturunan.”
“Sikap seperti mereka sama sekali tidak mencerminkan pemain yang mewakili tim tersebut. Di mata [Grindel dan para pendukungnya, saya Jerman ketika kami menang tapi saya imigran ketika kami kalah,” terang Oezil dalam surat terbuka yang diunggah di akun Twitternya.