Tak salah bila Liga Primer Inggris saat ini disebut sebagai liga terbaik di dunia. Pasalnya persaingan di dalamnya terbilang sengit dan tidak hanya diikuti oleh 2-3 tim semata dengan peluang menjadi juara nyaris sama.
Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, dan Manchester United adalah nama-nama yang berada dalam deret terdepan dalam perlombaan menuju trofi juara Liga Inggris.
Ada lima tim yang memiliki kans nyaris sama besar untuk menjadi juara jelas membuat Liga Inggris menjadi jauh lebih menarik dibandingkan liga domestik lainnya.
Di Spanyol, persaingan hanya terpusat di Barcelona-Real Madrid-Atletico Madrid, sedangkan Bayern Munich, Paris Saint Germain, dan Juventus berada pada posisi yang sangat dominan di liga masing-masing.
Dari lima tim yang berdiri di baris terdepan, sulit untuk melihat tim mana yang berada dalam posisi yang lebih diunggulkan dibandingkan yang lainnya.
Chelsea sang juara bertahan menjalani musim panas kali ini dengan tenang tanpa banyak keributan. Mereka justru kehilangan dua pemain senior mereka, Didier Drogba dan Petr Cech.
Melihat materi yang ada, Chelsea tidak akan perlu waktu lama untuk beradaptasi. Mereka bisa langsung mendapatkan pola permainan terbaik karena susunan formasi tidak akan banyak berubah dari formasi musim lalu.
Chelsea memiliki barisan gelandang dan bek yang mumpuni namun di lini depan mereka harus segera mengasah Radamel Falcao agar bisa kembali tampil sebagai sosok striker yang haus gol.
Namun sejak United sukses mempertahankan gelar juara tiga musim beruntun (2007-2009), belum ada tim lainnya setelah itu yang mampu mempertahankan gelar juara.
Catatan inilah yang mutlak diperhatikan oleh Chelsea karena hal itu mengindikasikan persaingan di Liga Primer Inggris saat ini yang semakin ketat.
Skuat yang tak banyak berubah juga ada dalam tim Arsenal. Pembelian paling signifikan mereka ada pada sosok Petr Cech. Dengan begitu, Arsenal juga bisa sesegera mungkin tampil bagus di awal kompetisi.
Setelah meraih trofi Piala FA dalam dua musim terakhir, pelatih Arsene Wenger optimistis bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi Arsenal untuk kembali masuk trek perebutan gelar juara.
Manchester City juga masuk dalam deretan tim yang tak akan mengalami perubahan signifikan pada musim depan. Kedatangan Raheem Sterling jadi satu-satunya perjudian besar yang mereka lakukan di musim panas ini.
City akan kembali menjadi tim yang menakutkan dari segi serangan namun mereka tak boleh sering mengulangi kesalahan dengan membuang poin saat bertemu tim-tim yang di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahkan.
Bila Chelsea, Arsenal, dan City tak terlalu banyak melakukan perubahan menyambut musim baru ini, maka tidak demikian halnya dengan Liverpool dan United.
Dua klub berkostum merah itu sama-sama agresif di bursa transfer kali ini. Baik Liverpool maupun United berpotensi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya, namun mereka juga diadang kemungkinan kendala terkait proses adaptasi.
Liverpool bakal memasuki era baru, era tanpa Steven Gerrard. Selain itu mereka juga tak akan lagi diperkuat oleh Raheem Sterling dan Glen Johnson.
Nama-nama baru seperti Roberto Firmino, Nathaniel Clyne, James Milner, dan Christian Benteke bakal menjelma jadi tulang punggung Liverpool, bersanding dengan Jordan Henderson, Emre Can, dan Martin Skrtel.
United pun demikian. Memphis Depay, Matteo Darmian, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, dan Sergio Romero adalah sederet nama tenar yang sudah dibeli oleh Louis Van Gaal.
Melihat nama-nama tersebut, bisa jadi formasi inti United banyak berubah bila dibandingkan musim lalu.
Mengacu pada keagresifan di musim panas, baik United dan Liverpool sepertinya bekerja ekstra keras di pramusim agar mereka tak lagi membuang waktu untuk adaptasi saat liga inggris sudah dimulai.
Lima pekan awal Liga Inggris menjadi fase yang krusial bagi ‘The Big Five’. Menariknya, kelima tim tersebut setidaknya sudah menjalani satu duel big match di lima pekan awal.
Liverpool jadi klub paling sial karena sudah bertarung dalam dua big match yaitu menghadapi Arsenal dan United di lima pekan awal.
Keberhasilan meraih nilai sempurna di lima pekan awal bakal menaikkan kepercayaan diri klub-klub tersebut. Contohnya saja Chelsea yang sukses meraup empat kemenangan plus satu hasil seri di lima pekan awal mereka tahun lalu.
Hal itu kemudian membuat Chelsea sama sekali tidak pernah tergeser sekalipun dari posisi puncak hingga Liga Inggris usai.
Fase krusial lainnya adalah saat kompetisi memasuki bulan Maret. Saat itu sejumlah kompetisi lain yang mungkin masih diikuti tim-tim besar itu seperti Piala FA dan Liga Champions juga sama-sama memasuki fase penting.
Tiap klub harus bisa menjaga konsistensi dari satu laga ke laga lain yang jadwalnya makin padat. Bila itu tidak bisa dilakukan, klub mesti bisa memilih kompetisi mana yang lebih mereka prioritaskan, dibandingkan harus menelan kegagalan di semua ajang.
Awal dan akhir memegang peranan penting dalam perburuan titel Liga Inggris. Arsenal gagal jadi pemenang musim lalu karena mengawali liga dengan buruk meskipun sejak paruh kedua mereka tampil gemilang.
Sementara itu City tampil bagus di awal musim dan menempel ketat Chelsea harus melupakan titel juara setelah tampil buruk di bulan Maret-April.
Persaingan dalam kompetisi sepak bola profesional tak hanya tentang memburu gelar juara.
Ada pula tentang upaya menghindari jurang degradasi, terutama bagi para tim yang baru promosi naik kelas.
Musim Liga Inggris kali ini diwarnai tiga klub promosi.
Mereka adalah dua tim yang kembali lagi ke Liga Primer: Norwich City dan Watford, dan sang juara Championship yang baru merasakan level teratas kompetisi di Inggris itu, AFC Bournemouth.
Ketiga klub tersebut akan unjuk kebolehan dan tentu mempertahankan tempat mereka di kompetisi tertinggi di Inggris tersebut.
Namun, sebelum berbicara tentang kiprah ketiga klub itu, CNN Indonesia akan membawa Anda kembali mengenang perjalanan tiga klub yang promosi dari divisi bawah ke kasta tertinggi.
Manchester City, Stoke City, dan Southampton adalah sedikit contoh dari kisah sukses yang ada. Sepak terjang mereka dapat menjadi pembelajaran bagi klub-klub promosi musim ini.