Siapa peduli dengan Malaga. Klub Andalus yang bermarkas di bukit karang Laut Medeteranian, yang kini sedang dirundung ancaman UEFA karena krisis keuangan, dan bakal dicoret dari daftar tim yang berlaga di Liga Champions musim depan, ternyata melengkapi keperkasaan klub-klub La Liga menguasai panggung Europa.
Malaga menjadi klub terakhir Spanyol yang lolos keperempat final Liga Champions setelah, dalam pertandingan yang sangat keras, di La Rosadela Stadion. Kamis dinihari WIB, menunduk FC Porto, klub hebat Portugal, 2-0, dan menghasilkan agregat gol 2-1. Dalam pertandingan leg pertama di Porto, Malaga kalah 1-0. Barcelona dan Madrid, dua klub raksasa La Liga, beberapa waktu lalu telah lebih dahulu meraih tiket perempat final Champions. Madrid mengunci “Iblis Merah” di Old Trafford sedangkan Barca menendang Milan lewat pembalikan prediksi yang sangat luar biasa.
Kemenangan dua gol tanpa balas di laga kandangnya ini makin mengukuhkan Malaga sebagai elite di barisan sepakbola Europa. Dalam kompetisi La Liga, Malaga masih berada di posisi keempat setelah di geser Real Madrid dari posisi tiga dan masih dalam radar tim yang akan berlaga di Liga Champions. . Sebelumnya, selama empat bulan, Malaga berada di posisi tiga di bawah Barcelona dan Atletico Madrid.
Klub yang didera oleh tumpukan utang dan berada di bawah pengawasan komisi akuntansi UEFA ini sempat dikabarkan tak memiliki arus kas untuk membayar pemain. Sempat menjual beberapa pemain kuncinya, Malaga belum pulih dari krisis keuangan. Toh dengan kondisi compang camping ini Malaga mampu tampil ke perempat final.
Dan inilah untuk pertama klub milik Pangeran Abdullah dari Qatar itu lolos ke perempat final Liga Champions. Dan Malaga yang di pertemuan pertama ketinggalan satu gol benar-benar mencoba untuk membalas dengan memanfaatkan kelebihan tampil di kandang. Kelebihan itu peragakan Malaga lewat permainan menyerang sejak awal.
Sebagai sebuah tim yang lebih terkenal dan memiliki seajarah panjang dalam pelataran sepakbola Europa, Porto memberi perlawanan ketat. Pertandingan pun menjadi berlangsung keras. Wasit terpaksa mengeluarkan lima kartu kuning di babak pertama. Tiga kartu untuk Porto dan dua kartu lagi untuk Malaga.
Saling jual beli serangan juga terjadi. Namun, kedua tim masih hanya bisa mencetak peluang, tanpa mampu mengonversinya menjadi gol. Menjelang akhir babak pertama, Porto lengah. Pada menit ke-43, Isco lolos dari kawalan dan menjebol gawang Porto yang dijaga Helton. Malaga pun unggul 1-0 hingga akhir babak pertama.
Di babak kedua, Porto bangkit. Kedua tim terjebak dan terpolarisasi pertandingan yang sangat keras. Porto terjepit dan berada dalam situasi sangat dilematis dengan kekalahan satu gol ini. Posisi Porto makin berbahaya setelah Defour mendapat kartu kuning kedua alias harus keluar saat babak kedua baru berlangsung empat menit. Keunggulan jumlah pemain langsung dimanfaatkan Malaga. Mereka berusaha menekan. Namun, Porto ternyata juga berusaha meladeni permainan tuan rumah.
Pada menit ke-74, Pelatih Malaga, manuel Pellegrini, mencoba membuat perubahan. Ia menarik Julio Baptista untuk diganti Roque Santa Cruz. Strategi ini ternyata berbuah manis. Baru dua menit bermain, Santa Cruz langsung mencetak gol. Dia dengan baik menanduk bola tendangan penjuru untuk menghujamkan bola ke gawang Porto.
Dua gol untuk Malaga ini membuat Pellegrini melakukan pergantian pemain untuk mengaman posisi timnya. Ia menarik striker Javier Saviola untuk diganti gelandang Lucas Piazon untuk merapatkan pertahanan. Keputusan yang sangat tepat. Malaga akhirnya mampu mempertahankan kedudukan dan menang 2-0, sekaligus lolos ke perempat final dengan keunggulan agregat 2-1.