Site icon nuga.co

MU Dimenangkan Teknologi Garis Gawang

Manchester United  Kamis dinihari WIB, 19 Oktober, dimenangkan oleh teknologi garis gawang ketika mengalahkan Benfica di Estadio da Luz, Lisbon.

Hasil itu membuat Manchester United semakin kokoh berdiri di puncak tabel klasemen sementara Grup A Liga Champions

Dari tiga pertandingan, skuad asuhan Jose Mourinho meraih hasil sempurna, sembilan poin, sementara Benfica menjadi juru kunci karena tiga kali kalah beruntun.

Gol yang dinanti para pendukung Manchester United akhirnya tercipta menit keenam puluh empat.

Teknologi garis gawang memastikan Marcus Rashford mencetak gol bagi Setan Merah.

Tendangan bebas melambung dari Marcus Rashford menagrah ke gawang Benfica. Kiper Benfica Mile Svilar menangkap bola tetapi badannya masuk ke dalam gawang.

Para pemain Manchester United girang usai melihat reaksi wasit yang memastikan bola sudah melewati garis gawang

Meski bermain apik, Rashford tak mampu menyelesaikan pertandingan hingga akhir. Dia digantikan oleh Anthony Martial.

Manajer MU, Jose Mourinho, mengungkapkan alasan menarik keluar Rashford. Pria asal Portugal itu melihat kondisi lutut Rashford terlihat mengalami sedikit masalah.

“Ada sesuatu yang terjadi dengan lututnya. Saya pikir itu sekadar keram atau karena kelelahan. Tapi, ada sesuatu yang lain yang dia rasakan di lututnya. Saya harap itu bukan masalah besar,” kata Mourinho dikutip situs resmi UEFA

Dalam laga lainnya AS Roma membuyarkan pesta Chelsea dalam laga lanjutan Grup C Liga Champions di Stadion Stamford Bridge, London, Kamis dinihari WIB,  19 Oktober, usai kedunya bermain  imbang dua gol befrbanding dua

Saat turun minum, Chelsea sejatinya sudah unggul tipis, dua banding satu

Akan tetapi, AS Roma tampil kalem membuat banyak kejutan pada babak kedua.

Meski hanya meraih satu poin, di papan klasemen sementara Grup C Liga Champions, Chelsea masih aman di puncak dengan tujuh poin. AS Roma membayangi dengan lima poin di posisi kedua.

Tampil menekan sejak menit awal, Chelsea menguasai jalannya pertandingan pada sepuluh menit pertama. Setelah sejumlah percobaan, gol akhirnya tercipta menit kesebelas.

Tendangan David Luiz dari luar kotak penalti menyasar sisi kanan gawang dan tak bisa digapai kiper AS Roma, Alisson Becker.

Menit kedua puluh Alvaro Morata hampir menggandakan keunggulan.

Menggiring bola dari lapangan tengah, dia melepaskan tendangan mendatar dari jarak sekira tiga puluh meter tetapi arah bola masih melebar tipis.

Memasuki menit ketiga puluh, AS Roma yang memperagakan possession football mulai balik menekan. Radja Nainggolan yang bergerak di sektor kiri pertahanan Chelsea melakukan sejumlah tusukan tetapi tak membahayakan gawang Thibaut Courtois.

Chelsea mencetak gol kedua menit ketiga puluh tujuh.

Memanfaatkan kesalahan koordinasi AS Roma di lapangan tengah, duet Alvaro Morata dan Eden Hazard melancarkan serangan balik mematikan yang diakhiri tendangan keras  Hazar dari jarak dekat.

Meski tampak canggung dan melakukan kesalahan-kesalahan elementer, AS Roma akhirnya membalas.

Menit keempat puluh, aksi individu Aleksandar Kolarov di sisi kanan pertahanan Chelsea berujung gol saat tendangan lambungnya tak mampu ditepis Courtois.

Memasuki babak kedua, AS Roma punya banyak kesempatan melepaskan tembakan tetapi Kevin Strootman maupun Edin Dzeko sering kehilangan momentum dan bola lebih dulu disambar bek The Blues.

Tanpa diduga, menit kelima enam, Antonio Conte menarik keluar David Luiz dan menggantikannnya dengan Perdro Rodriguez.

David Luiz keluar lapangan sambil memperlihatkan gestur kurang senang dengan penggantian itu.

Putusan itu harus dibayar mahal. Gol spektakuler AS Roma membuat publik tuan rumah terdiam menit keenam puluh empat. Edin Dzeko yang lepas dari perangkap offside menyambut umpan jauh terukur Federico Fazio.

Dia lantas melepaskan sepakan first time yang membuat kedudukan imbang, dua gol berbanding dua.

Exit mobile version