Real Madrid menciptakan tren positif dengan aksi “gila”nya memenangi delapan laga secara beruntun, di semua even Liga Spanyol, dan mengukuhkan tekadnya untuk mengakhiri penampilan Januari-nya dengan kemenangan seratus persen.
Dalam pertandingannya di Santiago Barnebue, Rabu, 29 Januari 2014, saat menjamu Espanyol, di laga perempatfinal leg kedua Copa del Rey, “El Real” tampil “lunak” untuk melanjutkan tren kemenangannya menuju semifinal Piala Raja itu.
Madrid lolos ke semifinal lewat agregat dua gol dengan kemengan masing-masing satu gol di leg pertama dan satu gol lainnya di leg kedua. Kemenangan ini makin mendekatkan El Real pada laga “clasico” versi Copa del Rey dengan seteru abadinya, Barcelona.
“Kami berada di tren positif. Kami memiliki keuntungan di laga dengan Espanyol. Kami harus memainkan permainan kami dan tetap fokus seperti pada akhir-akhir ini,” ucap pelatih Madrid Carlo Ancelotti usai pertandingan.
“Saya menyukai permainan Espanyol, tetapi kami memenangkan laga ini.. Mereka percaya diri dan terlihat bagus penampilannya. Mereka sangat berbahaya di depan dengan Cordoba dan Sergio Garcia. Untuk itulah kami berhati-hati,” lanjut dia di situs resmi klub.
“Januari merupakan bulan yang begitu bagus bagi kami. Kami berhasil mengumpulkan banyak poin di liga dan lebih percaya diri dengan permainan kami. Ini sudah menjadi bulan yang sangat baik buat Madrid dan kami ingin mengakhirinya dengan bagus pula dengan sebuah pertandingan yang bagus,” demikian Ancelotti.
Madrid menjalani laga leg kedua babak perempatfinal Copa del Rey di santiago Bernabeu, Rabu (29/1/2014) dinihari WIB. Di laga itu, Madrid memetik kemenangan 1-0 lewat gol tunggal Jese Rodriguez.
Dengan hasil ini, Madrid lolos ke babak semifinal dengan keunggulan agregat 2-0. Di leg pertama di kandang Espanyol, El Real juga menang 1-0 melalui gol Karim Benzema.
Kemenangan ini juga berarti Madrid sudah tak kebobolan dalam delapan pertandingan secara berutur-turut. Dicatat oleh situs resmi Madrid, torehan ini menjadi rekor baru untuk klub asal ibukota itu.
Sebelumnya, catatan terbaik Madrid dalam menjaga keperawanan gawangnya adalah dalam tujuh pertandingan secara beruntun. Catatan itu ditorehkan di musim 1994/1995.
Madrid sebetulnya mendominasi pertandingan dan memiliki peluang untuk mencetak lebih dari satu gol. Apalagi, sejak menit ke-76, Espanyol bermain tanpa Victor Sanchez yang diganjar kartu kuning kedua setelah dinilai mengangkat kaki terlalu tinggi ketika mengawal Xabi Alonso.
Namun, Madrid kesulitan menambah gol karena kiper Cortes Kiko Casilla.
Pada menit ke-22, Casilla mengantisipasi tembakan Cristiano Ronaldo. Sekitar 10 menit kemudian, Angel Di Maria melepaskan tembakan yang mengarah ke gawang Espanyol setelah mengenai Moreno. Namun, Casillas berhasil mengantisipasnya.
Tak lama setelah babak kedua dimulai, Madrid melancarkan serangan yang berakhir dengan tembakan jarak dekat oleh Ronaldo. Namun, Casilla berhasil membuang bola ke belakang gawang.
Pada menit ke-84, Ronaldo berpeluang menaklukkan Casilla setelah melakukan kerja sama satu-dua dengan Jese. Namun, Casilla bergerak cepat keluar dari wilayahnya untuk mengantisipasi ancaman. Ronaldo melepaskan tembakan, tetapi meleset.