Site icon nuga.co

Sensasi Kemenangan Liverpool Masih Diramaikan Media

Sensasi kemenangan Liverpool di Anfield Stadium atas Arsenal, yang mengubah peta klasemen Premier League, Sabtu lalu, antara empat klub papan atas kompetisi “barclays” itu, masih saja di”hasut” oleh media Inggris dengan “hot topic” mempermalukan Arsene Wenger.

Media Inggris, yang sering mengalami “paranoid’ dengan pemberitaan tentang persaingan di Premier League, masih memberi “aplaus” untuk performa Liverpool saat menghancurkan Arsenal dengan puja-puji.

Mereka mengingat agar “The Reds” tidak terpeleset lagi saat bertemu Fulham dan wajib mengulangi penampilan Sabtu lalu.

Melawan Arsenal yang merupakan pemuncak klasemen di Anfield, Liverpool tampil prima dan sudah unggul empat gol di dua puluh menit pertama laga, untuk kemudian akhirnya menang dengan skor lima banding sati.

Hasil ini membawa Liverpool kokoh di posisi keempat dengan lima puluh poin, cuma selisih enam angka dari Chelsea di puncak. Tak pelak kemenangan ini pun sudah memompa semangat para pemain untuk terus bersaing di papan atas.

Selaku kapten tim, Steven Gerrard, tahu bahwa fans pun kian meninggikan ekspektasi pada mereka pasca kemenangan itu. Maka itu Gerrard mewanti-wanti agar ‘Si Merah’ mampu mempertahankan performa itu saat bertemu juru kunci, Fulham, di Craven Cottage pertengahan pekan ini, untuk membuktikan prediksi banyak orang serta harapan fans.

Gerrard berkaca pada hasil saat melawan West Bromwich Albion yang berakhir 1-1 di mana beberapa hari sebelumnya Liverpool baru mengalahkan Everton 4-0.

“Saya pikir bahayanya adalah usai performa seperti itu, apakah kami bisa memotivasi diri kami untuk bisa mengulang sesuatu yang sama, saat melawan Fuham?,” ujar Gerrard di Sky Sports.

“Jika kami bisa melakukannya, kami akan memperlihatkan performa yang sama saat melawan Fulham. Kami tampil fantastis saat melawan Everton dan lalu terpeleset saat melawan West Brom usai unggul lebih dulu. Kami tidak boleh mengulangi seperti itu lagi,” sambungnya

Lebih lanjut Gerrard juga menepis anggapan bahwa Liverpool saat ini pantas disebut sebagai salah satu kandidat juara. Sebab dengan posisi seperti sekarang dan kompetisi masih sisakan tiga belas laga lagi, peluang The Anfield Gank jadi juara masih terbuka lebar.

“Menurut Brendan kami bukan favorit juara. Tanya saja kepada manajer mengapa bisa seperti itu. Dengarkan, dia bilang seperti itu maka kami akan mendukung Brendan.”

“Kami melakukan apa yang dia perintahkan dan dia bilang kami belum bisa bersaing memperebutkan juara, jadi kami fokus untuk finis empat besar dan lalu lihat setelahnya,” tutupnya.

Bagi Arsenal kebobolan empat gol dalam dua puluh menit pertama membuat manajer Arsenal Arsene Wenger sangat gusar. Gelandang The Gunners Mikel Arteta mengaku tak pernah melihat bosnya itu sedemikian marah sebelumnya.

Arsenal menelan kekalahan memalukan kala berkunjung ke Anfield, markas Liverpool, akhir pekan kemarin. Baru dua puluh menit berjalan, gawang Wojciech Szczesny sudah bobol empat kali. Anak-anak London utara pada prosesnya kemasukan satu gol lagi di babak kedua dan sempat memperkecil ketertinggalan lewat penalti Arteta.

Hasil ini jelas jadi pukulan besar untuk Arsenal, apalagi mereka datang ke laga tersebut dengan status pemuncak klasemen dan tengah meniti jalan menuju titel Liga Inggris. Kekalahan ini diakui Arteta menghantui timnya, apalagi sebelumnya mereka juga kalah telak 6-3 dari Manchester City.

Sebagai kapten, ia pun berharap Arsenal bisa segera melupakan hasil-hasil buruk tersebut dan bangkit.

“Kami telah mengalami dua krisis besar. Saya pikir kekalahan dari Manchester United adalah pertandingan yang berbeda, tapi kekalahan dari City dan yang satu ini benar-benar sulit diterima,” ujarnya menyinggung kekalahan Arsenal dari MU.

“Kami harus bereaksi karena tidak ada yang bisa kami lakukan soal ini sekarang. Kami tahu kami harus berkembang dan melihat laga-laga tersebut dengan sikap berbeda karena tertinggal empat gol dan itu seperti ditabrak mobil,” tuturnya kepada Guardian.

Arteta turut mengungkap bahwa hasil di laga tersebut membuat sang manajer murka. Utamanya dengan kenyataan mereka langsung tertinggal empat gol sebelum separuh babak.

“Manajer benar-benar kecewa saat jeda pertandingan, itu normal karena apa yang terjadi memang tidak cukup bagus untuk klub ini. Itu adalah kemarahan terbesarnya yang pernah saya lihat,” demikian gelandang asal Spanyol ini.

Exit mobile version