Gareth Bale memetik hasil positif dengan memberi kontribusi gol penentu bagi Real Madrid di laga final Copa del Rey, setelah Kamis dinihari WIB, 17 April 2014, klub Bernabeu itu menghantam Barcelona di Estadio Mestalla dengan du gol banding satu.
Bagi Bale, “Lord Wales,” yang kepindahannya dari Tottenhamp Hotspurs musim ini sempat terbengkalai, trofi Copa del Rey adalah perjalanan awalnya di kompetisi Espana yang didominasi oleh persaingan El Real dan Barca.
Tanpa Cristiano Ronaldo, yang absen karena cedera, sorotan perhatian pencinta Real Madrid selama laga dengan Barca diarahkan kepada Gareth Bale.
Suporter Madrid berharap pemain asal Wales itu bisa membawa tim mereka mengalahkan musuh bebuyutan, Barcelona, dengan kecepatan lari, gol-gol, dan umpan-umpan akurat yang dimilikinya.
Manajemen klub Madrid sepakat dengan para suporternya, terutama mengingat bagaimana klub ini harus membayar mahal di September 2013 untuk memboyong secara resmi dari Tottenham Hotspur.
Media-media Inggris bahkan memberitakan Madrid harus mengeluarkan uang sampai 100 juta euro atau sekitar Rp 1,5 triliun untuk mendapatkan pemain yang di situs Marca.com mendapat julukan Prince of Wales ini.
Namun penampilan Bale di Madrid sekarang baru dianggap setengah dari harga transfernya tersebut. Ia memang sudah mencetak delapan belas gol, produktivitas tertinggi kedua sepanjang kariernya.
Meski demikian, ia belum pernah membobol gawang Barcelona atau Atletico Madrid, tetangga di ibu kota Spanyol itu.
Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, menilai Bale telah memberi permainan impresif ketika membuat gol indah ke gawang Barca tanpa Cristiano.
Gareth Bale benar-benar luar biasa. Dengan kecepatan larinya yang super cepat, dia mencetak gol yang menentukan kemenangan Real Madrid atas Barcelona dengan skor di final Copa Del Rey, di Stadion Mestala, Valencia.
Sebelum gol Bale tercipta, skor imbang terjadi setelah Angel Di Maria mencetak gol untuk Madrid di babak pertama, namun kemudian mampu disamakan oleh pemain Barcelona, Marc Bartra.
Namun Bartra juga kemudian yang ikut terlibat dalam gol kedua Madrid. Dia tidak bisa menghentikan langkah Bale yang berlari super cepat di sisi kiri pertahanan Barcelona.
Meski sempat keluar lapangan, namun Bale terus berlari dan mampu tetap menguasai bola hingga menggiring ke kotak penalti dan berhadapan dengan kiper Barcelona, Pinto.
Gawang Barca dibobol oleh Bale, pemain termahal di dunia. Menerima umpan dari Isco, Bale melakukan solo run dari lapangan tengah. Menang adu sprint dengan Bartra, Bale menggiring bola ke dalam kotak penalti dan menyodoknya dengan kaki kiri sebelum Pinto menghalaunya. Bola bergulir di antara dua kaki sang penjaga gawang.
Gareth Bale memang pemain yang memiliki kecepatan luar biasa. Dalam pertandingan melawan Villareal di awal musimnya di Real Madrid, Bale – pemain yang dibeli dari Tottenham Hotspur, mencatat kecepatan larinya yang mencapai 40 kilometer per jam atau sekitar sebelas meter per detik.
Kecepatan ini dianggap media Spanyol, mendekati dengan hasil dari Usain Bolt – sprinter asal Jamaika, yang mencatat kecepatan 12meter per detik yang dibuatnya dalam kejuaraan dunia IAAF di Berlin pada 2009.
Dengan sisa lima menit lagi, Barcelona tak mampu menyamakan skor meski sempat terjadi hampir saja kiper Madrid Iker Casillas kebobolan saat bola mentok di tiang gawang. Akhirnya, Madrid pun menjadi juara Copa del Rey. Gelar pertama untuk Gareth Bale si kaki super jet.
Untuk Real Madrid ini adalah gelar Coa del Rey yang ke-sembilan belas kalinya.
Tata Martino mengaku Barcelona memang tampil buruk dan pantas untuk kalah di final Copa del Rey. Pelatih asal Argentina itu pun mengucapkan selamat atas kemenangan Real Madrid.
Barca pun tak bisa memanfaatkan keunggulan ball possesion yang dipunya dan beberapa kesempatan yang didapat Timnya tampil buruk di laga itu, Martino pun tak punya pembelaan apapun dan memberi selamat kepada Madrid atas kemenangannya.
“Kami beri selamat untuk Madrid. Memang ini bukan harinya kami, kami tidak senang karena pekan-pekan ini sudah sangat menyakitkan untuk kami. Tapi kami harus bisa bangkit dan berusaha keras di kompetisi tersisa,” ujar Martino di AS.
“Kami harus bisa menemukan kekuatan lagi, akan sangat sulit di liga tapi kami harus bertarung hingga akhir. Ini bukan soal emosi kami. Kami tampil buruk dan kami kalah di final,” sambung Martino.