Sebuah percakapan yang terjadi antara mendiang Michael Jackson dengan mendiang aktor film epik The Godftaher, Marlon Brando terungkap. Perbincangan tersebut memuat reaksi Jackson menanggapi tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan kepadanya di awal tahun sembilan puluhan.
Dalam wawancara antara Brando dengan jaksa penuntut di pengadilan kasus Jackson, sang aktor mengingat obrolan yang terjadi di Neverland Ranch saat itu.
“Saya harus menanyainya [Jackson] jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual dan ia hanya tertawa dan terkikik,” ujar Brando dalam wawancara yang direkam tersebut.
Ia menambahkan, Jackson terlihat tak nyaman dengan penggunaan kata ‘berhubungan’ dan terlalu malu untuk berbicara tentang kehidupan seksualnya.
Melansir Variety, Brando kemudian melanjutkan pembicaraan, menyinggung lebih banyak tentang dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan padanya. Saat itu, Jackson mulai menangis dan mengakui betapa ia membenci ayahnya.
“Dengan sikap yang ia [Jackson] tunjukkan, saya pikir cukup beralasan untuk mengambil kesimpulan bahwa ia mungkin melakukan sesuatu kepada anak-anak itu,” kata Brando.
“Saya mendapat kesan bahwa ia tak mau menjawab pertanyaan karena ia takut untuk melakukannya,” ujarnya lagi.
Putra Brando, Mike disebut tengah bekerja untuk Jackson saat rekaman tersebut dibuat. Hal itu menjadi alasan sang ayah untuk mengunjungi Jackson di kediaman mewah ikon musik pop tersebut.
Percakapan yang sebelumnya dirahasiakan itu dibuka dalam akhir musim seri dokumenter podcast bertajuk Telephone Stories: The Trials of Michael Jackson yang diperdengarkan pada hari Minggu.
Sepuluh tahun setelah meninggalnya, nama megabintang Michael Jackson kembali mencuat setelah film dokumenter Leaving Neverland tayang di HBO.
Dokumenter tersebut terdiri dari dua episode, menampilkan dua orang pria yang mengklaim dilecehkan secara seksual oleh Jackson kala mereka kanak-kanak.
Kontroversi yang diakibatkan oleh penayangan Leaving Neverland begitu besar, hingga museum anak di AS memutuskan menyingkirkan koleksi Michael Jackson dari galeri.
Rumah mode Louis Vuitton pun berjanji takkan menjual koleksi terkait Michael Jackson, sementara Drake memilih berhenti membawakan lagu-lagu sang bintang dalam konsernya.
Jackson dituduh melakukan pelecehan seksual pertama kali pada sembilan puluh tiga, terhadap bocah umur tiga belas tahun bernama Jordan Chandler. Sejak saat itu, mendiang tersandung masalah yang sama sampai lima kali.
Sementara itu, seorang penggemar Michael Jackson yang telah mengubah nama aslinya menjadi serupa dengan sang idola, yaitu John Michael Jackson, kini disebut sedang berusaha kembali ke nama lahirnya setelah menonton dokumenter ‘Leaving Neverland‘.
Film yang ditayangkan perdana di awal bulan ini mengambil fokus tentang tuduhan pelecehan seksual oleh Michael Jackson kepada dua pria Wade Robson dan Safechuck saat masih anak-anak dulu.
Jackson telah menyangkal semua tuduhan sampai saat kematiannya pada sepuluh tahun lalu.
Pekerja pabrik Worcestershire John Michael Jackson lantas ingin membatalkan legalisasi pergantian namanya secara hukum karena kini merasakan ‘banyak keraguan’ tentang Sang Raja Pop. Ia hendak kembali ke nama John Lomas.
“Semasa kecil, saya memiliki berbagai obsesi dan minat khusus, terutama menyangkut Michael Jackson,” katanya, dilansir dari NME.
“Beberapa tahun lalu saya pergi ke Los Angeles dan segera setelah itu saya mengubah nama menjadi Michael Jackson secara legal. Saya telah mendukungnya habis-habisan selama bertahun-tahun, sampai pada satu titik dengan segala yang terjadi baru-baru ini,” lanjutnya.
“Saya pikir, ‘tidak lagi’. Ada terlalu banyak keraguan dan sekarang saya harus menyingkirkan nama ini,” kata Lomas.
Lomas pun membuat permohonan di GoFundMe untuk mencari dana yang akan dipakainya untuk kembali mengubah nama secara resmi. Menurutnya, ia gagal jadi perawat karena namanya itu.”Saya hanya ingin melewati semua ini. Saya tak bisa membiarkan nama ini ‘menggantung’ padaku. Saya ingin awal yang baru,” ujar Lomas.
Film dokumenter ‘Leaving Neverland’ memang menjadi kejutan tak terduga sejak pemutaran perdananya. Penggemar dan penonton film pun terpecah antara percaya dan menyangkal, meski di sisi lain ada pula yang berpendapat ini semua hanyalah perkara warisan Jackson yang luar biasa.