Agnez Mo buka suara atas kehebohan penggemarnya usai wawancara penyanyi asal Indonesia itu yang menyebut dirinya “bukan berdarah Indonesia” di sebuah acara musik di New York.
Melalui unggahan di media sosial, Agnez Mo mengungkapkan bahwa dirinya bermaksud menunjukkan keberagaman yang ada dalam hidupnya.
“Saya tumbuh dalam budaya yang beragam. Inklusi budaya adalah yang saya pilih. Bhineka Tunggal Ika berarti bersatu dalam keberagaman. Saya menyukai ketika saya bisa berbagi sesuatu tentang asal dan negara saya,” kata Agnez.
“Saya akan selalu jujur dan berujar kepada dunia bagaimana seorang minoritas seperti saya diberikan kesempatan untuk memiliki dan mengejar mimpi kami,” lanjutnya.
Pernyataan Agnez ini datang setelah beberapa hari terakhir para penggemar heboh di media sosial karena wawancaranya dalam acara Build Series.
Dalam video yang dirilis pada pekan lalu, Agnez ditanya soal keberagaman budaya di Indonesia yang kemudian memengaruhi musik yang ia rilis di Amerika Serikat.
Agnez Mo kemudian mengisahkan banyak keberagaman Indonesia muncul karena banyak budaya yang berbeda-beda pada 18 ribu pulau di dalamnya. Keberagaman itu terlihat, kata Agnez, dari pakaian tradisionalnya hingga urusan musik.
“Musiknya, secara umum, kami memiliki banyak jenis, amat beragam,” kata Agnez. “Saya tumbuh dengan itu,”
“Namun lucunya, saya sebenarnya saya tumbuh dengan bernyanyi di gereja sehingga seperti saya punya musik tradisional Indonesia itu tapi di waktu yang sama saya bernyanyi di gereja [dengan genre yang berbeda],” kata Agnez.
Agnez kemudian ditanya soal latar belakang dirinya yang dinilai berbeda dibanding kebanyakan citra orang di Indonesia.
“Sebenarnya saya tidak punya darah Indonesia sama sekali. Saya sebenarnya keturunan Jerman, Jepang, China, saya hanya lahir di Indonesia. Dan saya juga seorang Kristen yang mana di Indonesia mayoritasnya adalah Muslim,” kata Agnez.
“Jadi saya selalu merasa seperti, tahulah, saya tidak akan mengatakan bahwa saya merasa bukan bagian dari sana [Indonesia] karena saya selalu merasa masyarakatnya menerima saya apa adanya,” lanjut Agnez.
“Namun selalu ada perasaan bahwa saya tidak seperti yang lain. Dan saya pikir itu sungguh mengajarkan saya bagaimana merangkul hal tersebut,” katanya.
Ya, Agne Mo jadi gunjingan ketika video wawancara dirinya yang mengaku “bukan berdarah Indonesia” viral di media sosial. Sejatinya, ini bukan kali pertama tingkah Agnez jadi kontroversi.
Sebelum Agnez Mo menuai protes akibat potongan kalimat tersebut, ia dikenal sebagai musisi yang ‘ngotot’ menampilkan aksen Indonesia dalam penampilannya di luar negeri.
Single ‘Coke Bottle’ pada lima tahun lalu adalah momentum Agnez Mo membuktikan diri sebagai musisi Indonesia yang menapak karier di tanah Hollywood. Ia pun menggandeng musisi Timbaland dan T.I dalam single tersebut.
Kala rilis, video lagu ini menimbulkan pergunjingan dari netizen. Banyak hal dalam video itu jadi bahan komentar netizen Indonesia, mulai dari baju Agnez hingga warna kulit penyanyi tersebut.
Belum lagi, sebagian netizen menilai Agnez mengalami malfungsi pakaian dalam salah satu adegan di video tersebut sehingga bagian tertentu dari tubuh sang biduan terlihat.
“Kenapa warna kulit agnes mo warna coklat perasaan putih,” kata komentar pada unggahan video tersebut di YouTube.
“Guw nge-fans banget dari jaman trio Wek Wek Ampe sekarang.tpi kok style nya skrng bikin guw,,,, ywdhlah mungkin karena bliau skrng udah bergaul ama negara luar,” kata komentar lainnya.
Namun sebagian penggemar Agnez Mo memuji dari lagu tersebut. Bukan hanya sebagai pembuktian Agnez berkarier di Amerika Serikat, tetapi juga tetap berusaha menampilkan kekayaan budaya Indonesia lewat kostum karya Anne Avantie.
“Ciri khas selalu menampilkan batik,LOVE YOU KAK ” kata komentar lainnya.
Pada tiga tahun silam, Agnez Mo menjadi pengisi acara perayaan ulang tahun sebuah televisi swasta di Indonesia. Dalam momen itu, ia tampil dengan kostum bertema gelap.
Baju yang dikenakan Agnez Mo menjadi sorotan. Kala itu, ia mengenakan baju tile hitam transparan yang beraksen aksara Arab. Sebagian netizen menilai bahwa Agnez Mo telah melecehkan umat Muslim di Indonesia.
Namun akun penggemar Agnez Mo menjelaskan bahwa maksud dari tulisan beraksara Arab tersebut bukan untuk melecehkan umat Muslim di Indonesia, melainkan bermakna persatuan.
“Mengenai kostum Agnez Mau yang ada tulisan arab, hal ini BUKAN pelecehan terhadap kaum muslim. Tulisan itu memiliki arti ‘persatuan’. Arti dari persatuan itu adalah ‘timur bertemu dengan barat‘,” tulis akun @Agnesmonicazone.
Kala Agnes Mo merilis album debut internasionalnya, X, melalui single Long As I Get Paid, publik heboh dengan video lagu tersebut yang mewah.
Apalagi, Agnez Mo komplet membungkus kemewahan tersebut dengan kostum karya Anne Avantie, lengkap dengan head piece yang terkesan mewah.
“Ini sebenarnya keren banget,promosinya di tingkatkan lagi biar makin banyak produsen dan musisi dunia yang lihat,” kata salah satu komentar pada video tersebut.
Namun konsep Agnez memadukan aksen kebaya dan batik dengan budaya Barat juga menimbulkan pandangan miring bagi sebagian penonton. Bahkan ada yang menuding Agnez mencontek Nicki Minaj.
“I see some Nicki Minaj_No Frauds here.. nyontek ya?” kata komentar netizen
Pada tahun lalu, Agnez Mo kembali jadi bahan gunjingan. Apalagi setelah cuplikan kemesraan Agnez Mo dan Chris Brown diunggah ke internet.
Rumor kedekatan Agnez Mo dengan Brown terkuak sejak November dua tahun lalu. Brown pernah memuji Agnez Mo dan masakannya. Ia juga mengunggah foto-foto kebersamaan di studio-yang kini dihapus.
Tak hanya di dalam studio, mereka juga kedapatan bermesraan di DisneyLand.
Mereka seakan membuka diri ke publik saat sama-sama menghadiri ulang tahun DJ Khaled pada akhir November.
Namun, meski datang dan pulang bersama keduanya memilih keluar dan masuk tempat pesta secara terpisah. Tak ayal, itu menjadi sasaran gosip media internasional.
Tak lama setelah itu, Agnez Mo memamerkan kolaborasinya dengan Brown. Mereka merilis lagu duet bertajuk On Purpose yang dirilis dalam album Brown, Heartbreak on a Full Moon.
Kini Agnez Mo kembali menjadi gunjingan, namun bukan karena pakaian dan bermesraan dengan seseorang melainkan akibat ucapannya sendiri.
Dalam video wawancara yang dirilis akhir pekan lalu lalu, Agnez ditanya soal keberagaman budaya di Indonesia yang kemudian memengaruhi musik yang ia rilis di Amerika Serikat.
Agnez Mo kemudian mengisahkan banyak keberagaman Indonesia muncul karena banyak budaya yang berbeda-beda pada 18 ribu pulau di dalamnya. Keberagaman itu terlihat, kata Agnez, dari pakaian tradisionalnya hingga urusan musik.
“Musiknya, secara umum, kami memiliki banyak jenis, amat beragam,” kata Agnez. “Saya tumbuh dengan itu,”
Agnez kemudian ditanya soal latar belakang dirinya yang dinilai berbeda dibanding kebanyakan citra orang di Indonesia.
“Sebenarnya saya tidak punya darah Indonesia sama sekali. Saya sebenarnya keturunan Jerman, Jepang, China, saya hanya lahir di Indonesia”
” Dan saya juga seorang Kristen yang mana di Indonesia mayoritasnya adalah Muslim,” kata Agnez.”Jadi saya selalu merasa seperti, tahulah, saya tidak akan mengatakan bahwa saya merasa bukan bagian dari sana [Indonesia] karena saya selalu merasa masyarakatnya menerima saya apa adanya,” lanjut Agnez.
“Namun selalu ada perasaan bahwa saya tidak seperti yang lain. Dan saya pikir itu sungguh mengajarkan saya bagaimana merangkul hal tersebut,” katanya.
Agnez Mo sendiri sudah buka suara soal kehebohan tak berdarah Indonesia itu. Melalui unggahan di media sosial, Agnez Mo mengungkapkan bahwa dirinya bermaksud menunjukkan keberagaman yang ada dalam hidupnya.
“Saya tumbuh dalam budaya yang beragam. Inklusi budaya adalah yang saya pilih. Bhineka Tunggal Ika berarti bersatu dalam keberagaman. Saya menyukai ketika saya bisa berbagi sesuatu tentang asal dan negara saya,” kata Agnez.
“Saya akan selalu jujur dan berujar kepada dunia bagaimana seorang minoritas seperti saya diberikan kesempatan untuk memiliki dan mengejar mimpi kami,” lanjutnya.