Seks dan orgasme tak bisa dipisahklan.
Keduanya merupakan dua hal yang saling berkaitan
Banyak yang menganggap bahwa seks dilakukan untuk mencapai orgasme atau klimaks.
Namun apakah Anda pernah berhubungan seks dan tidak mencapai klimaks saat itu?
Jangan cemas, Anda tak sendiri. Ada banyak orang yang belum mencapai puncak kenikmatannya ketika berhubungan seks. Lantas, apakah mencapai klimaks saat bercinta menjadi sebuah kewajiban?
Orgasme adalah sebuah puncak kenikmatan yang biasanya didapatkan ketika seseorang melakukan hubungan seks.
Hal ini dapat terjadi pada pria dan wanita dengan rangsangan tertentu.
Oleh karena itu, sebagian besar orang menganggap bahwa ketika berhubungan seks, maka orgasme adalah hal yang pasti dan wajib terjadi.
Namun ternyata, mencapai klimaks saat bercinta tidak selalu bisa dan mudah dilakukan, terutama bagi wanita. Ada beberapa penyebab mengapa wanita sulit mengalami orgasme, yaitu:
Tak jarang saat sedang melakukan aktivitas seksual wanita akan melihat jam berulang kali.
Kebanyakan wanita merasa khawatir aktivitas ini sudah berjalan terlalu lama.
Akibatnya, seks dilakukan hanya sebagai kewajiban, bukan sebagai sarana untuk menerima dan memberi kenikmatan.
Kebanyakan wanita mampu bahkan ahli dalam memberikan kepuasan kepada pasangannya.
Akan tetapi, terkadang hal tersebut bertolak belakang saat sang pasangan ingin juga memberikan kesenangan padanya.
Entah karena takut atau khawatir, wanita seringkali “tertutup” akan hal tersebut. Hal inilah yang membuat wanita terkadang sulit mencapai orgasme karena secara tidak sadar hanya memberi kepuasan dan enggan menerimanya.
Sebagian besar wanita tidak tahu caranya mencapai klimaks saat bercinta karena ketidaktahuan mereka akan bagian paling sensitif dari alat kelaminnya.
Sama seperti penis, klitoris merupakan bagian paling sensitif yang perlu dirangsang untuk dapat mencapai klimaks.
Ada banyak wanita yang memiliki batasan saat bercinta. Misalnya, seks hanya bisa dilakukan dengan cara A, tidak dengan cara B atau misalnya membandingkan seksualitas Anda dengan orang lain sehingga membuat Anda terpaku pada contoh tersebut dan cenderung kaku.
Padahal, seks membutuhkan kebebasan dan eksplorasi penuh untuk dapat mencapai kenikmatan yang sesungguhnya.
Dr. Petra Boynton, psikolog sosial mengatakan secara budaya, orgasme masih dipandang sebagai tolak ukur seks yang hebat.
Namun faktanya hal ini bergantung pada kesepakatan masing-masing pasangan.
Dengan atau tanpa orgasme yang terpenting ialah Anda dan pasangan mengalami kesenangan, kepuasan, dan merasa terhubung.
Anda bisa mendapatkan kepuasan saat bercinta tanpa mencapai orgasme jikaAnda tidak melihat orgasme sebagai tujuan dan pencapaian dari hubungan intim yang dilakukan.
Selain itu Anda mengutamakan koneksi, kedekatan, dan komunikasi serta Anda mengganti istilah “seks” dengan “kesenangan”.
Sehingga apapun yang Anda dan pasangan lakukan akan menjadi hal yang tetap menyenangkan walaupun tanpa orgasme.
Jika Anda atau pasangan merasa sulit untuk mencapai klimaks saat bercinta maka hal ini tidak menjadi masalah dan cenderung menerimanya untuk kemudian mencari alternatif lain yang sama-sama memuaskan dan membahagiakan.
Anda dan pasangan dapat mengomunikasikan keinginan masing-masing dan mendengarkan yang apa diinginkan dan berusaha untuk saling mengerti dan menghargai pilihan masing-masing.
Seks dengan atau tanpa orgasme sebagai titik klimaks pada dasarnya bukan hal mutlak.
Hal ini bergantung pada kesepakatan Anda dan pasangan akan arti kepuasan dan kenikmatan dalam bercinta.
Ada banyak cara yang bisa Anda dan pasangan lakukan untuk menikmati seks tanpa orgasme.
Namun, tidak mencapai orgasme sama sekali terkadang bisa menjadi masalah bagi sebagian orang.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk membicarakan terlebih dahulu pada pasangan terkait seberapa penting orgasme dalam setiap hubungan seks yang dilakukan.