Anda mengalami penamabhan berat badan?
Jangan cepat-cepat menyalahkan ada yang salah dalam asupan Anda.
Anda harus menyadarikenaikan berat badan tidak hanya karena “keteldoran” makan.
Bisa jadi karena itu stres di tempat kerja yang diam-diam menggerogoti tanpa disadari.
Sejumlah penelitian dalam kurun waktu dua tahun terakhir menunjukkan stres di tempat kerja membuat seseorang menjadi lebih gemuk atau bertambah berat badannya.
“Stres di tempat kerja adalah salah satu jenis stres yang biasa terjadi, ketika seseorang menghabiskan banyak waktunya dalam seharian di tempat kerja,” ungkap Elissa Epel, seorang peneliti mengenai stres dan efek terhadap penuaan dan berat badan.
Penulis buku The Telomere Effect: The New Science of Living Younger itu menuturkan stres karena pekerjaan memberi dampak buruk pada kesehatan, salah satunya efek obesitas ini.
Kenapa bisa demikian?
Sebuah penelitian menunjukkan misal seseorang bekerja sepuluh jam sehari yang berarti hampir lebih dari lima puluh jam per minggu.
Kadang waktu yang dihabiskan untuk bekerja ini membuat mereka hampir tak ada waktu untuk merawat tubuh, seperti meluangkan wkatu untuk berolahraga dan lainnya.
Lalu, ada bagian pekerjaan yang memberi beban tambahan, seperti tambahan kerja di menjelang akhir jam kerja, atau pekerjaan yang harus diselesaikan di rumah saat malam hari sehingga mengurangi waktu istirahat.
“Malam hari adalah waktu ketika stres dengan efek racunnya paling berdampak terhadap tubuh, karena ia mencegah tubuh untuk pulih dari lelah setelah bekerja di sepanjang hari,” tambah Epel.
Jika tekanan darah dan tingkat stres tidak kembali ke angka normal maka seseorang biasanya akan membuat pilihan makan malam yang serampangan.
Kurang tidur dan kadang hormon lapar keesokan harinya membuat ia ingin makan apa saja, dan kebanyakan makanan tidak sehat.
Janet Tomiyama, direktur bagian Laboratorium Diet, Stres dan Kesehatan UCLA mengungkapkan ada alasan kenapa seseorang kemudian bertambah berat badannya.
Jika dulu seseorang takut karena beruang misalnya, ia merasa tertekan, stres lalu ada sinyal ke tubuh untuk melepas energi dan berlari kencang.
Namun, kini tekanan atau ketakutan yang sama memicu dua hal, tingkat stres tak terkendali dan kekhawatiran akan beban status sosial
Ketika seseorang diberi tambahan kerja, ia membawanya pulang dan bekerja hingga larut malam.
Tekanan yang seolah tak ada habisnya di keesokan hari membuat ia tertekan tapi bukannya berlari, malah duduk di meja kerja.
Tanpa ada aktivitas apapun, yang kemudian menjadi lemak.
Kembali lagi ke soal makanan saat lelah dan tekanan berat di tempat kerja.
Apa yang biasanya dipilih?
Apakah makanan sehat seperti salad, kentang goreng, atau sekantong makanan ringan berpenyedap rasa dan minuman vanilla Fapppucino karena alasan haus?
Biasanya pilihan akan jatuh pada yang terakhir yang kaya akan lemak, dan gula yang diharapkan memberi energi lebih banyak dalam waktu singkat. Ini diambil tanpa perhitungan yang tepat.
“Penelitian menunjukan betapa otak merespons terhadap makanan-makanan jenis seperti itu ketika stres, ia mendorong tubuh untuk selalu makan dan bahkan membuatnya terasa lebih enak daripada biasanya,” ungkap Tomiyama.
Kenyataan yang tak dapat dipungkiri adalah stres secara psikologi mengubah metabolisme tubuh terhadap makanan, dan ini lebih mengarah pada yang tidak baik.
Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Biological Psychiatry pada dua tahun lalu misalnya, mengungkapkan stres di tempat kerja membuat sebagian besar partisipan malas bergerak membakar kalorinya dan meningkatkan level insulin di dalam tubuh.
Janice Kiecolt-Glaser, direktur Ohio State Institute for Behavioral Medicine Research menyarankan agar menghindari makanan tak sehat saat stres. Ini adalah salah satu cara paling tepat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Ia mengatakan ada baiknya menyimpan makanan ringan sehat dan kaya nutrisi di tempat kerja agar ketika pekerjaan menumpuk dan stres melanda, yang pertama kali diambil adalah makanan sehat, bukan lagi makanan cepat saji dan yang tak menyehatkan.
Selain itu, menyempatkan diri berolahraga juga dapat mengurangi efek negatif dari stres.
Setidaknya minimallima belas menit setiap hari.
Lebih jauh lagi jika tingkat stres bisa mengarah pada depresi ada baiknya mencari pertolongan sesegera mungkin.
Lingkungan sosial di tempat kerja juga menjadi penting di saat saat seperti ini. Jika ada pekerjaan yang terasa menumpuk tak terselesaikan, buat manajemen waktu menjadi lebih baik.
Bagaimanapun, tekanan di tempat kerja diam-diam tanpa disadari jika tidak disiasati akan berdampak buruk terhadap kesehatan.