Site icon nuga.co

Kesepian Itu “Penyakit” Tak Menyenangkan

Percaya? Hampir setengah manusia, atau empat puluh persennya, mengalami “penyakit” kesepian.

Lantas?

Jangan dulu membantah. Sebab kesepian itu adalah hal yang biasa.

Anda pernah mengalaminya, bukan? Nah siapa yang tidak pernah mengalami kesepian dalam arti yang sesungguhnya.

Meski kesepian sesuatu yang biasa, tapi ada orang mengalami dampak yang dramatis dalam hidupnya karena kesepian.

Kesepian tentu saja rasanya tidak menyenangkan. Tidak hanya membekukan hati, kesepian juga menjenuhkan jiwa, melelahkan perasaan dan memilukan batin.

Kesepian adalah tatkala seseorang merasa bahwa dirinya penuh kesendirian, kehampaan, kesunyian dan kesedihan.

Walaupun banyak orang yang ada di sekitar dirinya secara fisik, namun kesepian adalah yang paling mendominasi jiwanya. Memang sulit untuk mencari kalimat yang pas untuk mendefinisikan kondisi kesepian. Akan tetapi pada dasarnya kesepian lebih pada keadaan jiwa manusia.

Kemudian muncul pertanyaan, kenapa kesepian itu terjadi? Jawabannya adalah ketidak sanggupan manusia hidup sendiri, dikarenakan manusia adalah makhluk sosial.

Meskipun seseorang tinggal di daerah terpencil, namun pasti ada komunitas atau tempat berkumpul dengan kecenderungan yang sama seperti daerah asal, hobi yang sama atau mata pencaharian yang sama.

Ada empat penyebab dasar dari kesepian. Penyebab pertama adalah transisi kehidupan. Transisi yang menyebabkan perubahan sehingga kita merasa kesepian. Menjadi tua kemudian ditinggalkan anak dapat menciptakan kesepian dalam hidup. Berganti pekerjaan, sakit keras, pensiun, dapat menimbulkan kesepian.

Setiap pengalaman baru yang kita hadapi dapat menimbulkan kesepian. Yang membuatnya lebih buruk, kita cenderung mengisolasikan orang-orang yang sedang sekarat.

Penyebab kedua adalah keterpisahan. Ketika kita diisolasi dalam pengertian terpisah dari teman-teman dekat, terpisah dari keluarga anda dikarenakan karier, praktek kuliah, wajib militer, atau alasan lainnya itu dapat menyebabkan kesepian.

Apalagi mereka yang sulit diakses oleh alat komunikasi apapun. Sungguh mereka akan bisa merasakan kesepian. Keterpisahan lainnya adalah perceraian/putus hubungan. Ini juga penyumbang besar masalah kesepian dalam masyarakat.

Penyebab ketiga adalah direndahkan/dipermalukan. Dalam dunia pekerjaan, dunia pendidikan atau dalam relasi sosial dengan orang lain, bila mendapatkan ucapan yang merendahkan atau dipermalukan di depan umum akan menimbulkan rasa kesepian yang dalam.

Kita merasa diserang dan kita merasa sendirian karena tidak ada yang membela. Melewati pengalaman seperti ini menimbulkan perasaan kesepian yang menyakitkan.

Godaan terbesar dari orang yang merasakan kesepian dalam kondisi ini adalah menarik diri dan membangun tembok anda sendiri. Tetapi, justru dengan melakukan hal ini hanya akan membuat orang ini semakin kesepian.

Penyebab keempat dari kesepian adalah penolakan. Kita merasa sakit hati, tidak dianggap, tidak berguna, tidak bisa diandalkan, tidak dicintai dan lain sebagainya.

Perasaan ini bila tidak diatasi dengan baik, akhirnya dapat disalah mengerti oleh diri kita sendiri dan membuat kita merasa kesepian yang sangat. Itulah sebabnya orang yang merasakan kesepian karena penolakan sulit untuk ditangani. Karena dia sendiri sudah men-stigma dan men-diskriminasikan dirinya sendiri.

Maka dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya sangat kecil kemungkinan seorang manusia merasakan kesepian, namun fenomena kesepian tidak dapat dipungkiri telah terjadi pada manusia.

Ketika kesepian menerpa, maka hendaknya kita menguatkan jiwa untuk bertahan menerima hempasannya supaya kestabilan diri tetap terjaga. Rasa sepi itu selalu ada dalam pikiran manusia, jadi saat perasaan itu muncul, tergantung bagaimana anda mengatasinya

“Psychology today,” sebuah situs kejiwaan menyebut beberapa fakta soal kesepian yang kerap hinggap dalam hidup seseorang:

Munculnya rasa kesepian sepenuhnya bergantung pada kualitas hubungan sosial seseorang. Percuma punya teman segudang bila Anda tidak merasakan ikatan dan kedekatan dengan mereka.

Pernikahan tidak menjamin seseorang bebas rasa kesepian dalam hidupnya. Ketika pasangan dalam suatu hubungan pernikahan tidak lagi berbagi rasa mendalam, pikiran, dan pengalaman bersama-sama, maka akan timbul suatu rasa sepi.

Orang-orang dalam kondisi tersebut merasa pasangan mereka tidak bisa memberikan ikatan mendalam seperti yang mereka inginkan.

Penelitian menemukan bahwa orang yang kesepian cenderung memandang hubungan sosial yang mereka miliki kurang berharga bagi hidupnya. Hal itu juga disebabkan sahabat mereka yang sering kali tidak peka dan tidak berusaha mengusir rasa kesepian itu.

Kita cenderung bisa mendeteksi kesepian yang dialami orang di sekitar kita. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang kesepian akan menularkan hal itu ke orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, muncul lebih banyak lagi orang-orang yang kesepian.

Orang yang mengalami kesepian akut selama bertahun-tahun akan lebih berisiko terkena penyakit jantung. Hal itu disebabkan tubuhnya sudah terlalu sering mengalami tekanan.

Exit mobile version