Site icon nuga.co

Ketika Suami “Kecanduan” Video Biru

Kehidupan seksual Anda berjalan normal?

Aktifitas ranjang juga bebas problem?

Ya, itu bagus. Dan itu juga tidak berarti adanya jaminan bahwa semuanya lancar.

Tapi, apakah Anda tahu bahwa kehidupan seksual yang baik juga punya masalah?

Dan salah satu masalah itu, dan kerap terjadi adalah, suami masih ‘candu’ video biru.

Ada banyak pria yang sudah bercinta dengan pasangannya dan puas tapi kok masih nonton film porno
Apakah sang suami tidak puas fisik?

Para ahli dengan enteng menjawabnya, “nggak juga.”

Dan para ahli juga mengatakan ketidakpuasan itu datang dari masalah psikologis.

Kepuasan secara fisik mungkin sudah didapatkan, namun mereka merasa tak puas secara psikologis dan merasa lebih puas saat melihat film porno.

Kalau pasangan mengalami hal ini, jangan buru-buru menghakimi pasangan Anda. Tanya diri sendiri, apa yang membuat pasangan Anda bisa bersikap seperti ini

Setelahnya tanyakan ke dia apa yang dia inginkan dari Anda seperti yang ada di dalam film itu.

Dalam imajinasi beberapa pasangan yang masih gemar nonton film porno, aktivitas seksual yang dilakukan seringkali ekstrem.

Sedangkan dalam kenyataannya, aktivitas seksual ini seringkali monoton alias kurang variasi.

Salah satu pasangan pun enggan bicara dan mengekspresikan keinginannya. Solusi paling mudah adalah dengan menonton film porno dan berimajinasi sendiri setelah menonton film tersebut.

Lalu, bagaimana ketika pasangan meminta gaya seksual yang ekstrem mirip dalam film porno?

Enggak ada masalah, itulah pentingnya diskusi. Selama itu adalah kesepakatan berdua, keinginan bersama, dan selama tidak menyakiti, tidak disakiti dan tidak melanggar hukum, ya enggak ada masalah.

Para seksolog menyarankan pasangan yang masih punya kebiasaan untuk nonton film porno ini untuk segera menghentikannya.

Alasannya, kebiasaan ‘merangsang’ dan mencari kepuasan hubungan seksual lewat film porno ini akan menyebabkan banyak masalah turunan lainnya.

Pornografi akan membuat Anda mempertanyakan kemampuan seksual Anda

Dengan kata lain, nonton film porno sebenarnya justru akan menurunkan kepercayaan diri Anda sendiri dalam beberapa hal.

Selain itu, Anda cenderung juga akan membanding-bandingkan diri sendiri dengan si bintang porno dalam film.

“Anda akan membandingkan, misalnya kok punya dia lebih besar, punya saya kecil. Durasi bercintanya lebih lama dibanding saya dan pasangan. Ujung-ujungnya semua akan dibandingkan dan jadi minder.”

Rata-rata penonton film porno memiliki pandangan yang lebih egaliter terhadap perempuan dibandingkan mereka yang bukan penonton film porno, kata sebuah studi yang masih diperdebatkan.

Para peneliti di Universitas Western, Kanada, bahkan berpendapat bahwa banyak penggemar pornografi dapat menjadi ‘sekutu yang berguna’ bagi perjuangan kesetaraan perempuan di tempat kerja dan kantor pemerintah.

Taylor Kohut, profesor di bidang psikologi yang juga pemimpin penelitian menganalisis data selama tiga puluh lima tahun dari General Social Survei

Berdasarkan laporan mereka yang dilaporkan dalam Jurnal Penelitian Seks, mengakui bahwa mereka menonton ‘film biru’ selama tahun lalu, tidak atau kurang mengidentifikasi diri sebagai feminis dibandingkan mereka yang tidak menonton film porno.

Para peneliti juga menemukan, rata-rata penonton film porno mengekspresikan sikap yang lebih positif terhadap perempuan dalam posisi kekuasaan, serta memiliki sikap yang tidak negatif terhadap aborsi dan perempuan dalam dunia kerja.

Kohut mengatakan, hasil tersebut sebagian bisa dijelaskan dengan fakta bahwa pengguna pornografi mungkin sebagian besar adalah orang-orang yang liberal, sementara mereka yang bukan pengguna cenderung lebih konservatif atau religius.

Kendati demikian, studi ini menuai banyak kritik. Gail Dines, aktivis anti-pornografi terkemuka mengatakan, “Mungkin beberapa dari orang-orang ini memiliki kepercayaan yang lebih pada aborsi, mungkin mereka percaya bahwa perempuan harus memegang jabatan di kantor lebih tinggi.

Tapi, tampaknya laki-laki memiliki ketertarikan seksual lebih kecil pada seks sebenarnya dengan perempuan sejati, mereka ingin menikmati seks pornografi.”

Exit mobile version