Saat berhubungan seks, orgasme adalah salah satu bonus yang bisa didapatkan pasangan.
Sayangnya tidak semua orang bisa mencapai orgasme dengan mudahnya ketika berhubungan seks.
Beberapa hal yang menghambat terjadinya orgasme antara lain seperti stres, kurang percaya diri, bahkan kadang Anda memang sedang lelah tapi tidak enak untuk menolak ajakan pasangan untuk bercinta.
Hal inilah yang kadang membuat salah satu pasangan, terutama wanita, mencoba memalsukan orgasme mereka.
Tak seperti pria, wanita cenderung sulit untuk mencapai klimaks dalam hubungan intim atau orgasme.
Sementara itu, orgasme ‘palsu’ atau pura-pura orgasme dianggap tabu. Riset yang diterbitkan di Journal of Sexual Archieves ini melibatkan hampir lima ratus pasangan heteroseksual.
Ada beberapa alasan mengapa mereka berpura-pura orgasme antara lain, rasa takut, rasa tidak aman, melindungi perasaan pria dan keinginan untuk mengakhiri sesi ‘ranjang’.
Namun sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sebenarnya pura-pura orgasme justru bisa meningkatkan kehidupan seks pasangan.
Jika wanita berpura-pura orgasme, pasangannya menjadi lebih bersemangat. Semangat ini pun menular sehingga para wanita jadi lebih bersemangat.
Tracey Cox, ahli seks berkata bahwa sebenarnya berpura-pura orgasme tidak terlalu masalah.
“Beberapa terapis seks berkata jika kamu mengalami orgasme bersama pasangan sebanyak sembilan puluh persen, ini tidak direkomendasikan. Tapi jika hanya sepuluh persen pura-pura orgasme, maka ini masih bisa diterima,” kata Tracey dikutip dari Daily Mail.
Gairah tinggi atau ‘elevated arousal’ adalah istilah teknis untuk membuat orgasme palsu. Idenya, saat orang berusaha melakukan hal yang diharapkan akan terjadi, maka hal yang sebenarnya diharapkan akan terjadi di kemudian hari.
Hal ini juga dapat diterjemahkan dalam pepatah ‘fake it till you make it‘. Strategi ini mirip yang diterapkan bagi para atlet untuk memvisualisasikan kemenangan.
Kendati demikian, Tracey mengingatkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan pasangan. Pria akan menggunakan teknik yang sama karena ia pikir ini efektif. Ini bisa membuat wanita frustasi dan sangat mengganggu kala bercinta.
“Memiliki keberanian untuk terbuka dan berkata ‘Sebenarnya, itu bukan apa-apa buat saya’ itu sulit, tapi Anda harus melakukannya,” kata Tracey.
Ia mengingatkan terlalu sering berpura-pura di awal hubungan bisa membentuk pola tingkah laku berdasarkan tipuan dan ketidakpuasan.
Sementara itu, seksolog Nikki Goldstein menuliskan dalam blognya bahwa bagi sebagian wanita, orgasme bisa jadi sesuatu yang begitu sulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini.
“Musuh terbesar wanita bisa jadi dirinya sendiri. Saat berpikir berlebihan akan sesuatu hal, lekat di pikiran dan ini bisa membuat kita tidak fokus,” ujarnya
Memalsukan orgasme jatuhnya memang seperti membohongi pasangan. Namun, tidak selamanya pura-pura orgasme itu berarti buruk untuk dilakukan..
Beberapa orang sengaja memalsukan orgasme dengan tujuan memuaskan pasangannya. Akan tetapi, manfaatnya tidak berhenti sampai di situ saja.
Justru dengan memuaskan pasangan, Anda sendiri pun akan jadi merasa lebih bergairah dan bersemangat. Karena itulah kenikmatan Anda sendiri pun bisa bertambah karena pasangan Anda merasa puas.
Orgasme tidak mantap kalau tidak dibarengi dengan desahan atau teriakan manja ketika mencapai puncaknya.
Nah, Anda jangan salah sangka dulu ketika pasangan Anda pura-pura orgasme sembari mendesah atau menjerit lembut.
Bisa jadi ini sebagai cara dan upaya yang ia lakukan agar gairahnya sendiri terangsang dan meningkat.
Dengan begitu, positifnya, memalsukan orgasme ini bisa menjadi usaha bahwa pasangan Anda memang ingin menjadikan hubungan seks ini lebih bergairah.
Siapa sangka juga dengan memalsukan orgasme, Anda malah bisa mencapai klimaks sesungguhnya.
Bagi kebanyakan pasangan, prialah yang biasanya mengambil kendali di ranjang. Mulai dari menentukan posisi seks, kapan akan penetrasi, hingga kapan menyudahi seks.
Nah, memalsukan orgasme bisa menjadi cara cerdik bagi wanita untuk balik mengambil alih hal tersebut.
Ini juga bisa menjadi tanda bahwa orgasme pura-pura dilakukan sebagai kode untuk mengganti posisi seks. Misalnya Anda sebenarnya punya posisi seks favorit yang jarang sekali dipraktikkan dengan pasangannya. Ketika suatu saat Anda dan pasangan mencoba posisi tersebut, Anda pun memalsukan orgasme supaya pasangan Anda tahu bahwa Anda betul-betul menyukai posisi tersebut.
Anda berpikir mungkin saat ini memalsukan orgasme adalah jalan terbaik agar Anda tidak melukai ego pasangan.
Namun, terus-terusan memalsukan orgasme bisa berbalik merusak hubungan dan kepercayaan pasangan terhadap Anda. Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda pura-pura orgasme.
Saat orgasme terjadi, tubuh akan mengaktifkan banyak zat kimia yang bermanfaat. Contohnya dopamin, vasopresin, endorfin, dan oksitosin.
Hormon-hormon tersebut bisa memberikan banyak manfaat emosional dan fisik, termasuk tidur yang lebih baik, pereda nyeri sementara, mengurangi kecemasan, peningkatan sistem kekebalan tubuh, pikiran lebih fokus, dan rasa senang.
Nah, jika Anda pura-pura orgasme, Anda bisa kehilangan beberapa manfaat tersebut. Maka, ada baiknya latih titik rangsangan, dan komunikasikan dengan pasangan mengenai cara berhubungan seks yang memang bikin Anda berdua sama-sama bisa orgasme.
Saat Anda ingin mencapai orgasme yang sesungguhnya, Anda dan pasangan bisa sama-sama mengeskplorasi hal yang disukai dan tidak disukai, begitu pula sebaliknya.
Nah, jika Anda hobi memalsukan orgasme, Anda rugi sendiri. Pasangan Anda tidak akan tahu bagaimana cara memuaskan Anda dengan benar. Anda pun akan sulit mendapatkan kepuasan bercinta yang sesungguhnya.
Memalsukan berarti membohongi.
Maka secara tidak langsung Anda juga membohongi pasangan Anda soal kenikmatan yang Anda rasakan. Itulah mengapa memalsukan orgasme sebaiknya tidak dilakukan setiap kali bercinta.
Jika pasangan Anda tahu, ia akan merasa terbohongi, dan ini akan menjadi bumerang untuk hubungan Anda berdua.