“Semua salahmu! Kalau kamu mengikuti kata-kataku, pasti ini nggak akan terjadi.”
“Tuh, kan, kita salah jalan. Kan aku sudah bilang tadi jangan lewat sini.”
Punya pasangan yang selalu merasa benar seperti itu tentu membuat Anda kesal dan frustrasi bukan kepalang.
Bagaimana tidak, Anda sering kali disudutkan dan selalu berada di pihak yang bersalah atas semua konflik yang terjadi dalam hubungan asmara Anda berdua.
Padahal, bisa jadi Anda yang benar dan pasangan Anda yang salah.
Sesekali mengalah sebetulnya tidak masalah demi menyelamatkan hubungan Anda. Akan tetapi, kalau sudah berulang kali, baiknya jangan lagi tinggal diam dan segera ambil tindakan.
Orang yang sering menyalahkan orang lain umumnya memiliki ego yang tinggi.
Pasalnya, ia sering kali ngotot saat mengungkapkan argumennya sendiri dan berusaha meyakinkan orang lain supaya satu pemikiran dengannya.
Namun, seorang terapis bernama Karyl McBride, Ph.D., justru memberikan pandangan yang berbeda.
Ia mengungkapkan kepada Men’s Health bahwa orang yang merasa selalu benar justru memiliki ego yang lemah alias rapuh. Mengapa demikian?
Saat harga dirinya terancam, ia akan kelabakan, panik, dan ingin terlihat lebih kuat dibandingkan lawannya. Akibatnya, ia cenderung menyalahkan orang lain supaya dirinya lebih unggul dan tidak terlihat lemah di depan lawannya.
Hal ini juga diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Marta Krajniak dan Fairleigh Dickinson baru-baru ini. Mereka menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah cenderung mengalami gangguan kepribadian berupa kesulitan untuk meredam egonya.
Jadi singkatnya, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi diri dari rasa tidak aman.
Itulah sebabnya, pasangan yang selalu benar akan menekan Anda terus-terusan supaya Anda jadi tidak percaya diri dan mengikuti semua kemauannya.
Menghadapi pasangan yang selalu merasa benar sebetulnya susah-susah gampang. Di satu sisi, Anda dapat belajar mengendalikan ego saat menghadapinya, tapi di sisi lain Anda juga harus mampu beradu argumen tanpa terbawa emosi.
Berikut ini cara menghadapi dan berdamai dengan pasangan yang selalu merasa benar.
Kunci utama dalam menghadapi pasangan yang selalu merasa benar adalah bersikap tenang. Ambil napas dalam dan embuskan perlahan. Kendalikan emosi dan reaksi Anda sekalipun diterpa oleh berbagai tuduhan dari pasangan.
Ingat, Anda tak perlu m
embalasnya dengan balik ngotot yang justru bisa memperparah keadaan. Bukannya menyelesaikan masalah, hal ini justru dapat memicu keretakan hubungan asmara Anda berdua.
Berikan jeda time-out selama 10 menit, sejam, atau bahkan seharian untuk saling menenangkan diri. Begitu emosi mulai surut, barulah ajak pasangan untuk berdiskusi.
Jangan pernah melanjutkan pertengkaran ketika dua-duanya masih penuh kekesalan karena pasti sia-sia saja.
Setelah Anda berdua sama-sama tenang, komunikasikan masalah yang ada dengan kepala dingin. Anda tak perlu menekannya supaya mengaku salah, tapi justru ajak dia untuk membahas argumennya dengan tenang.
Contohnya begini. Keuangan keluarga Anda tiba-tiba menurun drastis karena banyaknya kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Namun, pasangan Anda justru menyalahkan dan menuduh Andalah yang menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting.
Lagi-lagi, jangan tarik urat dulu, ya. Jelaskan pelan-pelan alasannya dan berikan bukti daftar belanjaan Anda kepada pasangan.
Katakan saja yang sejujurnya jika memang harga bahan pokok sedang naik sehingga menyebabkan overbudget.
Komunikasikan baik-baik dengan pasangan dan mintalah untuk saling mengintrospeksi diri.
Ini tidak hanya mampu menurunkan ego pasangan, tapi juga menumbuhkan rasa saling pengertian satu sama lain.
Keharmonisan hubungan ternyata tergantung dari seberapa kuat Anda dan pasangan meredam ego satu sama lain.
Jika pasangan dengan ego tinggi dibalas dengan ego yang tinggi pula, maka ini malah akan memicu konflik baru dan memperpanjang deretan masalah dalam hubungan Anda berdua.
Maka itu, turunkan ego masing-masing dan saling introspeksi. Meskipun pasangan Anda selalu merasa benar, dia juga berhak untuk didengar, lho.
Anda juga harus mampu memahami sudut pandangnya dulu sebelum mengutarakan pendapat Anda. Dengan memahami apa yang pasangan rasakan dan pikirkan, lebih muda pula bagi Anda untuk memahami dan memaafkannya.
Yang terakhir, cobalah cari jalan keluar bersama untuk mengatasi konflik. Tidak ada gunanya untuk mencari siapa yang menang atau kalah.
Buatlah keputusan yang sama-sama menguntungkan dan melegakan kedua belah pihak.
Lagi-lagi, jangan biarkan egonya yang menang tanpa ada penyelesaian apa pun. Ketimbang terus mencari siapa yang menang atau kalah, sebaiknya ingat lagi kesamaan yang Anda berdua miliki.
Misalnya Anda berdua suka menonton film sebelum tidur, maka lakukan hal ini untuk membantu mencairkan suasana. Semakin baik suasana hati Anda dan pasangan, maka Anda berdua akan semakin mudah menemukan jalan keluar yang tepat untuk masalah ini.
Ajak pasangan Anda untuk menentukan cara mengatur keuangan yang baik supaya tidak overbudget. Dengan begitu, Anda berdua akan terhindar dari percekcokan untuk masalah yang sama di kemudian hari.