Site icon nuga.co

Puber Kedua Itu Mitos atau Kenyataan

Puber kedua? Mitos atau benar adanya!

Ya, puber kedua. Dan begitu banyak dibicarakan, diperdebatkan dan tak pernah berkesudahan apakah ia hanya sebuah mitos untuk mempersepsikan perangai lelaki, atau pun ia benar-benar ada.

Tidak sedikit para ilmuwan yang menegaskan bahwa puber kedua pada pria bukan olok-olok atau masalah psikologis semata.

Puber kedua?

Ya, ketika seorang pria merasakan jatuh cinta kembali seperti saat ingin mendapat gadis impiannya.

Fatalnya, kondisi ini sering dikaitkan dengan perselingkuhan.

Lantas, benarkah hal ini dapat terjadi? Atau jangan-jangan hanya akal-akalan pria.

Para psikolog seksual menanggapi tentang kondisi yang biasanya terjadi pada pria usia empat puluhan namun bukan disebabkan oleh gangguan medis.

Memasuki usia empat puluhan, seorang pria biasanya mengalami fenomena psikologis.

Ketika itu, pria sedang mencapai puncak karir sehingga dia memiliki kecenderungan ego yang yang tinggi. Sayangnya seringkali ego tidak dibarengi dengan kemampuan yang baik dalam hal bercinta.

Maka itu, kondisi ini sering dihubungkan dengan impotensi parsial.”

Jadi, bagaimana menyikapinya?

Secara fisik semestinya suami istri saling berkomunikasi dengan baik.

Seandainya suami tidak percaya diri dengan kondisinya, konsultasikan hal tersebut pada dokter atau psikolog. JIka dibiarkan berlarut-larut, waspada selingkuh hati. Dia bisa saja chating dan sebagainya.

Secara biologis, pria di usia pertengahan atau lebih dini bisa mengalami perubahan fisik seperti yang mereka alami saat pubertas pertama kali.

Puber kedua, secara medis, yang pasti terjadi pada pria dan biasanya dialami saat pria telah berusia di atas usia empat puluhan tahun.

Ketika saatnya tiba, tubuh Anda akan mulai berubah dengan cara yang mungkin menakutkan dan melemahkan pria.

Dengan demikian, gejala yang dialami saat puber kedua ini sering kali membuat pria ingin membuktikan diri bahwa mereka masih tampan dan kuat, meskipun secara fisik kerja tubuh mereka sudah menurun.

Berikut adalah beberapa hal yang dialami pria saat mereka melalui pubertas kedua, sebagaimana dikutip dari “clickhole,” Kamis, 12 Maret 2015.

Meskipun saat puber pertama laki-laki sudah diberi rambut tambahan, puber kedua juga kembali ditandai dengan pertumbuhan rambut berlebih di sekujur tubuh.

Rambut yang lebih tebal dan panjang dapat tumbuh di mana saja, seperti di tengah dahi, punggung, hidung, bahkan telinga.

Puber kedua dapat ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat, yang membuat bagian tubuh tertentu Anda tidak tumbuh secara proporsional.

Berbeda dengan ledakan pertumbuhan pubertas pertama yang terjadi secara bertahap selama rentang waktu cukup lama, pertumbuhan di masa puber kedua bisa terjadi sekaligus dalam hitungan detik.

Seperti pubertas pertama, pubertas kedua disertai dengan perubahan dalam nada suara. Suara pria dapat menjadi lebih dalam, bahkan mungkin turun hingga tiga oktaf. Hal itu terjadi untuk semua orang selama masa pubertas kedua.

Meski dalam dunia medis tidak ada sebutan puber kedua, tapi secara psikis bisa juga sebutan itu dilayangkan pada pria setengah baya yang mulai gemar mencari-cari wanita idaman lain.

Masa yang dikenal dengan pembuktian diri ini juga dialami wanita. Apa bedanya puber kedua pada wanita dan pria?

Pembuktian diri tiap orang berbeda-beda. Namun, karena pria pemikirannya lebih kepada seks biasanya pembuktian dirinya banyak berhubungan dengan wanita.

Ketika pria mengalami masa `puber kedua` ia bisa melakukan pembuktian diri yang belum terbayar di masa lalunya.

Misalnya ingin memiliki perut yang rata atau memiliki mobil yang diimpi-impikannya tanpa harus berhubungan dengan perselingkuhan. Namun, ada juga pria yang melakukan pembuktian diri melalui berhubungan dengan wanita muda.

sumber : clickhole

Exit mobile version