Site icon nuga.co

Wanita Ribet Bercinta

Anda, terutama pria, jengkel dengan desahan dan suara berisik wanita kala sedang bercinta?

Jangan dulu jengkel.

Sebab, seperti studi i University of Central Lancashire lima tahun silam, suara-suara berisik yang dikeluarkan oleh perempuan saat bercinta tak selalu menunjukkan bahwa ia tengah orgasme.

Kaum perempuan bukan mengeluarkan suara-suara tersebut untuk mengekspresikan kenikmatan yang mereka rasakan, melainkan untuk menciptakan suasana yang lebih menggairahkan.

Dengan demikian, pria akan terdorong untuk mengalami orgasme.

Kini juga  muncul penelitian baru dari Leeds University yang menyatakan: pasangan yang berisik saat bercinta kemungkinan besar mengalami momen yang lebih menyenangkan di ranjang.

Mereka mengundang puluhan responden perempuan untuk merekam seberapa keras kegaduhan yang mereka buat, dan kapan suara berisik itu terjadi.

Ada beberapa temuan yang mirip dengan hasil temuan peneliti University of Central Lancashire.

Para peneliti Leeds mendapati, bahwa dua pertiga dari responden paling berisik sebelum dan sesudah pasangannya mencapai orgasme.

Kegaduhan itu biasa mereka lakukan untuk membuat pasangan semakin bersemangat dan membantu mencapai klimaks.

Leeds juga mengungkapkan temuan barunya, di mana sembilan puluh dua persen perempuan mengatakan bahwa mereka yakin bahwa rintihan mereka saat berhubungan seks bisa meningkatkan keyakinan diri pasangan.

Kemudian, delapan puluh tujuh persen perempuan mengatakan, itulah alasan mereka melakukannya.

Perempuan juga disebut semakin gaduh karena orgasme yang mereka alami jauh lebih intens daripada orgasme kaum lelaki.

Hal ini disebabkan ikatan saraf pada klitoris jauh lebih besar daripada saraf-saraf di area penis kaum pria, sehingga memberi tambahan sensasi saat mencapai klimaks.

Temuan lain yang tak kalah menarik juga pernah dilontarkan situs Lovehoney.

Namun pakar seks Tracey Cox tidak yakin seks yang dimeriahkan dengan rintihan dan lenguhan perempuan akan menghasilkan hubungan seks yang lebih baik.

“Tidak ada penjelasan ilmiah mengapa salah satu jenis kelamin jadi lebih gaduh di ranjang. Itu lebih tergantung pada masing-masing orang.”

“Sebagian orang bisa berteriak-teriak saat nonton konser, tapi yang lain bisa saja nonton tanpa bersuara. Tidak berarti yang diam saja ini tidak menikmati konsernya, kan?” tukasnya.

Tracey juga tidak setuju dengan anggapan bahwa pria akan mencapai orgasme lebih mudah jika mereka tahu telah berhasil memuaskan pasangan. Menurutnya hal ini malah membuat perempuan merasa tertekan, karena harus membuat pria tahu bahwa mereka senang dan puas dengan sesi bercinta tersebut.

“Salah satu teori pernah mengungkapkan mengapa perempuan lebih sering pura-pura orgasme daripada pria, yaitu karena kemungkinan mereka merasa wajib memberikan ‘bukti’ bahwa mereka menikmati sesi tersebut,” ujar penulis buku The Sex Doctor ini.

Beberapa wanita memang kerap berisik saat bercinta, meskipun beberapa lainnya memilih untuk tidak bersuara.

Namun, jika dibandingkan pria, wanita tetap cenderung lebih berisik saat bercinta.

Dilansir dari media online stuff, suara yang dikeluarkan wanita saat berhubungan intim tidak menjamin bahwa mereka menikmati hubungan seks tersebut.

Lantas apakah penyebab wanita berisik kala berhubungan seks?

Pertama, mungkin, untuk  meningkatkan gairah seks sang pria

Bagi pria, suara wanita, terutama desahannya yang seksi adalah salah satu stimulus yang dapat membangkitkan gairah.

Oleh karena itu, wanita mendesah dan mengeluarkan suara seksi karena mereka berpikir bahwa hal tersebut dapat meningkatkan gairah seks sang pria.

Alasan lain mereka mendesah, menjerit, atau mengerang adalah karena mereka benar-benar menyukainya.

Artinya, pada saat tersebut, mereka benar-benar tidak bisa mengendalikan diri mereka untuk tidak bersuara saat melewati momen-momen indah bersama pasangannya.

Teori lain juga i diungkapkan oleh Tracey Cox bahwa suara-suara ribut yang dikeluarkan wanita saat bercinta kemungkinan muncul karena ingin memalsukan orgasmenya.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa wanita cenderung lebih sering memalsukan orgasmenya dibanding pria. Wanita hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya menikmati saat-saat bercinta tersebut.

Alasan lain menyebutkan bahwa wanita berusaha meniru apa yang ditontonnya di film-film porno, yaitu dimana sepasang kekasih bercinta secara berisik.

Para wanita sendiri mempunyai cara bagaimana menikmati kepuasan seksual yang didapatkan.

Bahkan wanita mendesah saat bercinta bukanlah tindakan yang disengaja, jadi Anda tidak bisa menarik kesimpulan sendiri tanpa mengetahui alasan dan sebabnya.

Para wanita cenderung lebih berisik saat melangsungkan hubungan seksual.

Desahan, erangan dan teriakan lebih sering terlontar dari mulut para wanita, mungkin saja ini adalah cara mereka menikmati kepuasan seksual yang didapatinya.

Namun tidak banyak dari mereka terkadang menggigit dan mencakar pasangannya saat sedang terbawa pada puncak kepuasan yang didapatinya.

Sebenarnya apakah alasan dibalik tindakan yang mereka lakukan kepada pasangannya? Mungkinkah tindakan tersebut sebuah isyarat kebenciannya ataukah justru isyarat dari kesenangannya?

Anda salah jika menganggap pasangan Anda membenci Anda. Secara logika pasangan Anda tidak akan bersedia melakukan hubungan seksual dengan Anda jika didalam hatinya tertanam kebencian.

Namun jika hal tersebut cenderung diartikan sebagai wujud dari kesenangan yang didapatkannya, hal ini mungkin saja yang menjadi alasan utamanya.

Adapun untuk mengetahui tentang kebenaran tersebut, mari kita ulas sama-sama dibalik desahan, erangan dan teriakan para wanita saat berhubungan seksual, adalah sebagai berikut :

Tanpa disadari, pada saat seseorang mendapatkan kenikmatan dan kepuasan seksual mereka cenderung akan mengeluarkan suara, terlebih pada wanita.

Hampir sama dengan kasus orang sakit, dimana terkadang rasa sakit yang didapatinya justru akan membuatnya merintih hingga terkadang mengeluarkan suara rintihan akibat sakit yang didapatinya.

Sejatinya hal yang sama juga terjadi pada saat seseorang mendapatkan kenikmatan seksual. Kesenangan, kepuasan dan juga kenikmatan yang didapatinya terkadang tidak bisa mengontrol atau mengendalikan emosionalnya, akibat dari rasa senang yang didapatinya desahan, erangan bahkan justru teriakan akan dikeluarkan sebagai wujud dari kesenangan seksual yang didapatkannya.

Dalam menciptakan keintiman yang sempurna, kerjasama antar pasangan tentu saja menjadi salah satu faktor yang menentukan.

Terkadang, dalam rangka menciptakan keintiman yang sempurna, pihak wanita sengaja mengeluarkan desahan, erangan dan juga teriakan dengan tujuan agar situasi dan kondisi hubungan seksual yang dilakukan selalu bertahan hingga antar pasangan bisa saling mendapatkan orgasmenya, ini merupakan wujud dari kerjasama antar pasangan demi hubungan seksual yang sempurna.

Exit mobile version