Makanan, diet dan umur panjang merupakan ran gkaian menartik dari peneliti untuk membuktikan ketiganya hubungan saling mendukung.
Penelitian terbaru dari University of Oxford, Harvard School Public dan Chinese Academy of Medical Sciences yang dikutip “daily mail,” Rabu, 20 Juli 2016, menenemukan unsur pedas dari cabe bisa memperpanjang usia
Senyawa capsaicin yang ada di dalam cabai memiliki sifat antiobesitas, antioksidan, anti-inflamasi, yang dapat memerangi kanker.
Hasil penelitian ini berdasarkan sebuah studi yang melibatkan ratusan ribu individu di Cina
Masing-masing peserta ditanya tentang kebiasaan makan dan status kesehatannya, yang dipantau selama tujuh tahun.
Selama penelitian, dua puluhan ribu lebih orang meninggal dunia.
Studi itu menemukan individu yang gemar menyantap makanan pedas, kecil sekali kemungkinan untuk mati cepat, karena tidak rentan terkena kanker maupun masalah pernapasan.
Mereka menunjukkan bahwa individu di Cina memiliki pola makan yang berbeda dan gaya hidup yang terkadang mirip dengan individu di negara barat.
Lalu Profesor dari New Mexico State University Chile Pepper Institute, Paul Bosland menyarankan agar kita langsung minum susu setelah menyantap makanan pedas dan caba
Selain makan cabe, masih ada teori tentang cara mendapatkan hidup panjang umur.
Sebut saja berlatih yoga, rutin berlibur, menikah, dan lainnya.
Dan penelitian lainnya di University of California, San Diego School of Medicine dan University of Rome La Sapienza menunjukkan temuan terbaru rahasia panjang umur.
Saat ini peneliti tengah mempelajari sebuah desa kecil di Italia yang berpenduduk lebih dari tiga ratus orang yang empat puluh lima persennya berusia di atas seratus tahun.
Meski ada faktor-faktor yang dipercaya peneliti berkontribusi terhadap panjangnya usia para penduduk, mereka menduga penggunaan tumbuhan rosemary sebagai bumbu masakan di wilayah tersebut jadi salah satu alasannya.
Ditambah dengan fakta sebagian besar masyarakat daerah tersebut menganut pola diet Mediterania, masuk akal bila peneliti berpikir tumbuhan tersebut ikut berperan penting.
“Rosemary banyak digunakan dalam diet Mediterania, diapakai untuk memasak apa pun mulai dari sayuran hingga ikan, daging serta sup, salad, bahkan hidangan penutup,” kata Jaclyn London, Ms, RD, CDN, Nutrition Director di Good Housekeeping Institute.
“Ada banyak penelitian mengenai khasiat tanaman tertentu dalam makanan yang optimal untuk menurunkan berat badan, pencegahan penyakit kronis, dan umur panjang,” lanjutnya, dilansir dari laman Goodhousekeeping).
Rosemary juga mudah dimasak, Anda hanya perlu menambahkannya pada minyak zaitun sebagai dressing salad, ikan berdaging putih, atau lainnya.
“Herbal dan rempah secara umum bisa membantu menambah rasa tanpa perlu menambahkan lebih banyak garam, jadi idea untuk siapa pun yang berisiko penyakit kardiovaskular,” tambah London.
Lain lagi penelitian yang dilakukan Kayo Kurotani dari Pusat Nasional untuk Kesehatan Global dan Obat-obatan di Tokyo.
Para peneliti telah menunjukkan, mengonsumsi biji-bijian, sayur, buah-buahan, dan asupan ikan serta daging secara rutin telah berkontribusi memperpanjang usia masyarakat Jepang.
Ia lalu merekomendasikan kita menerapkan pola diet yang sama. Tentu diimbangi dengan olahraga teratur pula.
Para peneliti tergerak meneliti hal ini untuk mencari hubungan pasti antara kepatuhan terhadap paduan dan total makanan serta faktor yang menyebabkan kematian secara spesifik.
Mereka menemukan pria dan wanita dengan skor yang lebih tinggi pada kepatuhan mengikuti panduan makan, lima belas persen lebih rendah mengalami kematian dini dan mendadak.
Dari situlah mereka menekankan, melakukan diet seimbang yang berasal dari biji-bijian, sayuran, buah, dan minum air yang cukup membuat tubuh seseorang fit dan sehat.
Seperti dikutip dari situs Times of India, , studi yang diterbitkan oleh The BMJ juga menyimpulkan, pola diet semacam ini mengurangi risiko kematian terutama penyakit kardiovaskular pada populasi Jepang.
Para ilmuwan akhirnya mengungkapkan pola makan paling sehat. Mereka menemukan, makanan jepang seperti sushi dapat menurunkan risiko kematian akibat jantung dan stroke.
Seperti diberitakan Dailymail, diet Jepang disebut sebagai pola makan seimbang karena terdiri dari biji-bijian, sayuran, buah-buahan, ikan dan daging.
Peneliti dari National Centre for Global Health and Medicine in Tokyo bahkan mencatat, makanan ini bisa memperpanjang umur.
Kebiasaan makan sehat ini ternyata telah ditanamkan Pemerintah Jepang sejak 2005. Mereka membuat panduan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang.
Dalam studinya, para ilmuwan meneliti data dari makanan dan gaya hidup masyarakat Jepang yang mengisi kuesioner
Yang mengejutkan lagi, baik pria maupun wanita memiliki risiko rendah kematian akibat jantung dan stroke.
Mereka merasa, konsumsi makanan seimbang termasuk biji-bijian, sayuran, buah, daging, ikan, telur, produk kedelai, produk susu, safron, dan minuman beralkohol berkontribusi untuk panjang umur.
Padahal sebelumnya, para ilmuwan memuji manfaat diet Mediterania yang dapat meningkatkan harapan hidup seseorang.
Studi yang dilakukan Harvard University mengungkapkan kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit kronis termasuk diabetes, penyakit jantung, Alzheimer atau penyakit Parkinson.
Seperti halnya orang Jepang, pola diet Mediterania juga mirip dengan memperkaya buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan dan minyak zaitun dengan sedikit daging merah atau olahan.