Laman situs “good housekeeping,” hari ini, Kamis, menurunkan sebuah laporan detil tentang stroke, sebuah penyakit “pop” yang menyerang pembuluh darah di otak dan dinobatkan sebagai penyebab kematian tertinggi
Hebatnya lagi, stroke sering dikaitkan dengan sejumlah mitos.
Dokter Brandon Haskel, misalnya, mengungkapkan, mengungkapkan ada lima mitos tentang stroke yang perlu diluruskan.
Pertama, mitos tentang stroke yang tak bisa dicegah
Ini salah. Stroke bukan takdir.
Brandon mengatakan, stroke adalah penyakit yang bisa dicegah, utamanya dengan pola hidup sehat.
Selain menjaga pola makan, stroke bisa dicegah dengan rajin olahraga dan tidak merokok.
Selain itu ada anggapan stroke tak bisa diobati
Siapa bilang stroke tidak bisa diobati?
Faktanya, orang yang terkena stroke bisa diobati dengan tindakan medis dan terapi. Untuk itu, ketika mengalami gejala awal stroke, jangan tunda pergi ke dokter untuk mencegah kerusakan lebih luas
“Jadi tak perlu pasrah ketika terserang stroke,” kata Brandon.
Mitos lain, stroke hanya menyerang orang tua
Anggapan ini keliru
Stroke bisa menyerang anak muda, misalnya karena genetik maupun gaya hidup tidak sehat.
“Sering makan junk food, merokok, malas olahraga, itu bisa meningkatkan risiko stroke,” kata Brandon.
Lain lagi tentang anggapan bahwa stroke hanya terjadi di jantung
Pernyataan ini jelas salah atau mitos karena stroke terjadi di pembuluh daeah di otak. Ada stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak. Ada pula karena penyumbaatan di pembuluh darah di otak
Dan apakah stroke hanya menyerang pasien hipertensi?
Ya, hipertensi memang dapat meningkatkan risiko stroke.
Meski demikian bukan berarti pasien yang tidak memiliki hipertensi terbebas dari stroke.
Pasien yang tidak hipertensi, tetai gaya hidupnya tak sehat dan ada faktor risiko penyakit lain juga berpotensi hipertensi.
Selain itu Anda jangan menganggap sepele stroke ringan atau dikenal dengan Transient Ischemic Attack
Stroke ringan merupakan tanda sudah ada gangguan pembuluh darah di otak.
Stoke ringan bisa menjadi stroke berat dan menyebabkan kecacatan hingga kematian.
Seperti dikutip ditulis oleh situs Medical Daily, cara cepat mengenali dan mengatasi stroke ringan adalah dengan memperhatikan wajah
Stroke ringan bisa menyerang bagian wajah.
Mintalah orang yamg dicurigai stroke untuk tersenyum.
Apabila wajah atau mulutnya menjadi tidak simetris saat senyum, waspadai stroke.
Selain itu minta orang yang dicurigai stroke mengangkat kedua lengannya dan tahan selama beberapa detik.
Apabila salah satu lengan turun atau tidak bisa diangkat, kemungkinan mengalami stroke ringan.
Stroke juga memengaruhi cara bicara seseorang karena terjadi gangguan pada bagian otak tertentu.
Stroke bisa membuat bicara melantur dan tidak jelas.
Waktu sangat berarti bagi kesehatan otak. Ketika sudah mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera bawa ke dokter, sekalipun gejala tiba-tiba hilang. Tindakan ini untuk mencegah kerusakan di otak meluas.
Sementara itu, menurut American Stroke Association, ada beberapa gejala tambahan untuk stroke ringan yang dapat dikenali.
Dokter Emil Matarese dari Medical Center St Mary, mengingatkan, kapan pun mengalami gejala tersebut, jangan tunda pemeriksaan ke dokter. Stroke pun kini tak hanya menyerang usia tua, tetapi juga usia muda.
University of Cincinnati sebenarnya telah mengembangkan tes sederhana untuk mendiagnosis stroke hanya dalam waktu satu menit. Pemeriksaan cukup dilakukan dengan tiga langkah.
Pertama, tes senyum. Pasien atau orang yang diduga stroke diminta untuk tersenyum dan memamerkan gigi mereka. Tes tersebut dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kelemahan dari salah satu sisi wajah.
Kedua, pasien diminta menutup kedua mata mereka dan mengangkat kedua tangannya. Umumnya, pasien stroke tidak bisa mengangkat kedua tangannya dengan tinggi yang sama karena salah satunya lemah.
Ketiga, pasien diminta mengulang kalimat sederhana. Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah artikulasi pasien jelas dalam berbicara. Kesulitan berbicara adalah gejala klasik pada orang yang terserang stroke.
Pada dasarnya, stroke bisa dicegah, bahkan sebelum terjadi gejala
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari McMaster University di Kanada menunjukkan sembilan dari sepuluh kasus stroke dapat dihindari