Jelang MotoGP Italia, pebalap Honda Jorge Lorenzo mengakui dia dan Valentino Rossi lebih berjodoh atau terbiasa mengendarai motor Yamaha di MotoGP dibandingkan motor pabrikan lainnya.
Lorenzo terseok-seok menjalani tahun pertamanya bersama tim Repsol Honda di MotoGP musim ini. Ia terpuruk di posisi empat belas klasemen sementara MotoGP tahun ini dengan hanya mengumpulkan enam belas poin.
Posisinya itu jauh tertinggal dari rekannya di Honda, Marc Marquez, yang masih bercokol di posisi puncak
Dalam wawancara dengan GPOne, Lorenzo mengakui mengalami masa sulit di Honda lantaran harus kembali beradaptasi setelah tinggalkan Ducati.
“Yamaha adalah motor yang lazim bagi Rossi dan saya. Kami berdua punya ambisi besar, level yang sama dan bertarung dalam banyak kesempatan melawan para pebalap lainnya.”
“Melawan Andrea Dovizioso saat dia juga masih di Yamaha, saya yang tercepat. Sebaliknya ketika di Ducati,” terang Lorenzo.
Pebalap asal Spanyol itu mengatakan Dovizioso memang pada akhirnya cocok menunggangi motor Ducati.
“Dia punya pengalaman luar biasa dan itu motor yang pas untuknya, namun pada akhirnya saya masih bisa mengalahkannya.”
“Jika saja saya tidak mengalami cedera parah tahun lalu, saya bisa mengakhiri kejuaraan amat dekat dengan posisinya,” ujar Lorenzo.
Lorenzo memang menyabet tiga gelar juara dunia MotoGP ketika masih bergabung bersama Yamaha. Selebihnya ia tak pernah meraih juara di kelas itu ketika bersama Ducati.
Pebalap itu kemudian menyebut kecocokan dia dan Rossi menunggangi Yamaha karena dia menganggap paling mirip The Doctor dalam hal karakter membalap.
“Valentino [Rossi] secara teknik sangat mirip dengan saya, tepat dan konstan. Andrea [Dovizioso] percaya diri, cerdas, dan pebalap yang tenang. Dia jarang sekali membuat kesalahan, tapi secara teknik sedikit mirip dengan saya.”
“Marquez beda lagi. Dia sangat agresif, punya kekuatan fisik dalam membalap. Dia sangat cepat dan sama sekali tidak takut terjatuh,” kata Lorenzo.
Sementara itu meski mengakui amat sulit mengalahkan Marquez, Lorenzo bertekad mencoba lagi untuk bersaing dengan rekan setimnya itu di MotoGP Italia.
Sementara itu Rossi sendiri tidak mampu melaju lebih jauh dan meninggalkan pebalap lain pada balapan MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans, akhir pekan lalu.
Espargaro finis keenam atau tepat di belakang Rossi yang finis kelima di MotoGP Prancis. Keduanya terpaut hampir tiga detik di akhir balapan.
Dengan jarak yang tidak terlampau jauh dari Rossi, Espargaro yang kini menempati peringkat kesembilan di klasemen MotoGP mengaku cukup senang bisa memberi tekanan pada mantan juara dunia tersebut.
“Sangat menyenangkan saya bisa bertarung dengan banyak bintang di seri kelima MotoGP. Valentino Rossi benar-benar berupaya mengebut dan tidak pernah berhasil melarikan diri dari saya di balapan Le Mans,” kata Espargaro dikutip Tuttomotoriweb.
“Dalam dua puluh tujuh putaran, di antara saya dan dia hanya ada jarak dua koma sembilan detik. Bahkan HRC dan Marc Marquez hanya bisa melepaskan diri selama lima detik. Ini sangat menakjubkan. ”
“Sekarang saya tahu bahwa kita bisa berjuang untuk yang terbaik ketika kita memiliki akhir pekan yang baik seperti Le Mans,” imbuhnya.
Suat Espargaro, finis ke enam di Sirkuit Le Mans menjadi pertanda baik dari lima tahun kariernya di MotoGP. Terlebih, dari sembilan puluh satu balapan, baru sekali ia naik podium.
Meski puas dengan penampilannya di MotoGP Prancis, Espargaro menyebut masih perlu meningkatkan beberapa hal. Ia berharap bisa meraih podium pada empat belas seri balapan tersisa.
“Kami sekarang memanfaatkan kekuatan kami dengan lebih baik. Sekarang saya melihat bahwa lawan bukan dewa, mereka hanya punya motor yang kompetitif,” ucap Espargaro.
Pada balapan MotoGP Prancis, Espargaro merupakan satu-satunya pebalap KTM yang menggunakan motor RC16 dengan komponen baru berupa swingarm yang lebih panjang, sudut kemudi yang dimodifikasi serta bagian-bagian mesin baru yang meningkatkan kemudahan bagi pengendara.