Empat puluh tahun masih kompetitif di MotoGP? Tanyakan hal tersebut kepada Valentino Rossi yang meraih podium dua pada MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, di penghujung Maret lalu.
Rossi membuktikan selalu kompetitif meski di usia yang sudah cukup tua untuk berkendara motor MotoGP. Rossi merupakan ikon di MotoGP. Kehebatannya bisa bersaing di usia empat puluh tahun membuat banyak ternganga.
Konon, Marc Marquez yang baru berusia dua puluh enam tahun saja iri dengan kegigihan Rossi dalam berjuang. Pada sirkuit Termas de Rio Hondo, Rossi start di posisi keempat di belakang Andrea Dovizioso.
Rekannya di Yamaha, Maverick Vinales start di posisi dua di belakang Marc Marquez yang meraih pole positions di MotoGP Argentina. Rossi bersaing ketat dengan Dovizioso, sedangkan Marquez melejit sendirian.
Jelang sepuluh lap terakhir, Rossi masih berada di belakang Dovizioso.
Pengalaman yang cukup lama membuat Rossi sabar dalam mengintai Dovizioso.Rossi baru menyalip Dovizioso di lap kedua puluh lima atau lap terakhir. Dan ini membuatnya meraih poin dua puluh karena meraih podium dua di belakang Marquez.
Rossi menyambut keberhasilan raih podium dengan suka cita. Dia bahkan merasa sedang memasuki era baru, apalagi saat itu memakai baju balap hitam kuning.
Selain puas dengan podium yang diraihnya, Rossi juga merasa agak janggal dengan potret dirinya saat merayakan kemenangan. Soalnya, dia tampil beda di MotoGP Argentina.
“Saya lihat foto saya pagi ini dan lucu juga karena seperti memasuki era baru. Gambar saya seperti hitam putih di televisi,” kata pembalap gaek itu seperti dikutip crash.
Rossi meraih podium dua setelah finis di belakang Marc Marquez. Dia terpaut sepuluh detik dari Marquez yang mendominasi di MotoGP Argentina.
Rossi juga bicara soal karier panjangnya di MotoGP. Dia mengatakan, masa baktinya di MotoGP bisa dibagi menjadi dua.
Pertama, era Rossi dimana dia bisa dengan mudah raih kemenangan. Kedua ada era dimana dia terus memilih untuk bertarung ketimbang pensiun dengan pembalap yang lebih muda.
“Di bagian karier pertama saya, saya memenangkan banyak balapan dan kejuaraaan. Lalu Anda sampai pada titik segalanya menjadi lebih sulit karena ada pembalap lebih muda dan kuat,” ujarnya.
“Di posisi itu, Anda mungkin harus memilih diam di rumah dan lihat trofi bisa senang, atau Anda lebih suka terus berjuang karena Anda menikmatinya. Saya pikir ini kasus saya.”
Bukan hanya karena dia sudah meraih dua ratus tiga puluh tiga podium sejak debutnya ;alu, tapi ada sesuatu yang lebih spesial bagi Rossi dengan meraih podium di MotoGP Argentina.
“Saya sangat bahagia karena sejak Sachsenring tahun lalu, saya belum podium,” ujar Rossi.
“Juga di dua balapan terakhir di Malaysia dan Valencia lalu dimana saya cukup kuat. Saya bisa raih podium dan memenangkan balapan, tapi saya melakukan kesalahan.”
Tahun ini menjadi kesempatan emas bagi Rossi untuk mengejar gelar ke-10nya di semua ajang balap dunia. Gelar ini sudah dinantinya sejak lama, tepatnya 10 tahun lalu saat masih membela Yamaha bersama Jorge Lorenzo.
Sama seperti fans Rossi lainnya, Rossi juga masih penasaran untuk raih gelar ke-10. Gelar ini begitu sulit untuk diraihnya sejak ada Marc Marquez di Honda dan pergantian ban dari Bridgestone ke Michelin.
Dia masih terikat kontrak dengan Yamaha hingga musim depan dan mungkin perpanjang kontrak lagi kalau target yang diinginkannya belum juga tercapai. Tahun ini menjadi musim yang pas di saat usia Rossi empat puluh tahun.
Tantangan terbesar bagi Rossi yaitu mengalahkan Marquez. Soalnya, Dovizioso berhasil ditaklukkannya di seri kedua. Hanya Marc Marquez yang belum bisa ditaklukkannya dan ini bisa saja memberi jalan bagi Rossi untuk raih gelar kesepuluh.
Marc Marquez sangat senang setelah memenangi MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo,Kebahagian Marquez berlipat ganda setelah Valentino Rossi memenangi perebutan posisi kedua dengan Andrea Doviziso.
Bagi Marquez, balapan MotoGP Argentina berlangsung kurang mendebarkan. Sejak start dia langsung bisa melesat ke depan sendiri. Dia tak mendapat gangguan sepanjang balapan.
Hasilnya, Baby Alien finis sangat dominan, dengan keunggulan hampir sepuluh detik atas Rossi yang menjadi runner up.
Dovizioso yang finis di posisi ketiga mengaku cukup kesal gagal mempertahankan posisi. Ban menjadi penyebab dia gagal meraih posisi dua.
“Namun, saya tak senang dengan cara kerja ban sepanjang balapan dan saya harus berusaha menjaga ban. Pada akhirnya Valentino mampu mengajari saya. Saya tak bisa bertahan melaju di belakang, karena saya memang kesulitan. Mungkin ini bukan strategi terbaik,” imbuh pembalap Italia tersebut.
Kehilangan kans naik podium kedua di MotoGP Argentina sangat merugikan Dovi. Posisinya di puncak klasemen sementara MotoGP 2019 kini diambil alih Marquez. Dovi mengantongi 41 poin dari dua balapan, Marquez mengoleksi 45 angka.
Faktor pengalaman dalam merawat ban lagi-lagi membuat Rossi bisa salip Dovizioso di lap terakhir.
Marquez memprediksi pacuan juara dunia MotoGP musim ini tak jauh berbeda dibandingkan musim lalu. Menurut dia, ada tiga pembalap berpeluang besar menjadi kampiun di akhir musim.
Siapa saja pembalap pilihan Marquez?
Satu di antaranya adalah pembalap Ducati, Andrea Dovizioso. Rider Italia tersebut satu-satunya yang bisa bersaing kompetitif dengan Marquez pada musim lalu.
Namun, Baby Alien tak mau mencoret Rossi dari daftar pesaing kuat pemburu gelar juara dunia. Musim lalu The Doctor menempati posisi ketiga, serta sempat terlibat dalam pacuan juara setidaknya hingga separuh kompetisi.
“Dovizioso mungkin menyulitkan, tapi begitu juga Valentino. Selalu ada rasa penasaran apakah ada nama baru di setiap tahun, tapi akhirnya selalu sama,” kata Marquez, seperti dilansir Speedweeek
“Tahun lalu, Valentino, Dovi dan saya menyudahi musim di posisi tiga besar. Sekarang bakal sama saja,” imbuh pembalap yang mengoleksi lima gelar juara dunia MotoGP tersebut.
Marc Marquez saat ini memuncaki klasemen sementara MotoGP 2019 dengan raihan 45 poin dari dua seri. Dia unggul empat poin atas Dovizioso yang menempati posisi kedua.
Valentino Rossi masih menunjukkan taji. Pembalap Italia tersebut menduduki posisi ketiga, The Doctor juga menunjukkan ancaman nyata ketika memenangi duel perebutan posisi kedua kontra Dovizioso pada MotoGP Argentina, akhir pekan lalu.