Valentino Rossi hengkang dari MotoGP musim depan?
Ya, itu yang ditulis laman “motograndprix,” hari ini, Jumat, 14 Juli.
Tulisan ini mengejutkan dan banyak yang bertanya serta tak mau memercayainya.
Tulisan ini muncul karena Rossi sendiri selalu berbicara tentang rencana pensiun yang akan diumumkan pada awal tahun depan.
Namun begitu, CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, mengklaim pernyataan yang disampaikan pembalap asal Italia itu tidak masuk akal.
Rossi telah menjadi bagian di kejuaraan balap kuda besi lebih dari dua puluh tahun.
Suka tidak suka, dia telah menjadi bagian penting dari gelaran MotoGP. Itu bisa dilihat bagaimana antusias penggemar The Doctor di setiap serinya.
Carmelo menjelaskan, hampir di setiap balapan, tribun penonton penuh dengan warna kuning. Itu membuktikan penggemar masih menginginkan Rossi bertahan di kelas utama.
Mereka tidak pernah lelah mendukung sang idola, meski rapor pemilik nomor 46 pada paruh musim MotoGP kurang begitu mengesankan.
“Valentino adalah Valentino. Jika kita melihat tribun, kita melihat kerumunan kuning. Saya pikir ketika Valentino akan meninggalkan ajang balap motor, banyak dari mereka tetap setia untuk menjadi penggemar MotoGP,” jelas Ezpeleta
Ezpeleta mengklaim rencana Rossi pensiun terlalu dini karena kinerjanya musim 2017 masih baik.
Dia baru saja berjaya di MotoGP Belanda dan menempati peringkat keempat klasemen sementara.
Rossi sendiri yang ditanya tentang spekulasi itu enggan menjawab dan lebih terbuka tentang kans jadi juara musim ini.
Sebelumnya Rossi tak banyak bicara tentang peluang juaranya musim ini. Rossi tak ingin sesumbar soal hasratnya untuk kembali memenangi balapan.
Menurut pembalap berjulukan The Doctor ini, sekarang ada banyak pembalap MotoGP yang berpotensi memenangkan balapan.
Rossi saat ini berada di urutan keempat klasemen sementara MotoGP
Secara perhitungan, dia masih memiliki peluang untuk merebut gelar juara dunia ke-10 dalam kariernya di dunia grand prix balap motor. Rossi masih optimistis dengan kans dia.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan sasis yang dilakukan tim Yamaha belum sepenuhnya membuat Rossi bahagia.
Hal ini dikarenakan The Doctor masih kesulitan untuk mengenal sasis yang menempel pada bagian YZR-M1 tersebut.
Tentang Marquez yang kini berada di puncak klasemen, Rossi menilai sulit meramalkan siapa yang akan menjadi juara dunia MotoGP tahun ini.
Rossi mengatakan, keberhasilan Marquez menguasai klasemen sementara di paruh musim MotoGP tak lepas dari kecerdikannya meminimalisasi kesalahan.
Mungkin The Baby Alien sadar betul, bahwa gaya agresif bisa menimbulkan risiko fatal buat dirinya.
“Marquez memimpin karena pada saat dia berada dalam masalah, dia kehilangan sedikit poin dibandingkan kami di saat-saat tersulit,” ucap pembalap berjulukan The Doctor ini.
Marquez lebih memilih bermain aman ketimbang tampil gegabah di lintasan balap.
Hal itu bisa dilihat dari rapornya di sembilan balapan terakhir, di mana Marquez sukses mencetak lima kali podium dan dua diantaranya berhasil mencetak kemenangan di Grand Prix Amerika Serikat serta Jerman, awal bulan ini.
Terlepas dari catatan apik Marquez, kunci keberhasilannya terletak dari kedewasaannya merespons hal buruk dengan cepat.
Rossi menyadari kemampuan Marquez yang meningkat. Kendati demikian, Rossi menegaskan tak ada favorit juara di paruh kedua MotoGP musim ini.
“Jadi, Marquez sangat kuat. Dia menang saat dibutuhkan. Tapi ketika dia kesulitan, dia mampu meminimalisasi kesalahan dengan baik. Itulah mengapa dia memimpin klasemen,” ungkap Rossi, seperti dikutip dari Autosport.
“Saya kira kami semua bertarung untuk kejuaraan dunia pada level yang sama. Tidak ada favorit juara. Saya juga tidak akan mengabaikan Dani Pedrosa, karena dia tidak terpaut jauh di belakang,” tambahnya.