“Si Gaek” MotoGP, Valentino Rossi telah memastikan sebagai runner-up musim ini dan menempatkan rekan satgu timnya di Movistar Yamaha, yang musim depan hijrah ke Ducati, Jorge Lorenzo peringkat ketiga
Balapan MotoGP masih menyisakan satu lomba lagi di Valencia yang akan berlangsung Minggu pekan depan.
“Saya tak terlalu kecewa ketika gagal jadi juara musim ini, karena memang banyak faktor-x yang membuat saya tampil buruk di beberapa balapan”
“Saya mengambila positifnya. Kini peringkat dua di klasemen cukup aman, jadi saya cukup puas atas hasil di Sepang kali ini,” kata Rossi seperti dimuat laman resmi MotoGP.
Sebenarnya, Rossi cukup yakin bisa keluar sebagai juara pertama di Sirkuit Sepang.
Namun, ia harus puas finis di urutan kedua karena kalah cepat dengan rider Ducati, Andrea Dovizioso.
Rossi sejatinya bertekad ingin mengulang hasil manis pada musim 2010 kala mengaspal di GP Malaysia.
Sayangnya, ia terlibat duel sengit dengan Andrea Iannone (Ducati) untuk memperebutkan posisi terdepan.
Peluangnya untuk keluar sebagai yang tercepat terbuka lebar saat Iannone terjatuh di lap ketiga belas.
Namun, ia harus mengalami masalah pada ban depannya, hingga membuat The Doctor disalip Dovizioso.
Tak pelak peraih tujuh gelar juara MotoGP tersebut mengaku menyesal tak bisa memaksimalkan peluang.
“Target utama saya meraih kemenangan di sini. Saya merasa sangat baik dengan motor. Namun saya harus berjuang mengejar Iannone yang tampil cepat,” ujar Rossi mengutip ReadMotorsport, Senin, 31 Oktober 2016
“Saya mengalami masalah pada ban depan. Saya memiliki dua momen yang memaksa untuk melambatkan laju motor. Ini sangat memalukan karena kami memiliki target untuk menang,” tuntas pembalap “tua” tersebut.
Pertarungannya antara Valentino Rossi dengan Andrea Iannone di Sirkuit Sepang, Malaysia, membuat Rossi sampai “meludah darah” — satu ekspresi yang berarti ia harus bertarung dengan sengit.
Rossi dan Iannone memang saling salip di sepuluh putaran awal balapan GP Malaysia
Posisi pimpinan balapan sempat berganti beberapa kali di antara keduanya. Tapi pertarungan itu berjalan singkat setelah Iannone tergelincir keluar di putaran kedua belas.
“Ia membuat saya meludah darah, setiap kali saya melewatinya, ia berhasil melewati saya kembali. Saya tak begitu cepat di trek lurus.”
“ Saya ingin terus berada di depannya karena sarung tangan saya sangat basah, dan hampir terlepas ketika saya meningkatkan kecepatan,” kata Rossi seperti dikutip dari GP One.
“Ketika akhirnya saya bisa menjauh dari Iannone, saya optimistis menang. Tapi aspalnya mulai mengering dan temperatur ban depan mulai panas. Saya akan mengambil risiko terlalu besar jika saya terlalu memaksakan diri.”
Setelah melewati Iannone, Rossi sebenarnya punya peluang besar menjadi juara. Akan tetapi, ia disalip Andrea Dovizioso pada enam putaran terakhir.
Rossi mengakui bahwa Dovizioso –pebalap kesembilan yang juara pada musim 2016– memang pantas juara.
“Ia memang lebih cepat dari saya pada putaran-putaran akhir. Saya memberikan selamat pada Dovi, sangat bagus bagi kompetisi ini ada sembilan pebalap berbeda yang telah menang tahun ini.”
“Tapi mereka selalu mengalahkan saya: pertama Pedrosa, lalu Crutchlow, dan sekarang Andrea. Saya lebih memilih dia mengalahkan saya di Motegi,” kata Rossi seraya tertawa.
Hasil balap MotoGP Sepang, seolah menjadi cermin babak kualifikasi dua, di mana Andrea Dovizioso posisi pertama dan Rossi menjadi tercepat kedua.
Target Rossi mengambil podium pertama kandas, setelah kesalahan yang membuatnya kehilangan kecepatan, jelang lima lap terakhir.
Performa Rossi yang menurun dianggap sebagai sebuah efek dari usianya yang sudah tidak muda, apa benar demikian?
Valentino Rossi sendiri memang mengakui dirinya sudah tua, tapi tidak menghentikannya untuk berprestasi selagi dirinya masih sanggup.
“Memang benar saya sudah tua, karena saya sudah balapan sejak delapan belas tahun yang lalu. Namun saya tidak pernah menyerah dan saya akan terus melakukan,” ujar Rossi dalam konferensi persnya pasca balap di Sepang.
Celoteh Rossi ini lantas mengundang komentar Andrea Dovizioso yang sedikit memberi sindirkan kepada Rossi. Di mana kemungkinan Dovi akan pensiun dan Rossi tetap balapan.
“Iya mungkin saja kami akan berhenti, tapi Rossi belum,” ujar Andrea Dovizioso.
Jika melihat ke belakang, Rossi sudah melakukan balap sejak sembilan belas tahun lalu di kelas bawah untuk Aprilia.
Kemudian berlanjut ke tingkat selanjutnya untuk kelas selanjutnya dan berlanjut secara bertahap hingga saat ini.