Andrea Dovizioso mengaku kemenangan pada MotoGP Qatar di Sirkuit Losail, Doha, , terasa luar biasa.
Menurut pembalap Ducati itu, kemenangan tersebut terasa istimewa karena mengalahkan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, dalam duel head to head.
Kedua pembalap tersebut bersaing sengit hingga lap terakhir pada MotoGP Qatar. Dovizioso menyentuh garis finis unggul atas Marquez.
“Selalu menyenangkan mengalahkan Marquez seperti ini, secara head to head. Luar biasa mengawali musim seperti ini, apalagi kami tampil kurang bagus sepanjang akhir pekan,” kata Dovizioso, seperti dilansir Crash.
“Saya tak punya feeling bagus, tapi kami sudah mengetahui bagian mana yang bekerja dengan baik sebelum balapan,” imbuh Dovizioso.
Pembalap Italia itu awalnya menjalani balapan dengan modal penampilan tak menentu pada sesi latihan bebas hingga kualifikasi MotoGP Qatar. Namun, kerja keras sebelum balapan yang dilakukan Ducati terbayar lunas saat balapan.
Dovizioso semakin diuntungkan karena Marquez juga direcoki masalah pada ban belakang. Secara tradisi Sirkuit Losail juga lebih ramah terhadap motor Ducati daripada Honda. .
Musim lalu Dovizioso juga menjadi kampiun MotoGP Qatar, lagi-lagi juga dengan mengalahkan Marc Marquez.
“Kami memahami harus melakukan perubahan. Hal yang normal, Anda harus mengerjakan banyak hal di tim pabrikan, berusaha terus menerus mengembangkan motor,” kata Dovizioso.
“Kami banyak menunjukkan kemajuan pada akhir pekan dan tak mudah melakukan hal seperti itu di Qatar. Alasannya, karena Anda berkendara pada siang, kemudian malam, ada angin. Bekerja baik sepanjang akhir pekan menjadi pembeda,” imbuh dia.
Menurut Dovizioso, performa Marquez pada akhir pekan lalu sebenarnya sangat kuat. Apalagi jika dibandingkan musim lalu.
“Saya rasa Marc lebih kuat pada balapan kali ini dibanding pada musim lalu8.
Tapi, dia tak khawatir. Dia tahu perubahan yang dilakukan pada motor dan mereka bisa mengendalikan situasi. Saya juga tak khawatir,” tegas Dovizioso.
Sementara itu, Maverick Vinales kecewa dengan hasil balapan MotoGP Qatar
Start dari posisi terdepan, pembalap Monster Energy Yamaha itu malah terpuruk dan finis ketujuh, di belakang Danilo Petrucci.
Namun, Vinales tak mau terpuruk terlalu lama. Dia justru antusias dan penasaran menyambut balapan berikutnya di MotoGP Argentina pada akhir Maret waktu setempat. Vinales punya alasan khusus tak sabar membalap di Argentina.
“Saya tahu balapan (MotoGP Qatar) bakal sulit meskipun start dari posisi pertama. Sayangnya saat start saya membuat kesalahan. Setelah itu saya ditinggalkan rombongan, kemudian kesulitan mengejar,” kata Vinales, seperti dikutip Crash.
“Saya meninggalkan Qatar dengan mengetahui fakta kami harus berkonsentrasi pada pengereman. Faktanya, saya sangat penasaran berangkat ke MotoGP Argentina. Alasannya kami akan menjemput nasib yang berbeda, bekerja secepatnya dengan perspektif berbeda, dan mengikuti garis berbeda,” imbuh Vinales.
Vinales juga menjelaskan masalah yang merecokinya di Sirkuit Losail sehingga gagal naik podium pada seri pembuka tersebut. “Sayangnya, di sini, fakta melaju sendirian tak membuat saya memami beberapa aspek,” ujar Vinales.
“Sulit bagi saya berkendara ketika berada dalam rombongan, saya kehilangan jalur klasik. Rasanya berbeda ketika saya melaju sendirian seperti saat di tes maupun latihan bebas, dan kualifikasi.”
“Saat balapan, saya berada di antara pembalap lain. Saya harus mengerem di lintasan lurus, dan hal itu sangat memakan ban, yang berefek negatif,” imbuh Maverick Vinales.