Direktur tim KTM, Pit Beirer, mengungkap detik-detik Johann Zarco meminta putus kontrak di MotoGP.
Zarco sama sekali tidak ingin berbicara mengenai pemutusan kontrak pascabalapan MotoGP Austria pada MingguSaat itu, ia hanya ingin berbicara mengenai penampilannya yang finis di urutan kedua belas.
Segala emosi dan keputusan yang ia buat bersama Beirer dan manajer tim Mike Leitner sehari sebelum balapan di Red Bull Ring, Zarco pendam dalam-dalam.
“Pemutusan kontrak setelah satu tahun dari total dua tahun dalam kesepakatan awal, bukan sepenuhnya keputusan kami . Johann ingin ada pertemuan pada Sabtu malam, bersama Mike Leitner dan saya. Kami kaget, karena waktu pertemuan yang tidak biasa,” kata Beirer seperti yang dikutip dari Speedweek.
“Kemudian dia [Zarco] berubah jadi tegang dan duduk di depan kami dengan air mata berlinang seraya mengatakan keinginan untuk mengakhiri kontrak. Tidak ada banyak ruang bagi kami untuk membahas apapun, walaupun kami masih memiliki ambisi untuk ke luar dari tekanan bersama dia. Tapi keputusan dia jelas, tidak bisa dibatalkan dan ini menyedihkan.”
Lebih lanjut, Beirer mengatakan KTM memiliki keinginan untuk membantu membebaskan Zarco keluar dari situasi sulit. KTM, lanjut dia, tidak ingin memberi beban yang berlebihan kepada pebalap.
“Tapi dia [Zarco] benar-benar ingin memutus kontrak. Johann sampai bersedia mendapat penalti dari KTM. Ia bahkan sampai di titik untuk menghabiskan seluruh uangnya agar bisa keluar dari kontrak,” ucap Beirer.
“Itu adalah sebuah diskusi yang gila dan sangat berkesan bagi kami. Kami tidak tahan melihat Johann duduk di sana sebagai seorang manusia yang apa adanya. Di sisi lain, situasi ini sebenarnya mudah untuk dimengerti,” ucapnya melanjutkan.
Musim ini, prestasi terbaik Zarco bersama KTM adalah finis posisi sepuluh di MotoGP Catalunya. Pebalap itu sempat mendapat start ketiga di MotoGP Ceko, tapi kemudian finis di posisi empat belas.
Banyak pihak menganggap Zarco tidak cocok dengan sepeda motor milik KTM. Ketika masih menunggangi M1 Yamaha bersama Tech3 selama dua musim Zarco meraih banyak sukses dengan merebut enam podium.
Zarco terus terpuruk bersama KTM. Terakhir di MotoGP Austria yang merupakan sirkuit ‘rumah’ KTM, pebalap asal Perancis itu hanya mampu finis di posisi kedua belas setelah start dari posisi enam belas.
Zarco dan KTM sebenarnya memiliki kontrak hingga usai MotoGP depan. Namun, hasil buruk yang terus didapat membuat juara dunia Moto2 2015 dan 2016 itu memutuskan untuk meninggalkan KTM akhir musim ini.
“Johann Zarco dan Red Bull KTM tidak akan menyelesaikan musim kedua dari kontrak dua tahun perjanjian hingga musim depan. Mantan juara dunia Moto2 dan tim sepakat untuk mengakhiri kerja sama usai musim ini,” demikian pernyataan resmi KTM dikutip dari Crash.
Prestasi terbaik Zarco bersama KTM adalah finis posisi sepuluh di MotoGP Catalunya. Pebalap 29 tahun itu sempat mendapat start ketiga di MotoGP Ceko, tapi kemudian finis di posisi empat belas.
Banyak pihak menganggap Zarco tidak cocok dengan sepeda motor RC16 milik KTM. Ketika masih menunggangi M1 Yamaha bersama Tech3 selama dua musim pada musim lalu, Zarco meraih banyak sukses dengan merebut enam finis podium.
“Zarco berusaha untuk beradaptasi dengan KTM RC16 dan tim tanpa kenal lelah memperbaiki mesin nomor lima [nomor balap Zarco] sesuai keinginan sang pebalap,” demikian pernyataan resmi KTM.
“Pada akhirnya, Zarco dan tim memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek bersama untuk musim depan dan akan fokus tampil maksimal di delapan seri tersisa di MotoGP ,” sambung pernyataan resmi KTM.
Zarco saat ini berada di posisi tujuh belas klasemen sementara Zarco tertinggal dari Marc Marquez di puncak klasemen.