Apple menunda peluncuran kacamata AR atau Augmented Reality hingga tiga tahun mendatang
Artinya, rencana ini meleset tiga tahun lebih lama dari rencana awal peluncuran pada tahun depan.
Selain kacamata AR, Apple juga akan meluncurkan AR headset
Guna mendiskusikan proyek ambisius ini, Apple sebagaimana dikutip dari The Information via CNBC, Rabu disebut mengumpulkan sekitar seribu orang pegawainya di Steve Jobs Theater.
Laporan yang sama menyebutkan bahwa headset dengan kode N301 itu akan berukuran lebih ramping ketimbang Oculus Quest.
Selain kemampuan AR dan VR, headset ini juga menggunakan kamera eksternal untuk memetakan lingkungan di sekitar pengguna. Ada pula tampilan resolusi tinggi untuk menunjukkan informasi dan memadukan objek virtual di headset dengan objek di dunia nyata.
Google baru saja mengumumkan tidak lagi melanjutkan platform untuk virtual reality (VR) besutannya, yakni Daydream VR. Namun bukan berarti perusahaan melepas begitu saja platform itu.
Salah satu yang masih dipertahankan adalah Cardboard VR. Kini Google tidak lagi mengurus platform tersebut secara langsung, melainkan membuatnya menjadi sistem open source.
Dikutip dari The Verge, dengan cara ini, pihak ketiga dapat mengembangkan software Cardboard dengan lebih leluasa. Bahkan, bukan tidak mungkin membuatnya lebih inovatif dari yang dikembangkan Google saat ini.
Keputusan Google membuat akses open source untuk Cardboard VR memang terbilang masuk akal. Perusahaan menyebut penggunaan perangkat itu terus menurun, sehingga wajar jika akses terhadap software itu kini dibuka untuk pihak lain.
Meski dibuka secara open source, Google mengatakan masih akan berkontribusi dengan menambahkan sejumlah fitur baru pada software development kit Cardboard. Hanya, perusahaan belum berbagi informasi mengenai fitur yang akan dihadirkan.
Untuk diketahui, Cardboard VR merupakan sebuah VR headset berbasis smartphone sederhana dari karton. Perangkat ini diperkenalkan Google untuk menjangkau pengguna lebih luas.
Namun, VR headset berbasis smartphone tak dimungkiri telah semakin canggih dan terjangkau. Karenanya, Cardboard VR pun mulai ditinggalkan.
Selain itu Facebook juga akan meluncurkan kacamata serupa dengan menggandeng perusahaan Ray Ban
Diberitakan, Facebook sedang mengerjakan proyek augmented reality di Facebook Reality Labs, Washington. Kali ini Facebook bekerja sama dengan perusahaan induk Ray-Ban, Luxottica.
Rencananya kacamata AR ini akan melantai di pasaran sekitar empat sampai enam tahun kedepan. Itu tergantung pada kecepatan pengembangan yang dilakukan Facebook sendiri.
Dilansir dari Ubergizmo, kacamata AR ini akan dinamakan Orion. Facebook mengklaim kacamata ini kelak dapat menggantikan peran ponsel.
Orion nantinya akan menawarkan fitur-fitur mirip ponsel, seperti menerima panggilan, membagikan lokasi, mencari informasi, dan sebagainya. Untuk pemakaiannya, kacamata ini akan dilengkapi dengan asisten suara yang akan membantu pengguna.
Diwartakan sebelumnya, Facebook mengelar forum edukasi dan dialog yang bertajuk ‘Aman di Media Sosial’.
Di forum ini, Facebook beserta produk lainnya, seperti Instagram dan WhatsApp, menyuarakan pentingnya pengguna untuk menjaga keamanan saat menjelajah di platform media sosial tersebut.
Kehadiran forum ini, menurut Kepala Kebijakan Publik Facebook Ruben Hattari, juga tidak lepas dari jumlah pengguna asal Indonesia merupakan salah satu yang terbesar untuk tiga layanan Facebook, termasuk Instagram dan WhatsApp.
“Misi Facebook telah bergeser. empat belas tahun lalu saat pertama kali hadir, Facebook ingin menjadi platform yang menghubungkan orang dengan kerabat dan teman. Namun, kini kami memiliki misi untuk membuat koneksi itu lebih positif,” tuturnya
Oleh sebab itu, media sosial ini berupaya menghadirkan beragam fitur yang memungkinkan pengguna merasa aman dan nyaman saat memakainya. Namun selain fitur, Ruben menuturkan pentingnya edukasi untuk para pengguna.
Hal itu ditegaskan pula oleh Safety Policy Manager Facebook Asia-Pacific Amber Hawkes yang menuturkan Facebook telah menghadirkan beragam fitur yang memungkinkan platformnya semakin aman.
“Salah satunya adalah melalui kebijakan yang dikeluarkan. Facebook melayani banyak orang di seluruh di dunia, sehingga kami membuat standar komunitas yang memiliki prinsip, dapat diterapkan di seluruh dunia, dan dijelaskan,” tuturnya menjelaskan.