Site icon nuga.co

Berinternet Lama Bisa Picu Tingkat ADHD

Sebuah studi baru mengklaim, sering menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya atau internet dapat berisiko meningkatkan gejala ADHD.

Ini artinya, penggunaan media sosial memiliki dampak negatif yang serius.

Kesimpulan itu ditemukan oleh ilmuwan California setelah menganalisis hasil survei tiga tahun lalu

Mereka mengevaluasi kebiasaan bermain internet terhadap lebih dari dua ribuan remaja selama dua tahun.

Semua responden yang terlibat dalam penelitian tidak memiliki gejala gangguan ADHD di awal penelitian.

Sekitar setengah remaja dalam penelitian mengaku sering memeriksa akun media sosial beberapa kali dalam sehari dan menjadikan aktivitas ini sebagai kebiasaan.

Apa bahayanya?

Selain memantau media sosial, kegiatan lain seperti berkirim pesan, streaming video, atau mendengarkan musik online juga diukur dalam penelitian ini.

Sekitar lima puluh remaja mengaku melakukan aktivitas tersebut setiap hari. Setelah enam bulan, sekitar tujuh persen remaja menunjukkan gejala terkait ADHD.

Ahli yakin, hal tersebut berhubungan dengan seringnya menghabiskan waktu dengan internet.

Adapun gejala yang ditunjukkan antara lain mereka menjadi sulit mengendalikan fokus, sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas, dan mudah terusik dengan gangguan kecil sekalipun.

Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal JAMA, media sosial dan internet disebut sebagai sesuatu yang sangat mudah mencuri perhatian manusia, dan membuat konsentrasi terpecah.

“Ini bisa dibilang sebagai studi pertama yang menghubungkan media digital modern dengan peningkatan risiko ADHD,” kata Adam Leventhal, psikolog University of Southern Caifornia kepada NPR dilansir Science Alert

Meski begitu, penelitian ini tidak menyarankan seseorang untuk berhenti berselancar di internet atau berhenti menggunakan media sosial.

Penelitian ini hanya menyarankan agar para remaja dapat bijak dalam mengonsumsi internet.

“Prioritaskan kegiatan yang dapat memberi dampak baik untuk anak dan remaja, misalnya tidur cukup, berolahraga, dan membangun interaksi sosial dalam dunia nyata baik antara teman maupun keluarga,” kata Jenny Radesky, dokter anak dari Universitas Michigan yang mengomentari studi ini.

Sebuah penelitian lainnya mengungkapkan, rata-rata orang menggunakan internet adalah enam jam per hari dan beberapa orang lainnya bisa sampai sepuluh jam atau bahkan lebih per hari.

Waktu yang cukup banyak itu bisa menandakan adanya kecanduan dan tentunya berdampak buruk bagi kesehatan.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Swansea dan Milan, terlalu sering menghabiskan waktu untuk online akan menurunkan sistem imum manusia.

Akibatnya kita akan lebih mudah terserang flu dibanding orang-orang yang tidak terlalu banyak online.

Terlalu asyik dengan gadget juga akan membuat Anda menjadi sosok penyendiri sehingga kurang berinteraksi dengan orang lain. Anda hanya memiliki sedikit waktu untuk bersosialisasi alam dunia nyata.

Hasil penelitian menunjukkan, orang yang lebih sering menggunakan internet, sekitar tiga puluh persen menjadi lebih sering terkena flu.

Orang yang sudah kecanduan internet juga bisa stres jika koneksi internet terputus.

Stres dapat memengaruhi kadar hormon kortisol yang akhirnya berdampak pada sistem kekebalan tubuh.

Peneliti juga melihat perilaku yang berbeda dalam penggunaan internet antara pria dan wanita.

Wanita lebih cenderung menggunakan internet untuk membuka situs media sosial dan belanja online.

Sedangkan pria, lebih sering menggunakan internet untuk bermain games dan membuka situs pornografi.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan waktunya untuk online akan lebih sering mengalami masalah sulit tidur dan memiliki kebiasaan makan yang buruk.

Terpaku pada gadget juga membuat mereka kurang olahraga, cenderung untuk merokok dan minum alkohol.

Nah, agar kita terhindar dari dampak buruk tersebut, batasilah waktu Anda untuk online dan lakukan aktivitas di dunia nyata.

Exit mobile version