Sebagian besar dari kamu pasti sering kali mendengar kasus peretasan berbagai akun media sosial atau email, yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
Karena hal tersebut, banyak informasi dan data pengguna dicuri oleh penjahat siber. Tak hanya itu, peretas pun tidak segan-segan menjual data tersebut kepada pihak yang menginginkan.
Walau mengubah password email dan akun media sosial dapat membantu, nyatanya hal tersebut hanya solusi sementara.
Atau setidaknya hingga akun media sosial atau email kamu diretas hacker, dan kamu pun terpaksa mengubahnya.
Namun, untungnya banyak perusahaan teknologi internet mulai memperkenalkan fitur otentikasi dua faktor (Two-Factor Authentication, 2FA) ke layanannya.
Dengan fitur tersebut, pengguna dapat menambah lapisan keamanan ke akun digital mereka.
Salah satu layanan internet yang memperkenalkan fitur 2FA tersebut adalah Google.
Dikenal sebagai salah satu layanan paling banyak digunakan oleh warganet di berbagai negara, fitur ini harus secara manual diaktifkan.
Nah, penasaran bagaimana caranya?
Ya, baru-baru ini, sejumlah pengguna Facebook mengeluh lantaran raksasa media sosial tersebut mengirim SMS spam yang tak berkaitan dengan keamanan.
SMS spam dikirimkan kepada pengguna yang mengaktifkan fitur keamanan two-factor-authentication. Salah satu pengguna bahkan mengunggah pesan-pesan yang diterima dari Facebook ke media sosial.
Dalam unggahannya, sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, pengguna bernama Gabriel Lewis mendapatkan SMS terus menerus berisi tautan atau link dari Facebook.
“Saya mendaftarkan dua factor auth di Facebook dan mereka malah menggunakannya untuk mengirim spam notifikasi. Facebook juga mengunggah balasan SMS tersebut ke wall saya,” katanya.
Diketahui, setelah mendapatkan SMS spam tersebut, akun Facebook Lewis juga secara otomatis mengunggah kalimat “Jangan mengirimkan SMS lagi” dan “tolong berhenti.”
Menanggai hal ini, Chief Security Officer Facebook Alex Stamos mengucapkan permohonan maafnya.
Menurutnya, perusahaan tengah mengerjakan perbaikan atas hal ini. Dia juga menyebut, pengguna yang tidak mendaftarkan fitur two-factor-authentication tidak akan mendapatkan SMS tersebut.
Sayang, dengan mudahnya Facebook menyebut hal itu sebagai bug. Padahal, hal ini merupakan bukti bahwa perusahaan tidak dapat mengimplementasikan fitur keamanan dengan baik.
“Bukan tujuan kami mengirimkan SMS yang tak berkaitan dengan keamanan ke sejumlah nomor telepon. Saya sangat minta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata Stamos.
Lebih lanjut, dia mengatakan, Facebook telah memastikan agar pengguna yang mengaktifkan two-factor-authetication tidak menerima SMS spam serupa.
“Kami berharap agar perbaikan ini bisa selesai dalam beberapa hari mendatang. Ini bukanlah hal yang disengaja, tetapi merupakan bug,” ujarnya.
Hal ini tentunya dianggap sangat buruk, apalagi Facebook sekarang meminta pengguna untuk menggunakan kode generator lewat aplikasi mobile atau two-factor-authentication saat mereka hendak login.
Keduanya merupakan layer keamanan yang diterapkan Facebook agar orang lain tak bisa masuk ke akun Facebook milik seorang pengguna mesti telah memasukkan kata sandi yang benar.