Ada kabar baik bagi Anda pengguna browser Chrome dari Google.
Sebab, Google diketahui telah mengembangkan teknologi baru untuk mempercepat waktu muat atau loading time di peramban tersebut.
Mengutip informasi dari laman Time, kemampuan ini dimungkinkan berkat algoritma kompresi terbaru Google yang disebut Brotli.
Informasi ini sendiri dipastikan langsung oleh Ilya Grigorik, Google Web Perfomance Engineer melalui sebuah posting di Google Plus.
Google menyebut bahwa Brotli mampu memberikan efisiensi data antara 20-26 persen, dibanding algoritma kompresi saat ini, Zopfli.
Kemampuan ini jelas akan mempercepat waktu muat sebuah situs web.
Tak hanya itu, pengguna mobile juga akan mendapatkan keuntungan dari algoritma baru ini.
Selain biaya transfer data yang lebih rendah, konsumsi baterai pun disebut akan lebih sedikit.
Google juga dikabarkan akan menjadikan Brotli sebagai sistem terbuka. Jadi, perusahaan teknologi lain dapat menggunakan algoritma ini untuk dipakai di browser besutannya.
Salah satu perusahaan lain yang disebut tertarik menggunakan Brotli adalah Firefox. Hanya saja, Mozilla belum memastikan waktu peluncuran dukungan untuk algoritma tersebut.
Kepastian Google merilis Brotli ini makin menguatkan indikasi bahwa Google secara serius menjanjikan pengalaman mengakses internet yang lebih baik.
Sebelumnya, Google juga telah merilis pembaruan fitur Data Saver bagi pengguna Android.
Melalui pembaruan ini, data yang diakses pengguna dapat dihemat hingga tujuh puluh persen.
Kabar baik lainnya bagi pengguna Chrome di platform Android adalah Google baru saja mengumumkan pembaruan fitur Data Saver di peramban besutannya tersebut.
Seperti dikutip dari laman Ubergizmo, melalui pembaruan ini, data yang dapat disimpan pengguna dapat dihemat hingga tujuh puluh persen.
“Dengan menyingkirkan gambar ketika memuat situs di koneksi yang lambat, data yang dihemat pengguna bisa sampai 70 persen,” ungkap Google dalam laman blog resminya.
Kendati demikian, ketika suatu situs sudah termuat, pengguna dapat memilih semua atau masing-masing gambar tadi untuk dimunculkan. Hal ini memungkinkan internet yang lebih cepat dan murah ketika berada di jaringan lambat.
Google diketahui sudah mulai menggulirkan pembaruan ini bagi pengguna Chrome di India dan Indonesia.
Lalu, secara bertahap pembaruan ini akan digulirkan ke seluruh dunia.
Sekadar informasi, Data Saver adalah sebuah fitur penghemat data yang ada di peramban Chrome.
Modus ini dapat digunakan oleh pengguna Chrome di berbagai platform, yaitu Android, iOS, serta Chromebook.
Dengan mengaktifkan modus tersebut, server Google secara otomatis akan mengurangi jumlah data yang diunduh ketika mengunjungi sebuah situs.
Kemampuan ini sangat membantu pengguna untuk tetap dapat mengakses situs dengan cepat meski dalam koneksi lambat.
Selain itu, Google juga diketahui telah merilis sebuah layanan terbaru berbasis komputasi awan atau cloud.
Layanan yang diberi nama Google Cloud CDN ini merupakan sebuah content delivery network baru untuk menarik pengembang independen yang ingin memuat aplikasi besutannya dengan lebih cepat.
Dalam rilisan ‘alpha’, Google sudah menerima tawaran aplikasi dari orang-orang yang ingin mencoba layanan baru tersebut.
Hanya saja saat ini belum semua wilayah dapat menggunakan layanan ini.
Namun, lokasi akan ditambahkan saat layanan ini telah beredar penuh.
“CDN menggunakan batas cache ke cache konten HTTPLoad Balance yang didistribusikan secara global oleh Google.”
“Dengan cara ini, Google menyediakan pengiriman jaringan lebih cepat dari konten pengembang, sekaligus mengurangi beban di server,” ujar Google dalam keterangannya, seperti dikutip dari Venture Beat
Kehadiran layanan ini disebut sebagai langkah Google untuk mampu berkompetisi dengan penyedia layanan serupa lainnya, seperti Amazon dan Microsoft. Sama seperti Google, Amazon juga menawarkan layanan CDN tersendiri.
Untuk itu, Google pun diketahui menawarkan fitur lain untuk menambah portofolionya di bidang komputasi awan ini.
Fitur yang juga ditawarkan Google adalah alat untuk menyimpan dan mengedit kode aplikasi.
Tak hanya soal fitur, layanan cloud tersebut juga bersaing dalam hal harga dari komputasi awan dasar dan infrastruktur penyimpanan.
Salah satunya adalah Google memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan ukuran sumber dari mesin virtual individu menggunakan Google Computer Engine.
Google bekerja sama dengan penyedia layanan CDN lain seperti Fastly, CloudFlare, Higwinds, dan Level 3.
Selain empat perusahaan itu, Google juga sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan penyedia bisnis CDN terbesar, yakni Akamai.