Site icon nuga.co

Google Menguji Coba Fitur Baru di Chrome

Google dikabarkan saat ini sedang menguji coba fitur tombol play dan pause di browser miliknya, yakni Chrome.

Nantinya, tombol ini akan memungkinkan pengguna Chrome untuk memutar atau menghentikan video atau musik yang muncul di laman web.

Diketahui pertama kali oleh ZDnet dan Techdows, tombol yang terpasang di toolbar browser ini bakal diberi nama Global Media Controls.

Saat ini, tombol tersebut sedang diuji coba di peramban Chrome Development, yakni Canary, sebagaimana dikutip dari laman The Verge, Senin pagi WIB).

Saat aktif, fitur tersebut bakal muncul di sebelah kolom URL, dan akan meng-highlight apa yang sedang diputar, meskipun ada di tab yang berbeda.

Dengan begini, kamu dapat mengendalikan semua konten video atau musik yang sedang didengar atau ditonton dengan lebih mudah lagi.

Sayang, Google hingga saat ini masih belum mengungkap kapan tombol play dan pause itu akan muncul secara resmi di Chrome.

Lebih lanjut, Google juga saat ini sedang mengembangkan sebuah “senjata” pemblokir iklan berat yang bikin browsing jadi lelet.

Mengutip laman 9to5Google,  fitur ini masih diuji coba di peramban open-source Chromium, yang menjadi basis Google Chrome.

Sebelumnya, Google juga sudah mengembangkan ekstensi pemblokir iklan, namun baru kali ini raksasa teknologi itu fokus ke iklan yang bikin komputer jadi lelet.

Nantinya, ekstensi ini akan secara otomatis memblokir iklan yang masuk kategori ‘bikin lelet’ komputer, yaitu iklan yang memakan trafik jaringan

Ketika diblokir, akan muncul pesan “Ad removed” dan pesan “This ad uses too many resources for your device, so Chrome removed it.”

Sementara, belum diketahui kapan ekstensi ini bakal dibenamkan di browser Chrome.

Di sisi lain, layanan penyimpanan data berbasis cloud sedang populer. Namun, fungsinya masih bergantung pada internet. Akan menyusahkan jika ada file penting yang harus dibuka namun pengguna terbatas jaringan internet.

Untungnya, saat ini Google sedang melakukan uji coba mode offline Google Drive yang bisa dibuka di Google Chrome.

Dilansir Engadget,  pengguna nantinya bisa mengakses documents, slides, spreadsheets dan kabarnya, bakal ditambah dengan kemampuan untuk menyimpan PDF, Microsoft Office dan file non-Google lainnya secara offline.

Saat ini Google mengijinkan pengguna untuk menandai file non-Google mereka di Drive secara offline. Sayangnya, fitur ini hanya berlaku bagi pengguna G Suite, dan mereka yang tidak berkesempatan bisa menggunakan browser Chrome untuk mencoba akses offline ini.

Pengguna harus mengaktifkan mode offline di pengaturan dokumen terlebih dahulu, lalu log inke akun yang disetujui oleh G Suite, baru mereka bisa menyimpan file secara offline.

Sebelumnya,  Google telah mengumumkan bahwa fitur tersebut akan dihentikan dalam waktu dekat. Sebagai gantinya, fitur penghemat data akan diluncurkan kembali di Chrome untuk Android yang sekarang dikenal sebagai mode Lite.

“Mode Lite juga membantu meningkatkan pemuatan halaman. Jika Chrome memperkirakan suatu halaman akan membutuhkan waktu lebih dari lima detik untuk memuat teks atau gambar pertama ditampilkan di layar, laman Lite justru sangat dioptimalkan untuk memuatnya jauh lebih cepat,” terang Google.

Namun, perusahaan asal Negeri Paman Sam ini tidak menyebutkan mengapa mereka mematikan fitur tersebut pada perangkat desktop. Mungkin saja, mereka memilih untuk ‘menginvestasikan’ fitur ini ke versi mobile.

Kabar ini nyatanya tidak terlalu mengejutkan, mengingat ada beberapa pengembang yang  memilih untuk meluncurkan versi “Lite” dari aplikasinya untuk menaikan minat pasar.

Sekadar informasi, Google adalah satu-satunya yang meluncurkan YouTube Go yang dirancang untuk merangkul pasar kelas bawah.

Google baru saja mengumumkan peringatan kepada pengguna peramban miliknya, yakni Chrome untuk segera melakukan update atau pembaruan. Kenapa?

Perusahaan teknologi itu terpaksa melakukan pengumuman karena peretas mampu mengungkap bug di dalam Chrome sebelum Google menemukannya, dikutip dari laman The Sun, Jumat (8/3/2019).

Sekadar informasi, Google secara teratur memperbaiki bug yang dapat mengeksploitasi software PC, dan mencuri informasi pengguna. Lalu bagaimana dengan bug bernama CVE-2019-5786 itu?

Namun, sangat sedikit pengguna Chrome mengetahui informasi dan cara kerja bug yang mengancam itu. Dilaporkan pertama kali oleh salah seorang anggota Kelompok Analisis Ancaman Siber Google.

Kala itu, rincian informasi tentang bug tersebut masih sedikit, karena Google membatasi akses detail bug sampai mayoritas pengguna menginstal pembaruan.

Dilansir ZDNet, hacker dapat mengeksploitasi kerentanan di Chrome dengan memungkinkan aplikasi web membaca konten file yang tersimpan di komputer pengguna.

Tak hanya itu, bug tersebut juga memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk menjalankan atau mengeksekusi kode berbahaya tanpa sepengetahuan pengguna Google Chrome.

Informasi, pembaruan Chrome bersifat otomatis, yang artinya kamu tidak pelu melakukan banyak hal selain membuka dan menutup jendela browser.

Akan tetapi, terkadang butuh beberapa hari hingga satu minggu bagi semua orang memperbarui peramban secara otomatis ke versi terbaru.

Dalam hal ini, kamu harus melakukan pembaruan Chrome secara manual untuk memastikan kamu memiliki peramban versi terbaru.

Exit mobile version