Google, hari ini, Rabu, 02 November 2016, kembali datang dengan kejutan baru hadirnya fitur deteksi dan sistem penyaring baru untuk Play Store.
Metode baru inisengaja dihadirkan Google untuk menindak pengembang yang memakai cara tak wajar dalam menaikkan peringkat aplikasinya di daftar teratas Play Store.
Sistem ini disebut mampu mendeteksi aplikasi yang memakai cara seperti ulasan palsu atau jumlah pemasangan yang tak wajar untuk menaikkan peringkatnya di toko aplikasi Android itu.
Sebenarnya sistem serupa sudah pernah diterapkan, tapi metode baru ini menjanjikan akurasi yang lebih baik.
Sepertiu ditulis laman situs Tech Crunch, Rabu siang WIB, sistem ini akan menyaring aplikasi yang dianggap melakukan cara-cara curang untuk naik peringkat.
Tak hanya itu, pengembang yang terus menerus melakukan hal tersebut akan dihukum dengan menghapus aplikasi besutannya di Play Store.
Google beralasan, cara curang yang dilakukan para pengembang tak hanya melanggar ketentuan Google Play Developer Policy, tapi juga merugikan masyarakat luas.
Sebab, tak jarang pengembang yang memilki aplikasi lebih baik harus berada di peringkat bawah karena adanya aplikasi yang curang.
Sistem baru ini sudah mulai digulirkan tiga hari lalu karenanya Google menyarankan pengembang memakai jasa pemasaran pihak ketiga untuk memastikan bahwa aplikasi besutannya telah memakai cara yang sah.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Google mengambil tindakan tegas terhadap pengembang yang memanfaatkan Play Store untuk keperluan tertentu.
Sebelumnya pada awal tahun ini, raksasa mesin pencari itu menghapus sekitar 200 aplikasi karena terindikasi menjalankan skema penipuan berbasis aplikasi mobile.
Tindakan itu ternyata dioperasikan oleh MoPub, platform iklan yang dimiliki oleh Twitter.
Aplikasi-aplikasi tersebut disebut telah menghadirkan ‘ad fraud’ atau modus penipuan melalui iklan.
Para analis di perusahaan keamanan Sentrant Security juga telah menginvestigasi skema ad fraud ini. Diungkap, terdapat dua ratus empat puluh tujuh aplikasi yang memiliki konten ad fraud dan bahkan bebas diunduh gratis di Google Play Store.
Sebelumnya, Google juga telah memberitahu tentang pengembangan algoritma baru demi mengurangi ukuran aplikasi di Play Store.
Sebagaimana diumumkan Google di blog Android Developers, mengutip, algoritma ini nantinya tak hanya mengurangi size aplikasi saja, tetapi juga size pembaruan.
Bagi pengguna Android yang memiliki memori ponsel dan kuota data terbatas, hal ini tentu menjadi kabar baik.
Pasalnya, tak semua pengguna terkoneksi jaringan WiFi ketika mereka mengunduh aplikasi. Kuota besar terkadang dibutuhkan saat mengunduh aplikasi berukuran besar, misalnya game.
Google fokus terhadap hal ini mengingat sebanyak enam puluh lima miliar aplikasi Android di dunia telah diunduh dari Play Store.
Dengan jumlah itu, perusahaan berupaya mengurangi ukuran pemasangan aplikasi dan updates-nya.
Pengembang pun didorong untuk merilis lebih banyak updates pada aplikasi dengan sejumlah konten, perbaikan, terutama pada keamanan.
Google menambahkan algoritma baru Delta, bernama bsdiff untuk mengurangi size pembaruan hingga lima puluh persen lebih.
Algoritma baru ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi Delta pada aplikasi.
Pengguna Android yang memiliki ponsel high-end dengan memori besar dan terbiasa terkoneksi WiFi, mungkin tidak terlalu merasakan perubahan tersebut pada Google Play Store.
Namun, pengguna Android yang kuota datanya terbatas dan memorinya kecil, perubahan ini dapat memaksimalkan kapabilitas smartphone-nya.
Selain itu ada metode baru untuk menindak pengembang yang memakai cara tak wajar untuk meningkatkan peringkat aplikasinya di daftar teratas Play Store.
Sistem ini disebut mampu mendeteksi aplikasi yang memakai cara seperti ulasan palsu atau jumlah pemasangan yang tak wajar untuk menaikkan peringkatnya di toko aplikasi Android itu.
Sebenarnya sistem serupa sudah pernah diterapkan, tapi metode baru ini menjanjikan akurasi yang lebih baik.
Sistem ini akan menyaring aplikasi yang dianggap melakukan cara-cara curang untuk naik peringkat.
Tak hanya itu, pengembang yang terus menerus melakukan hal tersebut akan dihukum dengan menghapus aplikasi besutannya di Play Store.
Google beralasan, cara curang yang dilakukan para pengembang tak hanya melanggar ketentuan Google Play Developer Policy, tapi juga merugikan masyarakat luas.
Sebab, tak jarang pengembang yang memilki aplikasi lebih baik harus berada di peringkat bawah karena adanya aplikasi yang curang.