Instagram kini mendapat julukan baru sebagai media sosial paling narsis dibanding Snapchat, Twitter dan Facebook.
Julukan ini diberikan setelah adanya survei terbaru yang diusung LendEDU dan ditulis dengan sangat baik oleh media Inggris terkenal “daily mail,” Kamis, 06 April.
Dua pertiga partisipan mengakui bahwa mereka memberi jempol sebuah postingan dan video sebagai balasan dari orang yang sebelumnya memberi ‘like’ juga di postingan mereka.
“Generasi muda saat ini tidak akan mempermasalahkan kenapa mereka menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, Snapchat, atau Twitter, mereka menggunakannya untuk memenuhi hasrat ego untuk terhubung di era digital, share aktivitas keseharian, dan pencitraan mereka pada publik,” ungkap juru bicara LendEDU
Survei itu menemukan bahwa ada enam puluh empat persen partisipan meyakini Instagram merupakan platform media sosial buat narsis.
Angka itu lebih tinggi dibanding media sosial lainnya, seperti Facebook sepuluh persen, Snapchat lima belas persen dan Twitter sebelas persen.
“Pengguna Instagram dipengaruhi oleh satu hal penting, yakni ‘likes’.”
Survei tersebut juga mempertanyakan: “Apakah kamu juga memberi jempol pada akun orang lain yang memberi ‘likes’ di postinganmu?”
Reponsnya mengejutkan karena enam puluh tujuh persen partisipan menjawab ‘Ya’ karena itu merupakan kode tak tertulis di Instagram.
Temuan lainnya, adalah ketika mereka ditanyakan, “Apakah mereka atau ada orang lain menghapus postingan ketika tidak mendapat banyak acungan jempol atau likes?”
Total tujuh puluh delapan persen mengatakan mereka atau orang lain yang mereka kenal menghapus postingan begitu tidak mendapat banyak ‘likes’.
Temuan ini membuktikan bahwa mayoritas pengguna media sosial tidak sepenuhnya bermaksud membagi pengalaman mereka dengan orang lain, melainkan ingin mendapatkan banyak ‘likes’.
“Generasi milenial lebih memilih menyembunyikan kehidupan mereka sebenarnya dari publik daripada tidak mendapat ‘likes’ di Instagram.”
Sebelumnya Instagram telah membuka lapak iklan kepada segala jenis usaha, tidak lagi terbatas pada merek tertentu. Instagram bakal mengikuti cara Facebook menyediakan iklan yang ditargetkan pada profil pengguna tertentu.
Iklan yang ditargetkan dari Instagram didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan negara.
Sebuah iklan yang disediakan Instagram memungkinkan konten dilempar ke situs eksternal atau toko aplikasi tertentu. Instagram akan menyediakan tombol dengan kata-kata, misalnya “Shop Now,” “Sign up,” Learn more,” dan “Install Now.”
“Kualitas pengalaman dalam memasang iklan tetap menjadi hal yang sangat penting untuk diferensiasi kami,” kata Global Head of Business and Brand Development Instagram, James Quarles, seperti dikutip dari Reuters.
Sejumlah merek ternama telah memakai jasa Instagram, seperti Levi’s, Banan Republic, dan Ben & Jerry.
Bukan hanya merek besar, Instagram juga mengincar para pemilik usaha kecil menengah untuk beriklan di layanannya.
Dengan begini, Instagram dinilai banyak pihak harus bersiap kehilangan pengguna loyal karena bakal banyak pengguna yang jengkel dengan kehadiran iklan yang tak diharapkan.
“Sekarang pengguna akan melihat beberapa iklan yang akan direspons langsung oleh penjual dan kita tahu bagaimana hal itu akan berlangsung,” kata Debra Aho Williamson, analis utama eMarketer.
Instagram memang sedang mencari upaya agar layanannya bisa menghasilkan uang, di tengah jumlah pengguna yang terus tumbuh mencapai dua ratus juta pengguna aktif harian secara global.
Instagram kini berada di bawah payung Facebook setelah diakuisisi lima tahun lalu