Site icon nuga.co

Instagram Tak Pernah Lupa “Teman” Web

Instagram tak pernah melupakan “teman” webnya, walau pun mayoritas pengaksesnya mereka yang menggunakan aplikasi mobile.

Kami tak pernah abai terhadap mereka yang menggunakan platform web/situsnya, dengan memberikan pembaruan yang terus menerus,” tulis blog resmi Instagram Kamis, 24 Maret 2016.

Jika dahulu situs Instagram yang beralamat Instagram.com hanya bisa dipakai untuk browsing melihat posting-an, maka dengan pembaruan kali ini mereka juga bisa melihat notifikasi.

Notifikasi tersebut ditampilkan dalam menu drop-down di sebelah kanan atas dengan ikon “Love”.

Jika di-klik, maka akan muncul layar yang menampilkan pemberitahuan Likes, akun yang mem-follow, dan teman yang baru bergabung di Instagram.

Walau demikian, posting dan mengedit foto tetap hanya bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile.

Tetap saja, pembaruan ini menjadi peningkatan bagi Instagram.

Situs Venturebeat seperti dikutip “nuga” menulis bahwa pembaruan tersebut menambah arti kehadiran situs Instagram di internet.

Selain itu, awal bulan ini, Facebook sebagai perusahaan induk Instagram nampaknya mulai mendorong aplikasi-aplikasi mobile-nya agar bisa dipakai di platform desktop juga.

Tahun lalu, aplikasi pesan instan WhatsApp yang juga dimiliki oleh Facebook telah dihadirkan di platform desktop.

Begitu juga dengan pesan instan Facebook sendiri, yaitu Messenger.

Jangan harap bisa mempromosikan akun Telegram atau Snapchat lewat tautan biodata Instagram. Platform berbagi foto tersebut enggan dijadikan wadah promosi layanan lain.

Hal tersebut dikemukakan perwakilan Instagram, sebagaimana dilaporkan Engadget

“Kemampuan tautan pada biodata Twitter tak dibuat untuk mempromosikan layanan lain,” kata dia. “Jenis tautan selain berbau ‘add me’ masih diizinkan,” ia menambahkan.
Juru bicara Instagram memang tak spesifik menyebut pelarangan untuk Telegram dan Snapchat. Namun setelah dicoba, cuma tautan ke dua layanan tersebut yang diblokir.

Sejauh ini, “tautan promosi” ke akun Twitter, LinkedIn, dan -tentu saja- Facebook, masih diperbolehkan.

Hal ini membikin Telegram gusar. Layanan instant messaging tersebut merasa Facebook, yang notabene adalah “ibu” Instagram, memiliki sensitivitas khusus.

Sebab ini bukan pertama kalinya Telegram mendapat perlakuan tak mengenakkan dari layanan di bawah Facebook.

Tahun lalu, WhatsApp juga memblokir tautan ke Telegram.

Sementara itu, aplikasi pesan instan WhatsApp juga ikut memblokir tautan yang dikirim melalui percakapan, yang menuju aplikasi pesaingnya Telegram.

Semua tautan URL yang menuju Telegram, akan ditampilkan sebagai teks biasa, bukan sebagai hyperlink yang biasanya berwarna biru dan bila diklik akan membawa ke situs tertentu.

WhatsApp juga membuat tautan teks tersebut tidak bisa disalin.

The Verge menulis, tool untuk memblokir tautan tertentu tersebut dimiliki oleh Facebook, perusahaan pemilik saham mayoritas WhatsApp.

Facebook pernah memakainya pada enam tahun silam untuk memblokir tautan menuju situs-situs yang berisi konten bajakan, namun langkah Facebook itu kemudian mendapat kritikan.

Walau demikian, belum diketahui secara pasti apakah pemblokiran itu berasal dari sistem WhatsApp yang tidak sempurna atau memang disengaja oleh WhatsApp.

Sumber di dalam Telegram mengatakan, “Biasanya jika sudah diangkat ke media, FB (Facebook) akan mengkambing-hitamkan sistem penyaringan mereka.”

“Kami berharap hal yang sama juga kali ini,” imbuh juru bicara Telegram yang tidak mau disebut namanya itu.

Baik Facebook maupun WhatsApp tidak bersedia memberikan tanggapan resminya terkait persoalan ini.

Exit mobile version