Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia memprediksi akses internet di masa depan berpotensi akan “gratis”. Yang dimaksud gratis tentu bukan seratus persen tanpa biaya tetapi disponsori oleh pihak tertentu.
“Gratis itu gini dari ke waktu kan harga internet itu kan semakin murah. Tidak menutup kemungkinan suatu hari internet akan bisa gratis,” ujar Ketua APJII Jamalul Izza
Namun, Jamal menekankan gratis yang dimaksud bukan berarti tidak membayar sama sekali. Namun yang nantinya merogoh kocek untuk membayar adalah layanan iklan.
Menurutnya, kedepan suatu perusahaan kemungkinan akan menggunakan media periklanan dengan menggratiskan akses internet. Hal ini dilakukan terlebih ketika perusahaan membutuhkan orang di suatu tempat untuk melihat interaksi terhadap konten mereka.
Kendati demikian, ia menilai hal itu masih butuh proses panjang yang kemungkinan bisa mencapai sepuluh tahun.
Di sisi lain, layanan akses internet nirkabel gratis telah memayungi berbagai wilayah di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Meski tak sepenuhnya gratis, WiFi publik juga tidak mengenakan biaya sama sekali kepada pengguna asalkan bersedia memasukkan kontak atau menonton iklan.
Di sisi lain, APJII saat ini masih mengupayakan agar seluruh Indonesia diselimuti jaringan 4G. Menurut laporan Dirjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika, baru delapan puluh persen wilayah di Indonesia yang sudah disentuh 4G.
“Tiga tahun ke depan udah 4G. Kebanyakan sih sudah 4G tulisannya tapi layanannya udah 4G belum?” kata dia.
Untuk beberapa tahun mendatang kebutuhan internet akan mengalami peningkatan
Ini seiring semakin banyaknya perangkat yang terkoneksi dengan internet. Perangkat yang dikenal dengan istilah Internet of Things
“Diprediksi akan ada lonjakan konektivitas dari enam belas miliar koneksi pada hari ini menjadi seratus miliar koneksi internet pada tujuh tahun mendatang,” jelas Senior Expert ICT Strategy & Business Huawei
Hal ini bisa terlihat dari bagaimana berbagai vendor tengah berlomba untuk menciptakan perangkat pintar untuk pengguna rumahan, mulai dari lampu pintar hingga kulkas pintar. Berkembangnya perangkat pintar di rumah ini dikenal dengan istilah Internet of Things
Selain barang-barang pintar itu, penggunaan robot pintar di rumah pun meningkat dari satu setengah persen menjadi dua belas persen rumah tangga yang akan memiliki perangkat cerdas.
Secara umum, perangkat pintar yang akan digunakan pada masa datang akan mencapai empat puluh miliar perangkat.
Angka ini diluar pengguna smartphone yang diperkirakan akan mencapai delapanmiliar ponsel cerdas di seluruh dunia.
Selain makin tingginya penggunaan internet untuk perangkat rumah pintar, melonjaknya konsumsi internet juga akan didukung oleh makin maraknya transportasi swa kemudi, konsumsi video yang makin tinggi, makin populernya penggunaan realitas virtual dan realitas buatan.
Konsumsi internet di industri juga turut menyumbang kian tingginya penggunaan data pengguna per bulan. Otomasi dan robotik di pabrik dan manufaktur atau yang dikenal dengan istilah industri