Site icon nuga.co

Kategori Pencarian Terpopuler dari Google

Google kembali mengumumkan deretan penelusuran paling populer sepanjang 2019. Sama seperti tahun sebelumnya, daftar penelusuran ini terbagi ke dalam beberapa kategori.

Untuk tahun ini, ada sembilan kategori penelusuran paling populer di Google yang dicari pengguna internet di Indonesia. Namun untuk tahun ini, ada kategori baru yang disertakan yaitu kepergian tokoh.

“Kategori ini kami rasa penting hadit untuk meng-highlight tokoh-tokoh yang menginsipirasi,” tutur Head of Marketing Google Indonesia, Filipina, dan SEA NBUVeronica Utami saat event Year on Search Google

Adapun masing-masing kategori yang dihadirkan di tahun ini adalah mengenai tokoh, kepergian tokoh, peristiwa nasional, lagu, apa itu.., bagaimana cara, resep, dan film.

“Untuk Trending Searches kali ini sebenarnya menghitung topik dengan peningkatan penelusuran paling tinggi sepanjang tahun dan pencariannya terus meningkat. Jadi, bukan diurutkan berdasarkan popularitas di Google,” tutur Veronica menjelaskan.

Veronica juga mengatakan daftar penelusuran kali ini tidak sekadar data. Namun, daftar ini sekaligus mengetahui apa yang dirasakan dan dialami orang Indonesia sepanjang 2019.

“2019 adalah tahun perubahan dan harapan. Banyak netizen yang memanfaatkan Google untuk melakukan penelusuran guna mengetahui informasi lebih lanjut. Selain itu, banyak pula yang menggunakannya untuk melakukan peningkatan dalam hidup, seperti gaya hidup sehat,” ujar Veronica.

Selain itu Google menemukan sebuah kerentanan di Android yang memungkinkan peretas untuk mengakses kamera smartphone penggunanya.

Parahnya lagi, dengan memanfaatkan kerentanan tersebut, peretas diam-diam bisa memotret dan merekam aktivitas penggunanya, meski smartphone dalam kondisi terkunci.

Bug dan kerentanan ini ditemukan oleh para peneliti dari Checkmarx, yang berasal dari masalah bypass izin di aplikasi Google Camera.

Masalah ini  terdampak adalah Google Pixel dan meluas ke mereka smartphone lain seperti Samsung dan lain-lain.

“Si penyerang bisa mengontrol aplikasi (Google Camera) untuk mengambil foto atau merekam video melalui aplikasi tanpa izin,” kata para peneliti di Checkmarx, sebagaimana dikutip The Next Web

Para peneliti menambahkan, mereka menemukan skenario serangan tertentu memungkinkan peretas untuk menghindari berbagai kebijakan izin penyimpanan, memberi mereka akses ke video, foto yang disimpan, serta metadata GPS yang tertanam di foto untuk menemukan pengguna dengan mengambil foto atau video dan mengurai data EXIF yang tepat.

Perusahaan keamanan ini menunjukkan bukti konsep serangan dalam video yang kemudian diunggah ke YouTube.

Google telah mengonfirmasi masalah ini. Bagusnya, Google juga berterima kasih kepada para peneliti yang menemukan bug ini.

Google juga menyebut, bug yang dimaksud telah diperbaiki oleh tim.

“Kami mengapresiasi Checkmarx yang membawa isu ini kepada kami. Kami bekerja dengan Google dan mitra Android untuk menyelesaikan permasalahan,” kata Google dalam pernyataannya.

Google menambahkan, “masalah ini telah diperbaiki pada perangkat-perangkat Google yang terdampak melalui pembaruan aplikasi Google Camera di Play Store pada Juli 2019. Tambalan yang sama juga diberikan untuk semua mitra.”

Exit mobile version