Site icon nuga.co

OpenOffice akan Segera Pensiun?

Laman situs “digital tech,” Rabu, 07 September 2016, memberitahu bahwa OpenOffice, aplikasi perkantoran yang selama ini jadi saingan berat Office milik Microsoft, bakal segera pensiun.

Indikasi tersebut muncul dari diskusi dalam thread e-mail yang dikirimkan oleh Vice President OpenOffice, Dennis Hamilton.

Di dalamnya termuat pertanyaan mengenai apa yang terjadi seandainya aplikasi produktivitas itu pensiun.

“What would OpenOffice retirement involve?” demikian judul e-mail tersebut

Dalam e-mail tersebut, Hamilton mengatakan bahwa OpenOffice sudah menjelang senjakala.

Kemampuan tim untuk mendukung dan mengelola proyek open source itu dianggap semakin berkurang.

Bahkan, para pengembang pelan-pelan mulai meninggalkan OpenOffice, lalu memilih untuk mengembangkan aplikasi lain.

“Secara pribadi, saya melihat bahwa saat ini sudah tidak ada pengembang aplikasi yang siap pakai, memiliki kemampuan, kapasitas, dan keinginan untuk mendukung keberlangsungan proyek ini,” tulis Hamilton.

“Tidak penting apa alasan yang membuat mereka tak lagi ada di dalam proyek ini,” imbuhnya.

Sejak tahun lalu, OpenOffice memang tidak mendapatkan pembaruan sama sekali.

Pembaruan terakhir yang dirilis untuk OpenOffice pada Oktober tahunlalu.

Dengan kata lain, pada tahun itu hanya ada satu pembaruan saja.

Sementara itu, LibreOffice, yang cenderung kurang populer, masih mendapat sekitar empat belas kali pembaruan setahun terakhir.

Selain soal pembaruan yang sudah lama tidak dibuat, OpenOffice juga punya masalah keamanan.

Pada awal tahun ini, ArsTechnica sempat melaporkan bahwa OpenOffice mengandung sebuah cacat keamanan yang tidak dapat diperbaiki.

Bahkan disebutkan bahwa satu-satunya solusi terhadap cacat keamanan tersebut adalah meninggalkan OpenOffice dan beralih memakai LibreOffice atau Microsoft Office.

Hamilton juga mempertimbangkan masalah keamanan ini. Dalam e-mail yang sama, dia mendiskusikan berbagai hal yang mesti dilakukan jika akhirnya OpenOffice harus ditutup demi kebaikan bersama.

Misalnya mengenai wadah untuk arsip kode pemrograman aplikasi tersebut atau bagaimana merangkum semua hal yang ada sebelum resmi menutupnya.

Sejumlah pengembang aplikasi open source yang masih mendukung OpenOffice berpendapat bahwa pembicaraan mengenai “pensiun” itu kurang produktif.

Bahkan mereka menganggap Hamilton membuka topik yang keliru.

Kendati demikian, Hamilton tampak benar-benar serius terhadap kemungkinan menghentikan proyek OpenOffice.

“Saya tidak dapat memprediksi bagaimana akhir dari semua ini. Rasanya, mengatakan bahwa ada kemungkinan mengenai penutupan proyek ini adalah bagian dari rasa tanggung jawab saya,” tutur Hamilton.

OpenOffice merupakan aplikasi produktivitas yang cukup tua dan telah beroperasi sejak 16 tahun lalu.

Aplikasi ini pertama kali mengudara pada 13 Oktober 2000.

Awalnya, OpenOffice merupakan versi open source dari StarOffice milik Sun Microsystem.

Sejak saat itu, proyek ini telah ditangani oleh berbagai pengelola berbeda. Sun Microsystem menangani pengembangannya

Selanjutnya pada enam tahun silam, Oracle membeli Sun Microsystem dan proyek OpenOffice pun mereka teruskan sebagai Oracle OpenOffice.

Oracle pernah menghentikan pengembangan OpenOffice dan menyerahkan merek dagang tersebut pada Apache Software Foundation. Sejak itu hingga sekarang, namanya berubah menjadi Apache OpenOffice.

Setelah membuka sesi preview selama lima pekan, Microsoft akhirnya merilis secara resmi aplikasi Office di platform smartphone Android.

Dengan demikian, aplikasi Microsof Office untuk smartphone Android kini bisa diunduh melalui toko aplikasi Google Play Store, termasuk akses penuh kepada Word, Excel, dan PowerPoint.

Peluncuran Office di smartphone Android ini mengikuti peluncuran aplikasi yang sama untuk platform tablet Android, iPhone, iPad, serta platform desktop yang dilakukan Microsoft sejak awal Januari tahun lalu.

Sama dengan peluncuran mobile sebelumnya, Microsoft menawarkan akses berlangganan gratis bagi siapa saja yang memiliki akun Microsoft.

Fitur yang dimiliki Office untuk smartphone Android masih sedikit dibanding layanan Office, namun pengguna biasa dengan kebutuhan dasar sudah tercukupi kebutuhannya dengan aplikasi ini.

Beberapa fungsi dasar yang ditawarkan antara lain adalah membuat, membuka, dan mengedit dokumen, menyimpan dan berbagi dokumen, presentasi atau spreadsheet langsung dari aplikasi smartphone.

File tersimpan di cloud dan smeua perubahan akan disinkronisasi dengan dokumen utama dengan menggunakan platform penyimpanan Microsoft, OneNote, serta solusi lain seperti Google Drive, Dropbox, dan Box.

Exit mobile version