Implementasi teknologi berbasis kecerdasan buatan atau dikenal dengan AIjuga digunakan Pornhub.
Situs dewasa tersebut diketahui memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengkategorikan video-videonya lebih ringkas dan mudah.
Secara mekanisme, situs dewasa terbesar di dunia itu akan memakai kecerdasan buatan untuk menciptakan software facial recognition.
Dengan begitu, video yang diputar otomatis bisa mendeteksi berbagai kategori dari objek yang ditampilkan, entah itu nama, bagian tubuh, jenis rambut, gaya seks, dan masih banyak lagi.
Menurut informasi yang dilansir The Verge, Pornhub berencana untuk mengkategorikan lima juta video.
Semua dipastikan akan rampung pada tahun depan.
Seperti disampaikan VP Pornhub Corey Price, pihaknya memang sudah tertarik dengan kecerdasan buatan karena bisa membantu pengalaman menonton video lebih menyenangkan, praktis, dan tak repot.
Hanya, Pornhub mengaku sedikit kewalahan karena menyeleksi video dan mengkaji ulang kategori berdasarkan objek yang ada di dalam video tidaklah mudah.
“Tahap pengujian beta dari software kami cuma bisa mengkategorikan lima puluh ribu video per bulan. Dalam tahap ini masih jauh agar bisa mencapai target lima juta video,” ujar Price menerangkan.
Upaya Pornhub menggunakan teknologi secara utuh tak cuma dilakukan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan saja.
Pada Maret tahun lalu, Pornhub juga meluncurkan kanal khusus Virtual Reality .
Dengan begitu, penonton bisa merasakan sensasi film dewasa dalam balutan VR yang nyaris nyata.
Bahkan sebagai ajang mempromosikan kanal barunya ini, Pornhub rela membagi-bagikan sepuluh ribu Google Cardboard secara gratis untuk pemirsa setianya.
Walau dapat dinikmati melalui desktop PC, Pornhub menyarankan kalau lebih baik menggunakan perangkat VR seperti Google Cardboard, Samsung Gear VR, dan Oculus Rift.
Tampil sebagai pangsa pasar terbesar ketiga di dunia setelah gim dan olahraga, Pornhub mengestimasi kalau nilai segmen konten dewasa VR ini akan mencapai
Pornhub menggunakan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan layanan.
Pasokan gambar bintang porno yang fantastis memang bukan sesuatu yang mengejutkan. Contohnya ImageNet, sebuah proyek yang dilakukan beberapa peneliti Stanford University dan Princenton University soal computer vision berbasis AI.
ImageNet memiliki basis data lebih dari empat belas juta gambar yang terbagi dalam dua puluh dua ribu kategori. Beberapa gambar bahkan dibuat sangat spesifik.
Pornhub, dengan modal sepuluh ribu gambar bintang porno, pun ingin melakukan langkah serupa. Membuat AI ciptaannya paripurna dalam menilai dunia pornografi.
Corey Price, Vice President Pornhub mengatakan bahwa AI yang mereka kembangkan akan membuat “pengguna mudah mencari bintang porno yang mereka inginkan, secara lebih presisi atas apa yang mereka kehendaki dan melalui AI pula kami mampu memberikan hasil pencarian terbaik.”
Dalam setahun ke depan AI buatan Pornhub kemudian akan memindai 5 juta video yang ada di layanan mereka.
Tugasnya cukup sederhana, memberikan tagging pada video-video milik Pornhub. Price mengatakan bahwa kerja sederhana itu merupakan langkah awal untuk mempercepat perubahan.
AI bikinan Pornhub akan memberi label public pada suatu video jika ia mendeteksi latar belakang ruangan terbuka. AI akan memberikan label blonde pada video dengan bintang porno berambut pirang.
Selain tagging, AI akan bekerja memperbaiki kualitas video pada layanan Pornhub.
Memperbaiki video buram, koreksi warna, dan tugas-tugas terkait memperindah video, akan dilakukan oleh teknologi kecerdasan buatan.
Penerapan AI tentu menguntungkan bagi pengelola Pornhub dari sisi pengelolaan data, juga bagi para pengunjung agar mempermudah mereka.
AI memang sedang menjadi tren saat ini. DeepMind, startup milik Google, dan OpenAI, startup milik Elon Musk, tampil di terdepan dengan capaian masing-masing.
Dua duanya sukses memenangkan permainan yang bahkan oleh manusia pun sukar dimenangkan.
DeepMind menang dalam permainan catur Go melawan Ke Jie, pemain catur Go profesional. Sementara OpenAI sukses mengalahkan pemain gim online Dota profesional bernama Danil “Dendi” Ishutin.
Selain Pornhub, Miles Deep merupakan layanan lain yang menggabungkan pornografi dengan kekuatan teknologi AI. Miles Deep merupakan editor video yang mampu melakukan proses editing video porno secara mudah.
Miles Deep mampu memecah adegan-adegan porno secara presisi, dan membuat bagian-bagian yang tak diperlukan.
Miles Deep pun mampu mengumpulkan adegan spesifik dalam suatu video porno. Saat ini ada 6 kategori posisi seks yang bisa dibaca oleh Miles Deep.
Miles Deep sesungguhnya dibuat berdasarkan source code sebuah proyek bernama “Open NSFW Model” bikinan Yahoo.
Proyek itu merupakan bagian Yahoo untuk menyaring konten-konten pornografi pada layanan pencarian gambar milik mereka..
Usaha-usaha filtrasi konten pornografi seperti yang dilakukan Yahoo melalui Open NSFW Model bukanlah sebuah usaha tunggal.
Twitter misalnya, situsweb microblogging itu membeli startup AI bernama Madbits yang tugasnya mengkurasi konten-konten yang diduga mengandung unsur NFSW.
Hebatnya, Madbits mengklaim tingkat akurasi mereka berada di angka 99 persen.
Perkembangan teknologi terkini pada dunia pornografi tak bisa dicegah apalagi dihentikan. Di banyak sisi dunia pornografi bahkan melecut perkembangan teknologi. Dalam buku bertajuk “The Secret Museum: Pornography in Modern Culture” karya Walter Kendrick disebutkan bahwa konsep “pornografi” tak pernah ditemukan hingga penghujung abad ke-18.
Melalui teknologi percetakan, perlahan tapi pasti, pornografi mengemuka di seluruh dunia. Teknologi yang hadir berikutnya seperti metode pay-per-view, VCR, dan streaming video online, ikut didukung perkembangannya oleh dunia pornografi.