Pernahkah kamu log in akun Google di perangkat lain selain komputer atau smartphone, tetapi lupa log out?
Jika pernah, mungkin ada rasa khawatir yang menghantui kamu. Untuk mengatasi hal tersebut, Google mempunyai pengaturan untuk mengeluarkan akun dari jarak jauh,
Tanpa menggunakan smartphone atau komputer yang sama, saat kamu pakai untuk log in ke akun Google.
Dikutip dari Teachingforward, Kamis ini dia cara log out dari akun Google melalui website dan smartphone.
Mengeluarkan akun Google melalui website, caranya cukup sederhana. Pertama, buka akun Gmail melalui laman resmi, yaitu www.mail.google.com.
Lalu, scroll ke bagian bawah kotak masuk Gmail, hingga melihat tulisan “Detail Akun” yang dicetak kecil di bagian sudut kanan bawah layar.
Setelah itu, klik “Detail”. Di sana, kamu dapat melihat semua aktivitas yang dilakukan oleh akun Google milikmu. Untuk mengeluarkan akun Google, cukup klik “Sign out of All Web Sessions”, dan akun Google berhasil dikeluarkan.
Ada satu hal yang harus diperhatikan, bahwa mengaktifkan “Sign out of All Web Sessions” artinya akan mengeluarkan akun dari semua web yang pernah dikunjungi. Jadi, kamu harus menulis email serta sandi jika ingin mengaksesnya kembali.
Jika kamu pernah kehilangan smartphone, dan mengharuskan untuk keluar dari semua Google Apps, maka lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah, pergi ke pengaturan Google
Kalau sudah, di bawah tulisan “Sign-in & security” klik “Device activity & security events”.
Di sana, kamu akan menemukan sederetan aktivitas akun Google milikmu. Klik “Review Devices” untuk melihatnya lebih rinci.
Dari beragam daftar aktivitas yang muncul, cari perangkat yang ingin dihapus dari Google Apps, lalu klik nama perangkat dan “Remove” untuk mencabut akses pada perangkat.
Selain itu Google dilaporkan akan makin memudahkan pengguna Android untuk melakukan verifikasi dua langkah (two-step verification).
Jadi, pengguna Android Nougat dan versi ke atas dapat memakai tombol fisik di perangkatnya untuk melakukan verifikasi saat masuk akun Google.
Seperti ditulis laman Engadget,, fungsi ini dapat digunakan, saat pengguna Android ingin masuk ke akun Google dari peramban Chrome.
Dengan fitur ini, Google memungkinkan pengguna menekan tombol volume di perangkat Android miliknya untuk melakukan verifikasi proses log-in.
Namun sebelum memakainya, pengguna harus mengaktifkan fitur ini terlebih dulu. Fitur ini kompatibel dengan peramban Chrome di perangkat Chrome OS, macOS, dan Windows 10.
Setelah itu, pengguna harus memastikan bahwa perangkat yang menjalankan peramban Chrome sudah mendukung Bluetooth. Lalu, pengguna tinggal mengaktifkan two-step verification.
Nantinya, fitur ini akan bekerja untuk akun Google standar dan bisnis. Meski bukan satu-satunya metode baru, tapi cara ini jelas membantu pengguna untuk log-in lebih cepat di akun Google miliknya.
Sebelumnya, Google baru saja merilis laporan tahunan keamanan dan privasi dari platform-nya. Dalam laporan ini, perusahaan raksasa mesin pencari itu menyebut secara keseluruhan kesehatan ekosistem Android telah meningkat.
Meski meningkat, persentase unduhan aplikasi yang berpotensi berbahaya ternyata naik. Data menunjukkan, jumlah unduhan aplikasi itu naik .
Namun, Google menyebut jumlah aplikasi berpotensi berbahaya secara keseluruhan naik ini disebabkan fraud sekarang dimasukkan dalam PHA.
“Jika kami menyingkirkan jumlah klik fraud dari statistik ini, data menunjukkan PHA di Google Play turun dari tahun ke tahun,” tulis laporan seperti dikutip dari Engadget
Laporan itu juga menyebut, pemasangan PHA di perangkat Android sudah menurun.
Program Google Play Protect juga diklaim berhasil mencegah PHA yang berasal di luar Google Play. Namun, Google tidak mengungkap detail jumlah pemasangan PHA dari Google Play.
Perlu diingat, upaya Google untuk melindung ekosistem di Android memang tidak mudah. Oleh sebab itu, perusahaan merilis program Google Play Protect untuk memindai lebih dari 50 juta miliar aplikasi per hari.
Raksasa internet juga sempat melakukan sejumlah peningkatan kemampuan program Google Play Protect pada tahun lalu Ketika itu, Google meningkatkan kemampuan machine-learning dari sistem tersebut.
Terlepas dari hal itu, berdasarkan laporan yang dilakukan oleh perusahaan pengujian antivirus
Untuk membuktikan kemampuan antivirus tersebut, perusahaan mengujinya dengan memasukkan malware ke dalam perangkat untuk melihat apakah aplikasi dapat mendeteksi dan mengatasinya.
Dari aplikasi yang diuji dengan malware tersebut, hanya 80 yang mampu mendeteksi dan mengatasinya.
Namun demikian, aplikasi itu hanya dapat mendeteksi lebih dari 30 persen dari malware, yang berarti hal tersebut sedikit berhasil.
Perusahaan juga menemukan, beberapa aplikasi ini tidak mampu menandai malware. Alih-alih, aplikasi hanya mengandalkan informasi malware yang sudah terdaftar.
Ini berarti, beberapa malware hanya terdeteksi berbahaya jika namanya muncul di dalam daftar program berbahaya yang tersimpan di dalam aplikasi antivirus abal-abal tersebut.
Tak hanya itu, mereka juga menemukan fakta sejumlah aplikasi yang tidak berfungsi ini dibuat oleh programmer yang sama.