Laman situs “engadget,’ hari ini, 12 September, menulis bahwa Spotify tak lagi mendukung peramban Safari. Dan ini berarti pengguna Spotify tak lagi bisa mendengarkan musik kesayangannya melalui aplikasi itu
Seperti diketahui Spotify adalah merupakan salah satu aplikasi streaming musik terpopuler saat ini.
Salah satu yang membuatnya populer adalah ia tak hanya bisa diakses melalui aplikasi, tapi juga lewat peramban.
“Kini pengguna Spotify tak lagi bisa mendengarkan musik kesayangannya melalui Safari,”tulis “engadget.”.
Saat membuka Spotify di Safari, pengguna akan diminta menggunakan peramban lain atau aplikasi.
Perusahaan asal Swedia ini menyatakan hanya Chrome, Firefox, Opera, dan Edge, yang bisa memutar lagu-lagu di Spotify di versi peramban.
“Setelah pemutakhiran terbaru, Safari tak lagi mendukung untuk Web Player,” ujar perwakilan Spotify dalam sebuah forum seperti juga ditulisthe verge.
Pembaharuan sistem Spotify membuatnya tak lagi kompatibel dengan Safari. Ada dugaan hal itu terjadi akibat sebuah plug-in dari Spotify yang dibaca oleh macOS mengancam keamanan komputer.
Plug-in baru itu bernama Widevine Content Decryption Module. Untuk memutar lagu di versi peramban, diperlukan plug-in ini.
Sementara sistem di Safari tak bisa mentolerasi keberadaan plug-in itu. Dengan demikian Spotify tak bisa menjamin kelancaran streaming lagu di Safari.
Hilangnya Spotify di Safari ini disebut hanya sementara.
Namun perusahaan berlambang lingkaran dengan tiga garis melengkung di dalamnya ini belum memastikan apakah layanannya bisa dinikmati kembali di Safari.
Adapun layanan Spotify hingga kini bisa dinikmati di aplikasi mobile, aplikasi desktop, dan web player di peramban.
Dibanding aplikasi, opsi memutar musik di versi peramban bisa lebih menarik karena tak memakan banyak ruang memori seperti halnya di aplikasi.
Sementera itu berita terbaru lainnya mengabarkan bahwa penyanyi hebat Taylor Swift akhirnya “baikan” dengan Spotify.
Mulai hari ini, seluruh album penyanyi asal Amerika Serikat ini kembali bisa diakses di seluruh layanan streaming musik.
Musik Swift bahkan bisa diakses untuk pengguna berbayar maupun mereka yang menikmati layanan streaming musik itu secara gratis. Ini adalah sebuah perubahan yang sangat drastis.
Sebab, pada tiga tahun silam Taylor Swift bersikeras memboikot musiknya untuk dimainkan di Spotify.
Pasalnya, Swift geram karena royalti musiknya dibayar sangat kecil. Bahkan bisa tanpa bayaran sama sekali, jika dimainkan oleh pengguna tak berbayar di layanan streaming musik itu.
“Ini adalah opini saya. Bahwa musik seharusnya tidak gratis,” tuturnya seperti dikutip oleh The Wall Street Journal kala itu.
Ia menambahkan bahwa opininya tersebut didasarkan fakta bahwa pembajakan, berbagi file, dan telah menurunkan penjualan album secara drastis.
Padahal penyanyi papan atas seperti Taylor Swift bisa memperoleh pendapatan hingga US$ 6juta di layanan streaming. Hal ini diungkap oleh Chief Spotify, Daniel Ek, seperti dikutip oleh Engadget.
Namun, menurut Swift dirinya hanya menhasilkan kurang dari setengah juta dolar dalam 12 bulan di layanan streaming domestik.
Ketersediaan kembali musik Swift di berbagai layanan streaming ini, dikonfirmasi oleh cuitan manajemen penyanyi tersebut di Twitter.
Manajemen mengemukakan bahwa alasannya kembali ke layanan streaming, sebagai bentuk terima kasih kepada para penggemar.
Meski demikian, masih belum jelas alasan sebenarnya yang membuat Swift berubah pikiran. Bisa jadi ia menyadari ada potensi layanan streaming bisa mengubah pengguna menjadi basis penggemar baru.
Mereka juga bisa memberikan pernawaran-penawaran rahasia lewat layanan ini.
Setelah berseteru dengan Spotify, Swift juga sempat memprotes Apple. Saat itu Apple baru saja meluncurkan layanan streaming-nya, Apple Music.
Apple lalu memberikan masa percobaan agar pengguna bisa menyicip gratis layanan barunya itu selama tiga bulan.
Ternyata selama masa percobaan gratis itu, Apple tidak membayarkan royalti sama sekali kepada para artis dan produser. Hal inilah yang menjadi sumber protes Swift.
Protes Swift ini rupanya cukup memukul perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut. Sebab, setelah protes ini dilancarkan, Apple akhirnya mulai membayarkan royalti yang memang seharusnya dibayarkan.
Setelah Apple membayarkan royalti sesuai hak dari tiap artis dan produser tersebut, Swift melunak. Musiknya pun lantas hanya bisa diakses di Apple Music