Perang terhadap virus komputer tak pernah berhenti dengan “slogan” dan pola yang sama Dari tahun ke tahun, perang antara produk baru dengan dengan peretas juga semakin canggih dan saling berkejaran.
Antara peretas, yang semakin pintar dan vendor antivirus terus berlangsung dengan membuat penangkalnya.
Symantec Corp, salah satu perusahaan yang memproduksi penangkal virus, dalam rilis terbarunya, menganggap metode anti virus t sudah tidak revelan lagi dan mereka mencoba memerangi virus komputer dengan cara yang berbeda.
“Antivirus sudah tamat,” ujar Brian Dye, Senior Vice President Symantec. “Kami tak lagi melihat produk antivirus bisa menghasilkan uang saat ini,” imbuhnya seperti dikutip dari “The Wall Street Journal,” Rabu, 07 Mei 2014.
Produk antivirus memang ditujukan untuk menghindarkan komputer dari para peretas pembuat virus. Dulu, virus menyerang hanya lewat perangkat penyimpan atau jaringan lokal. Kini, virus makin pintar dan bisa menyerang komputer dari mana saja.
Tak cukup antivirus untuk mencegahnya. Karena itu, Symantec akan menciptakan cara baru memerangi virus.
Terhadap serangan virus di komputer, Symantec mengatakan bahwa pemilik, walau pun dengan sistem operasi uzur, tak perlu khawatir.
Mengapa?
Rupanya Symantec memiliki lini produk yang masih bisa dipakai untuk melindungi operasional komputer, walau pun dengan PC Windows XP. Produk itu namanya, Symantec Critical System Protection.
Symantec Critical System Protection bisa dipakai untuk meningkatkan keamanan sistem oleh pengguna, mislanya Windows XP yang oleh karena suatu sebab belum bisa beralih dari OS tersebut.
Sebagian orang memang masih belum melakukan upgrade. Kita cenderung tak mau mengubah sesuatu yang masih berjalan dengan baik. Di samping itu, ongkos untuk melakukan upgrade bisa sangat besar..
Bagaimana dengan keamanannya?
Symantec menjamin bahwa hacker kelas dunia pun tak mampu membobol komputer yang dilindungi oleh produk buatan perusahaannya itu.
Symantec pernah menggelar tantangan di konferensi hacker internasional Black Hat. Semua orang dipersilakan meretas sistem Windows yang tak ditambal patch apapun, tapi berada di bawah “payung” Critical System Protection.
Hasilnya, tak ada seorangpun yang berhasil..
Begitu amannya Critical System Protection, bank-bank di Singapura mengandalkan produk ini sebagai sarana pertahanan melawan ancaman cyber.
Di samping itu, Symantec akan membentuk tim khusus untuk membantu mengatasi tindak kejahatan cyber ini bagi pelanggan kelas bisnisnya. Dalam enam bulan ke depan, Symantec akan merilis peranti lunak yang bukan hanya bisa mendeteksi apa saja yang menjadi sasaran para peretas, namun juga alasannya.
Symantec telah membuat aplikasi antivirus sejak tahun 1980. Sejak saat itu, peretas juga telah menemukan berbagai cara untuk menerobos sistem keamanan jaringan.
Menurut Dye, produk antivirus saat ini hanya bisa mencegah empat p[uluh lima persen dari semua kemungkinan serangan yang bisa dilakukan oleh para peretas.
Kini, Symantec bukan hanya menjadi pembasmi virus komputer saja, namun juga mencari aktivitas-aktivitas mencurigakan yang terjadi akibat virus yang tidak terdeteksi.
“Jika konsumen beralih dari mencegah menjadi mendeteksi dan merespon, maka pendapatan kami juga akan datang dari software pencegahan dan respon,” ujar Dye.
Usaha yang dilakukan Symantec tersebut sebagai bentuk respon terhadap menurunnya pendapatan dari penjualan aplikasi antivirus. Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2014, pendapatan Symantec menurun 5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang keamanan cyber juga mulai menerapkan cara-cara baru memerangi virus dan malware. Seperti Juniper Networks Inc. yang membuat metode agar virus tersebut menyerang file yang dituju. Tentu saja file tersebut mengandung data tiruan palsu yang sengaja dipasang di firewall.