Setelah terhempas pada pembukaan perdagangan awal pekan kemarin, hari ini, Selasa, 02 Februari 2016, harga emas milik Antam atau PT Aneka Tambang Tbk, meliuk lagi sebesar Rp 1.000 per gram untuk melengkapi kejatuhannya sebesar Rp 3.000 per gram selama dua hari.
Tidak hanya harga jual, harga pembelian kembali atau dikenal dengan “buyback” emas Antam juga turun Rp 1.000 menjadi Rp 491 ribu per gram.
Harga pembelian kembali ini artinya jika Anda menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 491 ribu per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram dan hingga menjelang siangWIB, Selasa, 02 februari 2016, ukuran emas Antam masih tersedia.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.
Berlainan dengan harga domestik yang melorot, hari ini, Selasa, harga emas global di sesi Asia diperdagangkan naik dengan cukup signifikan.
Harga emas berjangka menguat bahkan mencatatkan level tertinggi dalam tiga bulan.
Hal itu seiring harga minyak dan bursa saham Amerika Serika melemah sehingga mendorong aksi beli emas sebagai investasi relatif aman.
Harga emas untuk pengiriman April naik satu persen per ounce. Harga emas tersebut tertinggi sejak 2 November 2015. Sepanjang Januari, harga emas sudah naik lima koma tiga
“Kekuatas emas didasarkan dari kebijakan moneter bank sentral untuk mencetak uang,” ujar Pendiri Altavest Michael Armbruster seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa.
“Dengan sentimen mata uang melemah membuat emas jadi tempat investasi aman. Ini sentimen positif untuk emas. Dalam jangka panjang ada kekuatan untuk harga emas kembali perkasa,” kata Armbuster.
Sementara itu, Jim Wyckoff, Analis Kitco menilai, harga emas menguat secara teknikal didukung aksi beli. Penguatan harga emas juga ditopang dari bursa saham AS melemah melemah.
“Secara teknis, harga emas berjangka untuk April dalam tren menguat. Angka kenaikan harga emas selanjutnya di US$ 1.150,” kata dia.
Pada pekan ini, pelaku pasar juga akan fokus terhadap laporan data tenaga kerja AS.
Kenaikan harga emas baru-baru ini dikarenakan kebijakan moneter yang mudah akan kembali dilakukan dan membuat pasar mencari arah kebijakan lebih lanjut.
Harga emas melonjak pada hari Senin ke level tertinggi tiga bulan karena investor mencerna data manufaktur Cina dan AS yang melemah sehingga memperkuat sentimen dovish untuk kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.
Pada sesi sebelumnya, Cina mengumumkan bahwa aktivitas pabrik pada bulan Januari anjlok ke level terendah tiga tahun dan memperburuk kekhawatiran perlambatan pertumbuhan di Negara ekonomi terbesar kedua di dunia.
Bulan lalu, Indeks China Purchasing Manager turun ke level terendah sejak tahun 2012 dan merupakan bulan keenam berturut-turut indeks telah berkontraksi.
Investor juga terus bereaksi terhadap gerakan tak terduga dari Bank of Japan yang menurunkan suku bunga ke wilayah negatif.
Keputusan yang mengejutkan telah dilakukan oleh dua dari tiga bank sentral terbesar di dunia yang menawarkan suku bunga negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Langkah-langkah pelonggaran moneter diperkirakan akan membantu melemahkan dolar.
Sebelum keputusan suku bunga minggu lalu dari the Fed, bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebanyak empat kali pada tahun ini, yang merupakan siklus pengetatan pertama dalam hampir satu dekade.
Kenaikan suku bunga pada tahun 2016 secara umum dipandang sebagai tekanan bearish untuk emas karena bersaing dengan investasi yang memberikan keuntungan.
Pertanyaannya sekarang, ketika Negara Negara global melakukan kebijakan moneter uang mudah, apakah the Fed akan menaikkan suku bunga ?