Site icon nuga.co

Emas Global Terjungkal di Akhir Pekan

Harga emas, kini, memasuki pekan yang suram bersamaan dengan terjungkalnya kembali komoditi logam mulia ini di pasar global sebagai lanjutan dari kejatuhan harga yang amat merisaukan.

Dalam perdagangan akhir pekan, Jumat waktu New York atau Sabtu pagi WIB, 24 Oktober 2015, harga emas benar-benar tergelincir ke level paling rendah dalam dua pekan terakhir

Investor melepaskan asetnya sebagai respon penguatan dolar dan data manufaktur AS yang optimis.

Emas yang paling aktif diperdagangkan, yakni untuk pengiriman Desember jatuh tipis dan bertengger di level US$ 1.162,80 per ounce pada perdagngan di New York Mercantile Exchange.

Harga ini dinilai paling rendah sejakt 09 Oktober lalu

Dikutip dari Wall Street Journal, Sabtu pagi WIB, 24 Oktober 2015, emas sudah menikmati masa-masa di harga yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, kala investor melanjutkan untuk menghitung kembali perkiraan mereka terkait kebijakan moneter AS.

Data ekonomi terbaru yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang melambat dan inflasi rendah diharapkan bisa membuat bank sentral the Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga hingga 2016 nanti, memberikan emas jeda yang dibutuhkan.

Namun pejabat The Fed memberi sinyal kesiapan mereka untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir 2015.

Pada Jumat, Markit US flash manufaktur indek naik ke level lima puluh empat

Data yang optimis tersebut mendukung argumen untuk kebijakan moneter lebih ketat dan menjaga harga emas, sehingga kurang menarik dibanding obligasi keuangan selama periode suku bunga yang lebih tinggi.

Dibanding dengan sehari sebelumnya, Jumat, 23 Oktober 2015, harga emas memang tak banyak berubah
Langkah Bank Sentral Eropa yang tak mengubah suku bunga tak banyak memberikan sentimen kepada harga emas.

“Kami pikir harga emas akan terus stabil hingga Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan data manufaktur,” jelas Analis ICBC Standard Bank, Tom Kendall.

Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bahwa mereka akan terus menjaga stimulus yang diberikan sejak beberapa periode lalu.

Ia juga memberikan sinyal bahwa kemungkinan besar Bank Sentral Eropa akan menambah stimulus ke depannya.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas terjatuh karena penguatan dolar Amerika Serikat sehingga mendorong para investor untuk menjalankan aksi ambil untung.

Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa kecil kemungkinan besar The Fed untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Mereka melihat bahwa Bank Sentral AS akan menahan aksi pengetatan kebijakan moneter yang telah direncanakan sejak akhir tahun lalu itu.

Dengan ekspektasi tersebut, imbal hasil obligasi akan tetap berada di level rendah sehingga para investor lebih memilih untuk meletakkan investasinya di logam mulia karena keuntungan yang didapat bisa lebih besar.

“Namun karena nilai tukar dolar AS kembali menguat kemudian beberapa investor menggunakan kesempatan untuk mengambil untung sehingga harga emas mengalami penurunan,” jelas broker RJO Futures, Bob Haberkorn.

Exit mobile version