Harga emas global dan lokal terus bergerak tipis selama dua hari terakhir untuk bisa kembali pada posisi tawarnya yang kuat usai ambruk selama dua pekan terakhir oleh penguatan dollar dan isu kenaikan suku The Fed di Desember mendatang.
Hari ini, harga emas lokal yang dikendalikan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, kembali bergerak tipis dengan kenaikan Rp 1.000 per gram dan berada di posisi Rp 591.000 per gram.
Harga ini masih jauh dari harga terbaiknya.
Demikian juga harga pembelian kembali atau buyback naik Rp 1.000 menjadi Rp 515 ribu per gram.
Artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki, maka Antam akan membayar Rp 515 ribu per gram.
Harga jual dan pembelian kembali ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan harga di butik emas logam mulia lainnya bisa berbeda.
Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Menjelang siang WIB, selasa, sebagian ukuran emas Antam tidak tersedia. Ukuran emas Antam yang tidak tersedia antara lain ukuran 2 gram, 3 gram, 5 gram, 25 gram, 50 gram, dan 250 gra
Di pasar global, harga emas naik setelah mengalami pelemahan selama tiga minggu, terpicu melemahnya dolar AS dari posisi tertingginya yang sempat membuat harga emas meredup selama berlangsungnya pemilihan presiden Amerika Serikat.
Melansir laman Wall Street Journal, Selasa pagi WIB, harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik satu koma satu persen di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Adapun WSJ Dollar Index baru-baru ini turun
Emas jatuh ke level terendah sejak Februari pada pekan lalu, terbebani dolar dan euforia kebangkitan pasar saham yang telah melemahkan daya tarik logam mulia ini.
“Dolar kini melemah. Sudah cukup bagi orang untuk melompat dan mencari beberapa penawaran,” kata Peter Hug, Direktur Perdagangan Global pada Kitco Metals.
Harga emas juga harus mengalah seiring ekspektasi tentang kenaikan suku bunga acu an AS pada Desember. Memang, tarif yang lebih tinggi cenderung mendukung dolar dan membebani emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
“Saya pikir kami telah mencapai puncak bearish emas, atau kami sangat dekat dengan puncaknya,” kata Nitesh Shah, Ahli Komoditas Strategi ETF Securities di London.
Shah mengatakan emas mungkin memasuki tahap pemulihan setelah berlangsungnya pertemuan Federal Reserve pada Desember.
Analis Deutsche Bank juga mengatakan emas bisa mendapatkan dorongan pasca pertemuan The Fed.
“Sejarah mengajarkan kita bahwa emas dapat reli setelah Fed menaikkan suku bunga. Sejak tahun empat puluh tahun silam, dalam lima kasus dari delapan, harga emas reli usai tarif Fed naik,” tulis mereka dalam sebuah catatan kepada klien.
Logam mulia juga mendapatkan beberapa dukungan dari Cina, yang bersaing dengan India untuk menjadi konsumen emas terkemuka di dunia, menurut Commerzbank.
Spekulasi bahwa pemerintah membatasi impor emas mendorong harga di Cina, tulis analis Commerzbank.
Harga emas memang menguat di awal sesi Asia pada hari Senin kemarin dan berlanjut di Selasa pagi ini karena investor mempunyai kesempatan untuk beli.
Emas berusaha melakukan pergerakan rebound bullish pada perdagangan sesi Asia di hari Senin, meskipun penjualan tanpa henti terjadi di bursa ETF emas
Emas masih sempat turun lebih sepuluh persen atau sebanyak USD 140 per troy ounce .
Emas masuk ke dalam fase bearish ketika spekulasi Amerika Serikatmenambah stimulus fiskal, termasuk program belanja infrastruktur untuk membuat ekspansi pada perekonomian AS dan akhirnya dolar AS menguat.
Harga minyak jatuh pada di awal pekan ini di tengah kekhawatiran bahwa negara produsen mungkin tidak setuju pada kesepakatan untuk memangkas produksi, sehingga menekan pergerakan saham berjangka AS dan bursa saham Asia.
Harga premi emas di Cina melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun pada minggu terakhir November di tengah kekhawatiran atas kekurangan pasokan karena pedagang ritel emas dibatasi izin impor.
Minggu ini laporan nonfarm payrolls AS untuk bulan November akan dirilis pada hari Jumat.
Data pertumbuhan ekonomi dan manufaktur AS juga akan memberikan indikasi segar pada kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember.
Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi akan memberikan testimoni tentang prospek ECB pada perkembangan ekonomi dan moneter dan konsekuensi dari Brexit kepada Komite Ekonomi di Parlemen Eropa.